1 Oktober 2017: Penembakan di Konser Musik Las Vegas Tewaskan 58 Orang, 515 Lainnya Terluka
thedesignweb.co.id, Las Vegas – Penembakan yang terjadi di sebuah festival musik di Las Vegas, Amerika Serikat (AS), pada 1 Oktober 2017 menewaskan 58 orang, dan 515 lainnya luka-luka.
Berbicara kepada ABC, Selasa (1/10/2024), polisi mengidentifikasi pelaku sebagai pria bernama Stephen Craig Paddock yang melepaskan tembakan di sebuah konser dengan 22.000 tamu dari kamar hotelnya di lantai 32 Mandalay Bay Hotel and Casino. yang letaknya dekat dengan taman bermain.
Polisi mengatakan insiden tersebut merupakan salah satu penembakan massal terburuk dalam sejarah AS, melampaui pembantaian tahun lalu yang menewaskan 49 orang di sebuah klub malam di Orlando.
Sementara itu, Sheriff County Joseph Lombardo mengatakan Paddock, seorang warga Nevada, ditemukan tewas di kamar hotelnya setelah petugas bersenjata mulai mencari senjata di hotel tersebut.
Dia diduga bunuh diri dan memiliki lebih dari 10 senjata.
Organisasi teroris “Negara Islam” menerima tanggung jawab atas serangan itu melalui kelompok propagandanya di Amaq, dan mengatakan bahwa penembaknya “masuk Islam beberapa bulan lalu.”
Namun polisi mengatakan Paddock tidak memiliki hubungan dengan kelompok militan.
Dua pejabat pemerintah AS juga meragukan pertanyaan tersebut, dengan mengatakan bahwa nama Paddock tidak ada dalam database tersangka teroris mana pun.
“Ada alasan untuk percaya bahwa Paddock mempunyai sejarah masalah kesehatan mental,” kata seorang pejabat.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan para aktor melarikan diri dari pesta setelah sekian lama syuting. Beberapa orang kemudian melaporkan bertanya-tanya apa penyebab kembang api tersebut.
Penyanyi country Jason Aldean muncul di akhir karirnya ketika dia berhenti bernyanyi setelah tembakan dilepaskan.
Sheriff Lombardo mengatakan penembak bertindak sendirian, namun polisi telah melakukan pencarian terhadap seorang wanita bernama Marilou Danley, yang mereka yakini adalah pacar Paddock.
Namun Sheriff Lombardo mengatakan dia diyakini tidak ada hubungannya dengan penembakan itu dan Paddock menggunakan beberapa dokumen identitas Danley.
Kakak laki-laki pelaku penembakan, Eric Paddock, mengatakan keluarganya terkejut mendengar kabar keterlibatan kakaknya.
“Kami tidak tahu. Kami takut. Kami bingung dan turut berduka cita kepada para korban,” ujarnya.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengutuk penembakan itu sebagai “tindakan penistaan” dan mengatakan bahwa negaranya “bersatu dalam kesedihan, keterkejutan dan kesedihan”.
Saat itu, Trump mengatakan negaranya akan bersatu menghadapi tindakan kekerasan baru yang tidak diketahui ini.
“Persatuan kita tidak bisa dihancurkan oleh kejahatan, ikatan kita tidak bisa dihancurkan oleh kekerasan,” ujarnya.
“Cinta kamilah yang mendefinisikan kami saat ini.”