Regional

10 Korban Meninggal, 2 Dalam Pencarian Bencana di Sukabumi BNPB: Prediksi Hujan Deras Masih Terjadi

Liputan6.com, Sukabumi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengklarifikasi efektivitas penanggulangan bencana di Kabupaten Sukabumi selama tujuh hari masa tanggap bencana yang ditentukan. 

Pada Minggu (12/8/2024), memasuki hari keempat tanggap bencana, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, sekitar 10 orang ditemukan tewas akibat banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah. Sementara tim gabungan masih mencari dua orang. 

“Keduanya akan kita cari selama 3 hari ke depan, walaupun pihak keluarga dan ahli warisnya ikhlas, tapi sebagai pejabat kita akan mencarinya maksimal 1 minggu 24 jam. “Kami mohon doanya agar kedua korban yang hilang dapat ditemukan,” kata Suharyanto di Pendopo Sukabumi, Minggu (12 Agustus 2024).

Terkait kondisi cuaca, tambahnya, meski sudah beberapa hari tidak turun hujan, BMKG memperkirakan hujan deras akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Namun setelah tanggal 9 Desember, Kabupaten Sukabumi dan Cianjur akan mengalami curah hujan yang cukup deras sehingga dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, ”ujarnya.

Jalan-jalan yang terputus di beberapa tempat akibat banjir dan tanah longsor juga kini bisa dilalui. Meski ada beberapa ruas jalan yang tidak mungkin dilalui kendaraan roda empat. Meski demikian, pihaknya memastikan distribusi logistik dilakukan secara bertahap di lokasi-lokasi terpencil. 

“Sampai saat ini, ada sekitar 3.156 KK yang mengungsi. “Tentunya data-data tersebut akan terus berubah sesuai dengan hasil pendataan yang dilakukan di lapangan,” jelasnya. 

Pasokan bahan bakar minyak (BMF) kepada masyarakat yang terkena dampak juga disertakan, meskipun tidak merata. Dari sisi pasokan listrik, Suharyanto mengatakan beberapa wilayah yang terkena dampak banjir dan longsor masih belum mendapatkan aliran listrik karena alasan keamanan.

Sebagai informasi, gudang logistik untuk Kabupaten Sukabumi dan Cianjur cukup banyak, meski di Cianjur para pengungsi sudah kembali ke rumahnya dan banjir sudah surut, jelasnya.  

 

 

BNPB melaporkan 428 rumah rusak berat, 230 rumah rusak sedang, dan 602 rumah rusak ringan. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah karena penilaian dilakukan di lokasi-lokasi yang belum dapat diakses atau mengalami kendala jaringan internet. 

Setelah data kategori kerusakan rumah selesai, maka akan diteruskan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Perumahan Rakyat dan Pertanahan (PKP) untuk mendapatkan bantuan berupa manfaat renovasi.

“Untuk korban luka sedang mendapat insentif sebesar Rp 30 juta, untuk korban luka ringan mendapat insentif sebesar Rp 15 juta. “Bagi yang tidak memenuhi kriteria seperti terendam kedalaman 1 meter, ubin jatuh, jendela pecah, tidak termasuk dalam kriteria rusak ringan, akan mendapat bantuan dana baik dari BNPB maupun pemerintah provinsi dan kabupaten. “, jelasnya. 

Selain itu, rumah yang rusak berat akan dikelola melalui tiga mekanisme, yaitu relokasi mandiri, relokasi terpusat, dan tidak ada relokasi atau kelanjutan pembangunan rumah sehingga masyarakat terdampak mendapatkan satu rumah yang layak.

“Ini yang bergerak, bergerak sendiri, yang rusak berat, tidak bergerak saat proses pendataan. “Memang butuh waktu, tapi kami melakukannya setiap saat,” jelasnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *