DESIGN WEB 10 Tipe Teman yang Harus Di-Cut Off Demi Kesehatan Mental dan Hidup Bebas Drama
thedesignweb.co.id, Jakarta – Memiliki teman yang baik dan suportif adalah kunci kebahagiaan hidup. Namun tidak jarang kita mempunyai teman yang memberikan pengaruh negatif dan menguras energi kita.
Menurut psikoterapis Liliana Morales, dilansir dari Bustle, persahabatan yang sehat seharusnya terasa seperti ruang aman di mana Anda bisa menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi.
“Jika Anda merasa tidak nyaman, tidak bahagia, atau stres saat berada di dekat seseorang, mungkin ini saatnya memikirkan apa yang menyebabkan perasaan tersebut,” kata Morales.
Jika Anda merasa tidak nyaman, tidak bahagia, atau stres saat berada di dekat seseorang, mungkin ini saatnya memikirkan apa yang menyebabkan perasaan tersebut. Terkadang persahabatan bisa memudar karena Anda dan teman Anda berada di tempat yang berbeda dalam hidup.
Di lain waktu, ada tanda-tanda ketakutan yang menunjukkan bahwa persahabatan itu berbahaya, tidak sopan, dan beracun.
Penting untuk mengetahui tipe teman apa yang harus dihilangkan, terutama jika Anda telah mencoba berkomunikasi dan meningkatkan hubungan tanpa hasil.
Berikut 10 tipe teman yang sebaiknya Anda putuskan untuk hidup damai. 1. Gas dalam persahabatan
Pernahkah Anda merasa harus disalahkan atas semua masalah persahabatan Anda? Teman yang terus-menerus menyalahkan Anda, meragukan perasaan Anda, dan memanipulasi situasi adalah contoh dari gaslighting. Perhatikan tindakannya, bukan perkataannya.
Jika mereka memperlakukan Anda dengan buruk dan menuduh Anda terlalu sensitif ketika Anda disakiti, perhatikan pola ini. Jika dia sering melakukan hal ini dan selalu menyalahkan Anda, mungkin ini saatnya mengakhiri persahabatan beracun ini.
Teman yang menghormati batasan adalah kunci hubungan yang sehat. Jika teman Anda tetap menelepon Anda hingga larut malam meskipun Anda mengatakan ingin tidur, mungkin dia tidak menghormati batasan. Dalam situasi seperti ini, penting untuk berkomunikasi dengan jelas dan menjaga batasan.
Bersikap terbuka tentang kebutuhan dan batasan Anda bisa jadi menakutkan, namun komunikasi yang baik sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat.
Seperti yang dikatakan Morales, “Menetapkan batasan sejak dini dalam sebuah persahabatan dapat membuat perbedaan besar dalam membangun hubungan yang berkualitas dan sehat dengan seseorang. Bersikap terbuka dan jujur tentang siapa diri Anda dan apa batasan Anda memerlukan kerentanan, namun ini adalah cara yang sehat untuk terhubung dengan mereka. Orang lain lebih berharga.” 3. Teman yang tidak pernah melakukan kontak pertama
Pernahkah Anda merasa selalu mengajak bertemu dan berusaha mengobrol dengan teman-teman, tetapi jarang mendapat respons yang tepat? Teman-teman yang jarang membalas pesan dan selalu punya alasan untuk terlambat atau pulang lebih awal mungkin perlu memikirkan kembali persahabatannya.
Persahabatan yang sehat membutuhkan komunikasi dua arah yang baik, dan jika Anda merasa selalu berusaha menyendiri, mungkin inilah saatnya mencari teman yang menghargai waktu dan usaha Anda.
Ada kalanya Anda akan bertemu teman yang tidak menghargai waktu dan komitmen Anda. Teman tipe ini sering kali terlambat bicara, membatalkan rencana di menit-menit terakhir, atau membuat Anda menunggu tanpa rasa tenang.
Meskipun Anda memahami bahwa terkadang hambatan yang tidak terduga muncul, mengulangi perilaku seperti ini berulang kali dapat membuat Anda frustasi dan menguras energi Anda. Anda berhak menetapkan standar tinggi dan melindungi kesehatan mental Anda dari teman-teman yang tidak menghargai waktu dan komitmen Anda. 5. Teman yang suka direndahkan
Teman justru memarahi kita saat kita melakukan kesalahan. Namun, ada perbedaan besar antara kritik yang membangun dan kritik yang menghina. Nasihat yang baik, meskipun sulit diterima, akan bersifat jujur dan membangun.
Sebaliknya, teman yang menolak hanya menghakimi mimpimu dan menghancurkannya. Apresiasi yang nyata memang penting, tapi bila diliputi komentar negatif seperti “Ah, kenapa kamu melakukan itu?” Sekaranglah waktunya untuk mencari dukungan yang lebih positif dan konstruktif.
Pernahkah Anda memiliki teman yang hanya muncul ketika dia membutuhkan sesuatu? Mereka mungkin membutuhkan teman perjalanan, tempat tinggal, atau bantuan.
Namun, mereka jarang ada saat Anda membutuhkannya. Jika Anda merasa dimanfaatkan dan hubungan tidak seimbang, pertimbangkan untuk mengevaluasi kembali persahabatan tersebut. Apakah Anda benar-benar membutuhkan orang-orang yang hanya ada saat Anda membutuhkannya dalam hidup Anda? 7. Teman yang tidak suportif
Memang benar bahwa Anda mengendalikan emosi Anda sendiri dan tidak ada seorang pun yang dapat membuat Anda merasa rendah diri tanpa persetujuan Anda sendiri. Namun, terkadang orang lain bisa bersikap kasar.
Misalnya, jika mereka mendapat promosi dan Anda senang, hal itu tetap mengingatkan Anda bahwa Anda sendiri tidak mencapai hal yang sama. Namun, sang teman merayakan kesuksesannya dengan meremehkan Anda, terus-menerus menunjukkan (atau bahkan secara langsung menyatakan) bahwa dialah orang paling cerdas dan sukses dalam persahabatan tersebut. Perilaku seperti itu dapat menyakiti Anda dan membuat Anda merasa rendah diri.
Menurut Morales, ada beberapa tanda yang menandakan Anda sebaiknya putus dengan pacar. Pertama-tama, perhatikan apakah Anda diabaikan, diabaikan atau dikritik saat Anda bersama mereka. Apakah Anda merasakan energi negatif di sekitar mereka? Atau apakah Anda merasa perlu berhati-hati dalam bertindak untuk menghindari konflik?
Kedua, perhatikan bagaimana mereka merespons batasan dan kebutuhan Anda. Apakah hal tersebut membuat Anda merasa bersalah saat ingin menetapkan batasan atau mengomunikasikan kebutuhan Anda? Misalnya, mereka mungkin berkata, “Aku ingin mengundangmu ke pesta ulang tahunku, tapi aku tahu kamu akan selalu bosan.”
Jika Anda merasakan tanda-tanda ini, pertimbangkan untuk putus dengan teman ini. Penting untuk menjaga kesehatan mental Anda dan menjalani kehidupan yang bebas drama.
Saat Anda merasa tidak nyaman di suatu acara, teman yang baik akan memberikan dukungan, bukan menyalahkan. Mendengar “Kamu Merusak Malam Semua Orang” saat Anda panik hanya akan memperburuk keadaan. Di sisi lain, kalimat seperti “Kamu hebat dengan apa yang kamu lakukan dan semuanya akan baik-baik saja” lebih meyakinkan dan membantu.
Jika teman Anda terus-menerus menolak untuk memahami situasi Anda, mungkin inilah saatnya mencari teman baru yang lebih suportif dan pengertian. Sahabat yang baik adalah mereka yang selalu melihat dan memahamimu, apapun keadaanmu. 10. Teman yang egois
Pernahkah Anda memiliki teman yang selalu memonopoli pembicaraan dengan cerita tentang dirinya tanpa menunjukkan ketertarikan pada hidup Anda? Anda ingin mendengar cerita mereka, namun Anda juga ingin memberi mereka ruang untuk berbagi. Persahabatan harus saling menguntungkan bukan?
Jika Anda sudah mencoba menjelaskan perlunya perhatian yang sama dalam hubungan ini dan dia tidak menunjukkan perubahan apa pun (bahkan setelah meminta maaf dan berjanji untuk berubah), mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan kembali persahabatan tersebut. Perilaku seperti ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak menghargai kebutuhan emosional Anda.