12 Daerah di Kabupaten Sukabumi Terjadi Gerakan Tanah, Simak Penjelasan Badan Geologi
thedesignweb.co.id, Bandung – Sebanyak 12 wilayah di wilayah Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) mengalami longsor akibat tingginya hujan yang turun sebelumnya.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, selain curah hujan yang tinggi, pemicu pergerakan tanah lainnya adalah kemiringan lereng gunung yang curam.
Jenis pergerakan tanah diperkirakan berupa tanah longsor atau longsor rotasi dan translasi. Beberapa pergerakan tanah yang lambat menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah dan infrastruktur, khususnya jalan, jelas Wafid, ditulis di Bandung, Minggu (12/08/2024).
Wafid mengatakan, faktor lain yang mendukung terjadinya pergerakan tanah di beberapa wilayah di wilayah Sukabumi, yaitu batuan berupa lempung, napal, dan lanau, kemungkinan besar mengendalikan pergerakan tanah rotasi lambat (creep).
Sementara itu, pergerakan tanah yang cepat dikendalikan oleh produk pelapukan vulkanik. Sedangkan bahan pembuat lereng bersifat aksial dan mudah menyerap air pada bagian atas, sedangkan pada bagian bawah menurut analisis kemungkinan besar berupa batuan lempung yang bersifat plastis dan mudah longsor.
Mengingat wilayah tersebut masih sangat rawan longsor dan curah hujan masih tinggi, maka sebagai langkah antisipasi terhadap potensi terjadinya bencana longsor susulan, disarankan agar masyarakat berhati-hati dan tidak berkumpul di lokasi bencana longsor karena masih dimungkinkan terjadinya bencana longsor. menyebabkan longsor susulan,” kata Wafid.
Wafid mengingatkan masyarakat terdampak bencana untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Rumah-rumah yang rusak parah dan longsor harus dievakuasi saat ini.
Selain itu, masyarakat diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengenali tanda-tanda terjadinya tanah longsor seperti sumber awan, terjadinya kebocoran yang disertai semburan lumpur, dan memantau perkembangan retakan di puncak lereng.
“Pembangunan perumahan tidak boleh dilakukan di bawah tanah longsor atau di sekitar tebing terjal atau terjal,” kata Wafid.
Wafid menegaskan, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, seperti menebang lereng yang tidak mematuhi kaidah teknik geologi, dan tidak hati-hati menebang pohon-pohon besar.
Jika muncul retakan di sekitar lereng, Wafid meminta agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi infiltrasi air ke dalam tanah dan mengarahkan aliran air menjauhi retakan tersebut.
“Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami pergerakan bumi. Masyarakat harus selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” kata Wafid.
Lihat video unggulan ini:
Wafid menjelaskan morfologi (kondisi) daerah bencana pada lereng perbukitan dengan kemiringan agak curam hingga sangat curam.
Lokasi bencana tanah longsor yang meluas terletak di wilayah Sukabumi pada ketinggian 100-800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Berdasarkan peta geologi Provinsi Sukabumi Jawa (Sudjatmiko, 1992), banyak muncul daerah bencana di Formasi Jampang berupa breksi berbagai material, tufa terisolasi lava, batupasir, batulanau, dan batulempung, kata Wafid.
Tidak hanya dipengaruhi oleh Formasi Jampang, daerah bencana juga terdapat Formasi Beser berupa breksi vulkanik andesitik, breksi lava, tufa, tufa tufa dengan sisipan batupasir tufan, serpih tufan dan konglomerat.
Selain itu terdapat Formasi Nyalindung yang berupa batupasir glaukonitik berkapur kehijauan, batulempung, napal, napal berpasir, konglomerat, breksi dan batugamping, napal tufty.
Formasi Cimandiri terdiri atas batupasir, batupasir tufan berselang-seling dengan konglomerat, batulempung, batugamping, tufa daktat, dan batu apung yang mengandung inklusi batubara atau sisa tumbuhan serta breksi vulkanik, kata Wafid.
Berdasarkan peta potensi longsor di Provinsi Sukabumi, Provinsi Jawa Barat bulan Desember 2024 (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-PVMBG), sebagian besar wilayah bencana berada pada zona kerawanan longsor sedang-tinggi. Artinya, kawasan tersebut berpotensi terjadi pergerakan tanah, apalagi jika curah hujan lebih tinggi dari biasanya.
Sedangkan berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Kabupaten Sukabumi (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), sebagian besar wilayah bencana masuk dalam kategori kerentanan gerakan tanah sedang-tinggi.
“Daerah ini sering terjadi longsor, terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, lereng curam, tebing jalan atau jika lerengnya terganggu. Longsor baru dan lama bisa aktif kembali karena curah hujan yang tinggi dan erosi yang parah,” kata Wafid.
Rincian wilayah yang pernah terjadi pergerakan tanah antara lain:
1. Desa Cisaat RT. 1/2, Desa Sangrawyang, Kecamatan Simpenan
2. Kota Cimapag, RT. 4/4, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok
3. Desa Cikawung RT. 1/3, Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak4. Desa Cileutik RT. 1/4, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten
5. Desa Sawahbera RT. 10/8, Desa Loji, Kecamatan Simpenan
6. Desa Babadan RT. 30/2, mis. Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu
7. Desa Nyomplong RT. 2/3, Desa Hegarmamah, Kecamatan Warungkiara
8. Desa Ciaul II RT. 14/4, Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong
9. Desa Cohonje RT. 1/6, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar
10. Desa Lingaresmi RT. 3/6, Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung
11. Desa Cikarang Tawang, RT. 1/5, Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung
12. Desa Gunung Baen RT 17/ RW 6 Desa Karangjaya Kecamatan Gegerbitung
Akibat bencana tanah longsor di Provinsi Sukabumi, Provinsi Jawa Barat akibat hujan dengan intensitas tinggi yang turun selama lebih dari 24 jam, sejak Selasa (12/03/2024), kerusakan terjadi di 7 tempat. Berikut daftarnya:
1. Cohonje RT. 1/6, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, 46 anggota keluarga, 93 jiwa dan beberapa rumah tertimbun.
2. Sawahber RT. 8/10, Desa Loji, Kecamatan Simpena, 1 rumah tertimbun longsor dan 1 orang meninggal dunia
3.Cikawung RT. 1/3, Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak, 1 rumah rusak akibat longsor
4. Nymplong RT. 2/3, Desa Hegarmamah, Kecamatan Warungkiara, 1 rumah tertimbun longsor.
5. Sagaranten, Nyalindung, Bantargadung, jalan ambruk dan longsor membuat tidak bisa dilalui dan akses jalan nasional terputus
6. Longsor di Pelabuhan Tikus menyebabkan akses jalan terganggu
7. Gunung Baen RT 17/ RW 6 Desa Karangjaya Kecamatan Gegerbitung, 1 orang tewas dan 4 rumah rusak.