Saham

2 Tahun Eksis, Segini Rata-rata Nilai Transaksi Waran Terstruktur

Liputan6.com, Jakarta – Perkembangan garansi produk berkembang pesat. Sejak diluncurkan pada 19 September 2022, produk ini telah berkembang baik baik dalam periklanan maupun perdagangan harian di pasar sekunder.

Hingga 17 September 2024, telah terdaftar 475 seri waran dari 5 pemegang saham dengan harga rata-rata Rp 2,5 miliar per hari pada 17 September 2024.

Direktur Pemasaran dan Kebijakan Keanggotaan BEI Irvan Suzandi mengatakan BEI akan terus melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan ekosistem keamanan. Pengembangannya juga didasarkan pada perbedaan produk, likuiditas, mekanisme perdagangan serta edukasi dan penjelasan kualitas model penjaminan produk.

Antara lain Bursa telah melakukan penyesuaian terhadap penolakan otomatis kriteria penerimaan dan nilai maksimum dengan menyajikan daftar saham dasar kriteria penerimaan.

Dalam rangka memperingati 2 tahun lahirnya waran, BEI bekerja sama dengan RHB Sekuritas Indonesia (DR) kembali menjadi tuan rumah Hari Waran Terstruktur Indonesia (HWTI) pada tahun 2024.

Penyelenggaraan acara HWTI 2024 merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi produk-produk potensial dalam rangka meningkatkan kesadaran investor dan pengusaha tentang sumber bukti serta produk keadilan lainnya.

RHB Sekuritas Indonesia sendiri merupakan yang pertama mengeluarkan izin di bursa. Dalam perkembangannya, investor hanya dapat mengambil Call for jobs dalam perizinan 2 tahun terakhir, dalam jangka pendek RHB Sekuritas Indonesia memberikan jaminan standar yang dapat segera diselesaikan call for contract.

Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, Indonesia Business Development (BEI) menargetkan sektor manufaktur mampu menghasilkan 1 persen Nilai Rata-Rata Harian (RNTH). Sebab, portofolio merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dicari investor.

Sebenarnya garansi produk ini baru akan dirilis pada tahun 2022. Namun BEI memastikan perubahan harian masih jauh dari sasaran.

Meski demikian, Pj Kepala Pengembangan Bisnis Structured Product BEI Pradapanynisih optimistis model bisnis tersebut ke depan akan semakin meningkat. Pasalnya, BEI terus melakukan serangan dalam hal presentasi dan edukasi untuk menjangkau investor yang cocok dengan produk ini. 

“Dibandingkan RNTH sebesar Rp 10 triliun per hari, masih sangat jauh dari target 1 persen,” ujarnya, Kamis (9/11/2023) sepengetahuan Jurnalis Pasar Modal secara virtual. 

Selain itu, Kepala Pengembangan Pasar Derivatif di BEI Pier Ridge senang target 1 persen akan tercapai jika melihat situasi di mana pasar anak-anak lebih fokus pada produk tersebut. 

 

“Kalau dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura, mereka sudah lama punya rekor, perdagangannya 6 persen dari bisnisnya. Kalau Investor tahu lebih banyak, kita tahu pasti kita bisa bersaing dengan tetangga kita,” kata Rekan. . 

Selain itu, saat ini terdapat tiga bursa anggota (EB) yang menerbitkan izin. Salah satu AB ini akan menjadi penerbit akhir tahun ini. 

Di kalangan investor, jumlah investor di barang bukti masih sedikit, masih ribuan. Ke depan, BEI berharap dapat memiliki lebih dari 10.000 pedagang berizin. 

Menurut Pradapaningsih, izin investor sebaiknya berusia 30-an dan 40-an, jika sadar risiko, memiliki pendapatan stabil, dan berwirausaha di pasar cetak investasi. 

Terkait hal tersebut, BEI juga telah memperjelas bahwa produk penjaminan ini cocok bagi investor yang merupakan trader aktif. 

Diberitakan sebelumnya, RHB Sekuritas menilai masa depan instrumen investasi bernama sertifikat ini masih cerah. Sebab potensi pengembangan bisnisnya masih besar. 

M.ER, direktur keadilan penjualan dan pemasaran. RF RB Securitas melihat masa depan model keamanan masih menarik. Meski demikian, investor tetap perlu belajar dan belajar terus menerus.

“Perlu pembacaan yang nyata, perlu waktu dalam penggunaan, dan perlu infrastruktur. Semakin banyak membaca, maka semakin familiar,” kata Steinley saat berbicara di BEI, Senin (18/9/2023).

Apalagi, pada tahun ini produksi obligasi mencapai hampir Rp 1,3 triliun atau Rp 1,29 triliun. Angka tersebut dari 13,3 miliar lembar saham dalam sertifikat tersebut.

Oleh karena itu, RHB Sekuritas juga ingin menggalakkan penerbitan sertifikat pada tahun 2023. Bahkan, RHB Sekuritas juga ingin menerbitkan 10 sertifikat baru setiap bulannya. 

“Namun pada bulan Desember, kami akan tetap menerbitkan sertifikat. Target kami adalah merilis 10 seri baru per bulan,” ujarnya. 

Selain itu, tidak termasuk kemungkinan penerbitan order form dari database di luar BEI 30. 

Di sisi lain, kata dia, sebagian besar proses bisnisnya berasal dari perusahaan besar atau 30-40 persen dari total bisnis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *