Saham

22 Perusahaan Antre di Pipeline IPO hingga 3 Januari 2025

thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (EIB) memiliki sejumlah perusahaan yang sesuai dengan penawaran publik perdana (IPO). Adapun 3 Januari 2025, tidak ada perusahaan yang mendaftarkan pangsa pasar saham untuk tahun ini.

Direktur Evaluasi IDX, Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini, ada 22 perusahaan yang siap muncul untuk pertama kalinya di bursa saham. Adapun aset, didominasi oleh perusahaan skala besar. Sementara dalam hal sektor ini, sebagian besar sektor konsumen datang tidak beredar.

“Sejauh ini, ada 22 perusahaan di jalur perekaman saham bocah itu,” kata Nyoman kepada wartawan, yang dikutip pada hari Sabtu (4/1/2025).

Dengan mengacu pada No. 53 POJK/POJK.04/2017, ada 19 perusahaan dengan aset tinggi lebih dari 250 miliar rp. Kemudian 2 perusahaan dengan aset skala menengah antara 50 miliar RP dan 250 miliar RP. 1 perusahaan yang tersisa dengan aset skala kecil di bawah 50 miliar rp.

Sementara itu, detail sektor adalah:

• 3 perusahaan di sektor material dasar

• 1 perusahaan di sektor konsumen siklik

• 5 perusahaan di sektor konsumen tidak lingkaran

• 3 perusahaan di sektor energi

• 2 perusahaan di sektor keuangan

• 3 perusahaan di sektor kesehatan

• 3 perusahaan di sektor industri

• 0 perusahaan di sektor infrastruktur

• 2 perusahaan di sektor properti dan real estat

• 0 perusahaan di sektor teknologi

• 0 perusahaan di sektor transportasi dan logistik

  Selang ikatan

Hingga 3 Januari 2025, ada 15 emisi dari 12 penerbit EBUS yang berada di pipa obligasi.

Selanjutnya, distribusi sektor penerbitan obligasi berikut:

• 2 perusahaan di sektor material dasar

• 0 perusahaan di sektor melingkar

• 0 Perusahaan di sektor konsumen tidak lingkaran

• 3 perusahaan di sektor energi

• 5 perusahaan di sektor keuangan

• 0 Perusahaan di Sektor Kesehatan

• 0 perusahaan dari sektor industri

• 0 perusahaan di sektor infrastruktur

• 1 perusahaan di sektor properti dan real estat

• 0 perusahaan di sektor teknologi

• 1 perusahaan di sektor transportasi dan logistik

 

 

Pada 3 Januari 2025, 8 perusahaan terdaftar dalam masalah hak pipa BEI dengan rincian sektoral berikut:

• 3 perusahaan di sektor material dasar

• 0 perusahaan di sektor melingkar

• 0 Perusahaan di sektor konsumen tidak lingkaran

• 2 perusahaan di sektor energi

• 0 perusahaan di sektor keuangan

• 2 perusahaan di sektor kesehatan

• 0 perusahaan dari sektor industri

• 1 perusahaan di sektor infrastruktur

• 0 Perusahaan di sektor properti dan real estat

• 0 perusahaan di sektor teknologi

• 0 perusahaan di sektor transportasi dan logistik

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (IDX) dipekerjakan bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat ketentuan pendaftaran penawaran publik perdana (IPO) pada tahun 2025.

Direktur Presiden IDX mengatakan IDX IDX akan terus meningkatkan aturan untuk penerbitan yang mungkin untuk membawa lantai ke Bursa Efek Indonesia, meninjau serangkaian aturan yang ada.

“Misalnya, float bebas, apakah kita akan mengambil float gratis sejauh ini. Perusahaan ini adalah float terdaftar yang terdaftar jika itu adalah ekuitas lebih dari 2 miliar RP, float top gratis. Apakah kita akan tumbuh sehingga keadilan kita sendiri lebih?

Yang kedua dikaitkan dengan aturan operasional terkecil yang sebelumnya membatasi setidaknya satu tahun yang beroperasi di masa depan, diperpanjang hingga lebih dari setahun, sehingga fondasi perusahaan dapat lebih terukur.

Faith juga menjelaskan bahwa perusahaan tidak selalu dihapus pada IDX karena kerugian, karena kerugiannya masih dimungkinkan di IDX, tetapi perusahaan yang berurusan dengan PKPU atau penghapusannya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Komisaris Manajemen Investasi di Capital Square dan OJK Securities Foundation, Aditya Jayantara, mengungkapkan bahwa OJK dipekerjakan untuk meningkatkan kualitas penerbit yang membuat IPO.

“Kami sedang mempersiapkan peraturan OJK (POJK) dan sekarang pada tahap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), dalam teks bersama kami memperkuat peraturan untuk memperkuat penerbit,” katanya.

Aditya menambahkan bahwa untuk memperkuat penerbitan dan perusahaan publik, salah satunya berada dalam proses IPO yang akan dipenuhi, sehingga bisa mendapatkan lebih banyak penerbit yang berkualitas.

Sebelumnya, presiden Direktur Bursa Efek di Indonesia (IDX), IDX, mengungkapkan bahwa IDX telah menargetkan 66 perusahaan untuk melakukan pendaftaran saham pertama melalui penawaran publik atau IPO pada tahun 2025. 

“Tujuannya adalah 66 IPO baru, dengan target untuk meningkatkan jumlah investor hingga 2 juta investor baru tahun depan,” kata Iman pada konferensi pers ketika meresmikan IDX Trade, Senin (30/12/2024).

Selama tahun 2024, IDX mencatat pengurangan jumlah IPO dibandingkan tahun lalu. Pada bulan Desember 2024 ada 41 perusahaan terdaftar. Ada 21 perusahaan yang masih ada di pipa IDX, dengan penggalangan dana dengan panjang hingga 14,3 triliun RP. 

Selain jumlah target dan jumlah investor, IDX juga berkaitan dengan nilai saham rata -rata 13,5 triliun rp per hari. Pada tahun 2024, nilai transaksi harian rata -rata dari saham 12,85 rp mencapai triliun, nilai ini meningkat sebesar 19,6 persen dibandingkan dengan 2023 RP 10,75 triliun.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mendaftarkan pendanaan di pasar modal di Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (IDX) telah mencapai 251,04 rp triliun 187 emisi dari 27 Desember 2024. Nilainya turun ke periode yang sama menjadi 2023, senilai 255,39 RP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *