Global

23 September 2008: Penembakan di Kampus Finlandia Bunuh 10 orang, Pelaku Tewas Bunuh Diri

Liputan6.com, Kauhajoki – Enam belas tahun lalu, sebuah tragedi tercatat dalam sejarah. Saat itu, seorang pria bersenjata membunuh 10 orang di kampus Kauhajoki, Finlandia. Penembak kemudian bunuh diri, menembak dirinya sendiri, dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Laporan media yang dikutip BBC hari itu menyebutkan nama penembaknya adalah Matti Juhani Saari. Seorang calon koki berusia 22 tahun mendaftar di Universitas Ilmu Terapan Seinäjoki – kampus kejuruan SeAMK.

 

Penembakan di Kauhajoki, sekitar 330 kilometer (205 mil) utara ibu kota Finlandia, Helsinki, dimulai sesaat sebelum pukul 11.00 waktu setempat (20.00 waktu Jepang).

Ada sekitar 150 mahasiswa di gedung kampus saat itu.

Tersangka yang berpakaian serba hitam dan mengenakan masker ski itu terlihat memasuki gedung sambil membawa tas berukuran besar. Penembakan terjadi tak lama setelahnya.

Penjaga keamanan sekolah Jukka Forsberg mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dua siswa memberitahunya bahwa seorang pria melepaskan tembakan.

“Saya melihat seorang pria meninggalkan tas hitam besar di lorong, memasuki ruang kelas nomor 3 dan menutup pintunya,” kata Jukka Forsberg.

“Saya melihat ke luar jendela dan dia langsung menembak saya. Lalu saya menelepon nomor darurat. Untung saja saya tidak tertembak dan dia menembak saya, namun saya berlari dengan pola zigzag. Saya berlari menyelamatkan diri.”

Forsberg menambahkan: “Kami mendengar suara tembakan terus menerus. Dia mengganti selongsong peluru di senjatanya. Dia bersiap dengan baik. Dia berjalan dengan tenang.”

Terjadi kebakaran di dalam gedung, sehingga polisi memerintahkan evakuasi dan meminta bala bantuan.

Pelaku masih buron di kampus selama beberapa waktu.

Perdana Menteri Finlandia saat itu, Matti Vanhanen, kemudian membenarkan bahwa penembaknya adalah bunuh diri. bunuh diri.

Menurut laporan media, penembak tersebut dirawat karena luka tembak di kepala di Rumah Sakit Universitas Tampere, di mana dia kemudian meninggal.

Satu korban juga meninggal dunia di rumah sakit, sehingga total korban menjadi sembilan orang.

 

“Kami dengar dari polisi, tersangka (penembak) adalah Matti Juhani Saari. Dia adalah siswa seni kuliner tahun kedua di sekolah kami,” Tapio Valmora, direktur sekolah tersebut, mengatakan kepada AFP.

Perdana Menteri Finlandia saat itu Matti Vanhanen menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menetapkan hari Rabu sebagai hari berkabung nasional.

“Masyarakat secara keseluruhan harus bersatu untuk mencegah kejadian seperti ini terulang kembali,” ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Finlandia Ann Holmland mengatakan polisi menanyai pria tersebut tentang video YouTube yang menunjukkan dia menembak di lapangan tembak.

Dalam video tersebut, penembak berkata, “Kaulah orang berikutnya yang mati,” sebelum melepaskan tiga tembakan ke arah kamera.

“Polisi mengetahui hal ini dan berbicara dengannya pada Senin 22 September. Namun, petugas yang bertugas memutuskan bahwa izin senjata apinya tidak perlu dicabut,” kata Holmland.

Holmland melanjutkan dengan mengatakan bahwa penembak menerima “izin sementara” untuk senjata api kaliber .22 pada tahun 2008.

 

Tersangka telah mengunggah video dirinya menembakkan senjata secara online seminggu sebelum kejadian.

Akibat insiden tersebut, polisi menanyainya tetapi memutuskan tidak ada cukup bukti untuk mencabut izinnya, kata Menteri Dalam Negeri Finlandia Anne Holmland.

Pada awal November 2007, serangan lain terjadi di sebuah sekolah di Tuusula, Finlandia, menewaskan delapan orang dan seorang penembak.

Pria bersenjata Pekkaerik Ovinen memposting video di YouTube untuk mengantisipasi serangannya dan berjanji untuk “menghilangkan” orang-orang yang dia anggap “tidak layak.”

Pasca serangan tersebut, pemerintah Finlandia berjanji akan menaikkan usia minimum untuk membeli senjata.

Namun, negara ini mempunyai tradisi panjang dalam berburu dan membawa senjata. Survei Senjata Kecil Internasional tahun 2007 menunjukkan rata-rata terdapat 2,9 juta senjata api di populasi 5,2 juta jiwa.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *