THE NEWS 4 Alasan Menghilangnya Air Mars yang Kini Jadi Planet Gersang
thedesignweb.co.id, Jakarta – Para ilmuwan meyakini Mars memiliki danau, samudra, dan bahkan lautan di permukaannya tiga ribu tahun lalu. Namun, air di Mars sudah habis, dan hanya es permafrost yang tersisa di kutub bumi.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa air dari Mars menguap dari permukaan. Namun penelitian lain menunjukkan bahwa air dari Mars telah berubah menjadi mineral dan terkubur sebagai es di bebatuan bumi.
Berikut penyebab air menghilang dari Mars yang kini menjadi planet tandus.
1. Air Mars di bebatuan purba
Dipublikasikan situs Planetary Society, Jumat (10/11/2024), kandungan mineral di air Mars sangat tinggi. Para ilmuwan percaya bahwa masih ada air di banyak tempat, seperti bebatuan purba Bumi.
Para ilmuwan meyakini kandungan air ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu, yaitu sejak permukaan Mars memiliki air.
2. Mars kehilangan gravitasi
Banyak ilmuwan yang meyakini bahwa keberadaan air di Mars membuat planet ini dulunya mirip dengan Bumi. Namun berbagai peristiwa alam menyebabkan kandungan air di Mars semakin berkurang hingga kering seperti sekarang.
Menurut Science pada Jumat (10/11/2024), Mars telah kehilangan banyak kandungan hidrogen karena gravitasinya yang rendah. Faktanya, massa gravitasi Mars hanya 40 persen dari massa gravitasi Bumi.
Hal ini menyebabkan kandungan hidrogen yang sangat sedikit terbawa ke luar angkasa sehingga sulit untuk kembali ke permukaan bumi.
3. Badai debu akibat perubahan iklim
Mars terkenal dengan warna merahnya akibat oksidasi logam atau karat pada permukaannya. Debu besi oksida yang tertiup ke luar angkasa membuat Mars tampak lebih merah, terutama dari kejauhan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Mars telah mengalami perubahan iklim ekstrem dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini menyebabkan badai yang dahsyat.
Kini para ilmuwan mengatakan bahwa badai juga menjadi salah satu penyebab Mars tenggelam. Fosil sungai dan delta yang terukir di Mars menunjukkan bahwa sungai sudah ada ribuan tahun yang lalu.
Sebagian besar air menghilang ke luar angkasa dengan satu atau lain cara. Namun para ilmuwan percaya bahwa uap air tidak dapat terbang tinggi di atmosfer yang dingin dan tipis tanpa bercampur dengan salju dan jatuh kembali ke permukaan.
Data baru dari pengorbit Mars Atmosfir dan Volatile Evolution (MAVEN) milik NASA menunjukkan bagaimana badai yang berputar dapat memompa air ke luar angkasa. Meskipun terjadi sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, Mars diyakini sebagai planet yang lebih baik dan tidak terlalu kering dibandingkan saat ini.
4. Badai matahari
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, tim peneliti menyebutkan bahwa air di Mars menghilang ke atmosfer akibat angin matahari. Badai matahari adalah aliran partikel, sebagian besar berbentuk proton dan elektron, yang dipancarkan Matahari.
Badai matahari sebenarnya merupakan fenomena alam. Angin badai matahari bertiup jauh melewati Pluto dan akhirnya meninggalkan tata surya.
Dunia juga berada di jalur badai matahari. Namun, medan magnet planet kita yang kuat menghalangi angin dari badai ini. Kemampuan ini tidak tersedia di Mars.
(Tiffany)