Global

4 Alasan Saturnus Tidak Dapat Ditinggali

thedesignweb.co.id, JAKARTA – Saturnus merupakan salah satu planet yang dikenal memiliki cincin di sekelilingnya. Planet keenam Matahari merupakan planet besar.

Saturnus disebut sebagai “permata tata surya”. Planet ini telah diawasi oleh para ahli selama ratusan tahun.

Namun, para astronom menilai planet ini tidak layak huni. Daftar alasan hidup Saturnus saat diluncurkan pada Senin (11 Februari 2024).

1. Terlalu jauh dari matahari

Salah satu faktor yang menentukan apakah suatu planet dapat mendukung kehidupan adalah jaraknya dari bintang yang mengorbitnya. Di tata surya, kita mengenal apa yang disebut dengan “Zona Goldilocks”.

Zona layak huni sering digunakan secara bergantian dengan istilah “zona layak huni”. Menurut situs NASA, Senin (12/2/2024), planet ini berjarak sekitar 1,4 miliar kilometer dari Matahari atau 9,5 AU (jarak Matahari ke Bumi).

Jarak ini berarti dibutuhkan waktu hingga 80 menit bagi sinar matahari untuk mencapai planet yang disebut tersebut. Selain itu, jarak Saturnus dan Matahari juga mempengaruhi suhu rata-rata planet tersebut.

2. Penuh dengan gas berbahaya

Saturnus adalah planet yang didominasi oleh hidrogen dan helium. Selain itu, awan di planet ini mengandung kristal amonia, air, metana, dan beberapa senyawa lainnya.

Meski para peneliti telah menemukan sejumlah oksigen di atmosfer Saturnus, gas di permukaan planet ini tidak berbahaya bagi kehidupan apa pun. Selain itu, Saturnus tidak memiliki banyak air, bahkan sangat sedikit.

Keberadaan air di sana hanya diketahui dari awan yang mengandung kristal.

?

3. Tidak ada permukaan

Saturnus tidak memiliki banyak ruang bagi manusia untuk berjalan. Saturnus merupakan planet yang permukaannya didominasi oleh gas dan hidrogen cair.

Hal ini membuat Saturnus lebih padat daripada air. Meskipun para ilmuwan mencari permukaan padat di Bumi, mereka hanya menemukan logam padat, besi, hidrogen.

Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa tempat berpijak yang kokoh. Karena hanya di permukaan yang keras kehidupan dapat berkembang dan menciptakan ekosistem yang menguntungkan di dalamnya.

4. Cuaca ekstrim

Pesawat luar angkasa Cassini milik NASA, yang mengorbit Saturnus dari tahun 2004 hingga 2017, mengamati petir di Saturnus pada siang hari. Ini menandakan bahwa petir di Saturnus pasti sangat kuat.

Faktanya, diperkirakan 10.000 kali lebih kuat dari apa pun di industri ini. Hebatnya, NASA tidak hanya melihat, tetapi juga mendengar tentang petir di Saturnus.

Di Saturnus, terjadi badai yang panjangnya lebih dari 300.000 kilometer. Badai petir melanda seluruh planet.

Kecepatan angin di ekuator Saturnus juga mencapai 1.800 kilometer per jam. Ngomong-ngomong, ada badai heksagonal besar di Kutub Utara planet ini.

Planet ini juga memiliki sabuk radiasi berupa elektron dan proton yang dapat merusak segala bentuk kehidupan.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *