4 Bulan Sebelum Papa Udon Meninggal, Fanny Kondoh Pilih Beli Kuburan Suami-Istri Tunai
thedesignweb.co.id, Jakarta – Fanny Kondo, TikToker, juga dikenal sebagai Hajime Kondo, adalah CEO Perusahaan Marugame Udon Indonesia dan istri Papa Udon.
Empat bulan sebelum Papa Udon meninggal karena kanker pada Rabu 16 Oktober 2024, Fanny memposting video tentang keputusan pasangan tersebut membeli pemakaman dengan uang tunai hingga mereka memiliki rumah.
Fanny berkata dalam video yang diposting pada 6 Juni 2024: “Orang gila macam apa yang masih menyewa rumah dan lebih mengutamakan membeli makam pasangan dan membayar tunai? Ya, saya gila.
Fanny menjelaskan, membeli rumah itu mahal, tapi akan membuat Anda terbebas dari utang. Oleh karena itu, mereka memilih membeli kuburan karena lebih murah dan bisa dibayar tunai.
Menurutnya, membeli makam ini merupakan keputusan yang tepat karena pada akhirnya semua orang harus mati. “Tidak masalah, sewa dulu, yang utama jangan pakai pinjaman berbunga,” jelasnya. Rumah terakhir kita adalah kuburan.”
Dia juga menceritakan bahwa dia telah membayar biaya tanah bulan lalu. Meski rumputnya belum terpasang, namun pagar sudah dipasang dan dia datang melihat pekerjaan yang sedang berjalan.
Bahkan, Fanny Kondok dan Papa Udon sempat membahas posisinya di dalam kuburan.
“Kalau kita datang, uh-huh, kamu mau tetap di sisi kanan atau di sisi kiri?” Tetap di sisi kiri,” katanya.
Meskipun hal ini terkesan ekstrim dan sedikit sinis, ia percaya akan pentingnya memikirkan tentang kematian dan akhirat.
Fanny Kondok pun merasa hidupnya menjadi tenang setelah pemakaman pasangan tersebut. Ia tak henti-hentinya mengingat kematian, yang menginspirasinya untuk berusaha menjadi wanita baik, bersedekah, berdoa, dan beribadah.
“Kemudian aku akan melakukan amal apa saja yang pahalanya dan akan menemaniku di alam kubur dan akhirat,” imbuhnya.
Ia mengaku takut menghadapi kubur sendirian tanpa persiapan yang memadai. – Pada akhirnya, hanya apa yang kita lakukan yang membantu kita, bukan? dikatakan.
Kepedulian Fanny dan Papa Udon terhadap anak cucu semakin meningkat ketika mereka mendiskusikan siapa yang akan didoakan oleh anak-anak setelah kematian mereka jika mereka kurang beruntung.
“Jadi kami mulai memikirkan bagaimana filantropi ini akan terus berlanjut setelah kami tiada,” kata Fanny.
“Mungkin seperti membangun Rumah Tahfiz atau masjid, bisa menjadi bagian dari amal jangka panjang,” imbuhnya.
Oleh karena itu, mereka mengutamakan amal yang pahalanya bahkan setelah meninggal, seperti membangun rumah tahfiz atau masjid.
Bagi Fanny, ini adalah “menjaga selamanya”, lebih penting daripada memiliki rumah di dunia ini. “Itulah mengapa tidak penting bagi saya untuk tinggal di rumah di dunia ini,” katanya.
Menurut Fannie, harga rumah yang lebih tinggi lebih baik bagi badan amal yang akan memberikan manfaat di masa depan.
Meskipun topik ini mungkin tampak ekstrem bagi sebagian orang, Fanny mengatakan bahwa memikirkan tentang kematian dan akhirat adalah bagian penting dalam kehidupan.
“Karena kita tidak tahu berapa lama waktu yang Tuhan berikan kepada kita,” ucapnya bijak.
Ia juga memposting bahwa ia berharap orang-orang yang menonton video tersebut mau mendoakan dia dan suaminya jika suatu saat mereka tiada.