4 Strategi Investor Hindari Jebakan Psikologis Investasi Saham
LIPUTAN6.com, Jakarta – Investasi dalam saham adalah salah satu strategi untuk mencapai kebebasan finansial, tetapi tentu saja ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah bias psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan investor.
Bias psikologis ini mencakup berbagai perangkap yang dapat mencakup pendapat dan menyebabkan keputusan yang lebih sedikit rasional.
Pasar Ritel Sevp & Teknologi GNI Sekuritas Teddy Wisadi mengatakan, bias seperti kepercayaan diri dan penegasan yang berlebihan dapat memengaruhi bagaimana investor menganalisis informasi dan memutuskan.
Memahami distorsi ini adalah langkah penting untuk mempertahankan rasionalitas dalam investasi dan pengurangan risiko. Dengan mengenali jebakan ini, kita bisa lebih percaya diri dalam memutuskan orang bijak.
Di bawah ini adalah berbagai jenis bias psikologis yang dapat dialami investor dan upaya untuk menghindari apa yang dinyatakan dalam pernyataan resmi Senin (12/12/2024).
1. Keyakinan berlebihan: untuk percaya diri
Investor yang mendorong kepercayaan tinggi setelah mencapai keberhasilan dalam berbagai transaksi cenderung meremehkan risiko dan mengabaikan analisis In -Deph, yang sebelumnya mereka lakukan dalam transaksi berikutnya.
Teddy percaya bahwa investor harus melakukan evaluasi rutin dari strategi investasi mereka. Penting bahwa investor sadar bahwa seberapa besar kesuksesan yang tinggi dalam jangka panjang masih diperlukan. Penelitian untuk setiap transaksi, kecil dan besar, sangat penting untuk membuat keputusan bijak.
2. Manoring: Dipirahkan dengan harga pembelian
Banyak investor sering merasa sulit untuk melepaskan harga asli saat membeli saham. Ketika harga saham turun, mereka cenderung memutuskan untuk memiliki saham dan berharap bahwa harga akan kembali, bahkan jika mereka terus menderita kerugian. Bahkan, penting untuk muncul kembali – mengenang situasi yang sedang terjadi.
“Terlepas dari perubahan yang muncul di pasar, kita harus secara aktif meninjau portofolio yang dimiliki. Fokus pada nilai saham saat ini dan di masa depan terus mempelajari analisis potensi saham ini. Keputusan untuk memiliki atau menjual saham harus didasarkan pada analisis terbaru dan data tidak hanya pada harga pembelian awal, ”kata Teddy.
3 ..
Konfirmasi dapat terjadi ketika investor hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan yang mereka miliki sambil mengabaikan data yang mungkin bertentangan dengan tampilan ini. Ini dapat menyebabkan keputusan investasi yang tidak menguntungkan.
“Investor harus terbuka untuk berbagai perspektif yang dapat diandalkan. Diskusi aktif dengan analis keuangan atau penasihat untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam. Dengan cara ini, keputusan yang dibuat tidak hanya didasarkan hanya pada harapan pribadi, tetapi juga didukung oleh analisis dan pertimbangan sumber daya yang kredibel. “Teddy menjelaskan.
4. Perilaku Berd: lihat jumlahnya
Dalam investasi, kita sering tergoda untuk memantau langkah -langkah orang lain. Ketika kita melihat banyak orang membeli saham tertentu, kita bisa merasa seperti partisipasi. Namun, sikap ini dapat menyebabkan keputusan impulsif yang berisiko dan menyebabkan kerugian.
Teddy menjelaskan bahwa penjara dalam persediaan goreng adalah salah satu efek dari perilaku kru. Ketika banyak orang membeli dan menaikkan harga untuk saham, investor akan diundang untuk berpartisipasi dalam pembelian tanpa analisis yang tepat. Akibatnya, mereka dapat mengabaikan informasi penting dan kehilangan risiko.
“Sebagai bagian dari kewajiban GNI Sekuritas, kami juga meningkatkan literasi keuangan di Indonesia melalui berbagai program pendidikan seperti investasi pagi, perdagangan bersama (Trabar) dan klinik berbagi untuk setiap pelanggan. Melalui inisiatif ini, BNI Sekuritas berfokus pada investasi yang aman, cerdas, dan terukur untuk memenuhi jebakan psikologis yang lebih bijak, ”kata Teddy.