Lifestyle

6 Fakta Menarik Gunung Ile Mandiri di Flores Timur NTT yang Jadi Latar Kota Larantuka

thedesignweb.co.id, Batavia – Gunung Ile Mandiri atau Gunung Mandiri merupakan sebuah gunung berapi tidak aktif yang terletak di sebelah timur Pulau Flores, Kabupaten Flores Oriental, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Secara administratif gunung ini terletak di perbatasan Kota Larantuka dan Kecamatan Ile Mandiri di Kabupaten Flores Oriental.

Gunung Ile Mandiri dipercaya sebagai bapak dari suku-suku yang ada dan tersebar di kota Larantuka atau di kaki gunung tersebut. Tidak ada bukti kapan terakhir kali gunung ini meletus.

Namun bangunan pegunungan ini pernah mengalami longsor dan banjir serta terjadi bencana besar pada tahun 1979 yang mengakibatkan 96 orang dilaporkan tewas, 53 orang dilaporkan hilang, dan ratusan orang luka-luka.

Gunung ini memiliki ketinggian 1.484 meter di atas permukaan laut yang tergolong rendah dibandingkan gunung lain di Indonesia. Pendakian gunung Ile Mandiri biasanya memakan waktu 4,5 jam melalui Jalur Leloba, Desa Riangkemie, Kecamatan Ili Mandiri. 

Banyak hal yang menarik dari gunung Ile Mandiri selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Ile Mandiri yang dihimpun Tim Lifestyle thedesignweb.co.id pada Kamis 29 Agustus 2024. 1. Gunung Ile Mandiri memiliki 2 puncak.

Gunung Ile Mandiri merupakan salah satu jenis gunung stratovolcano yang berbentuk kerucut. Gunung ini memiliki dua puncak dan di puncaknya terdapat kolom segitiga P47. Jarak antara puncak pertama dan kedua sangat jauh dan ditumbuhi vegetasi yang lebat.

 

Gunung Ile Mandiri dari laman Gunung Bagging, Kamis 29 Agustus 20 Karena jarang dijelajahi, puncak punggungannya selalu ditumbuhi tanaman dan pepohonan tinggi. Namun pendakian ini tetap layak dilakukan, meski terkadang sulit, bagi mereka yang menghabiskan satu hari ekstra di Larantuka dan melakukan sesuatu yang sedikit berbeda. 3. Cara berkendara terbaik

Cara pendakian terbaik adalah dari Desa Riang Kemie (ketinggian 217 meter di atas permukaan laut) yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Larantuka. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah pergi ke rumah Kepala Desa dan meminta bantuan kepada pemandu setempat yang juga pandai berburu rusa dan babi hutan di sepanjang perjalanan.

Ada dua bukit besar yang ditempatkan di atasnya, dengan jarak beberapa ratus meter. Jalur terbaik dari Riang Kemie adalah melalui lereng gunung melalui ladang jambu mete.

Yang terbaik adalah mendaki puncak yang lebih tinggi terlebih dahulu, kemudian membuat putaran untuk mencapai puncak yang lebih rendah. Dia kemudian turun ke tengkorak yang entah bagaimana ditutupi tanaman menuju Riang Kemie.

 

Untuk satu jam pertama jalurnya tidak mendaki gunung sama sekali, namun pemandangan dari sisi Ili Mandir yang jarang terlihat sangat bagus. Setelah satu jam, Anda akan sampai pada formasi batuan (247 meter) yang menurut penduduk setempat terbentuk akibat tsunami, meski nampaknya lumpur purba berusia ribuan tahun ini masih aktif di dasar Ili Mandiri.

Hamparan bebatuan mengikuti lereng selama 30 menit sebelum jalur kecil yang tidak terlihat dan mudah (344 meter di atas permukaan laut) mengarah ke kiri dan menaiki punggung bukit yang ditumbuhi tanaman (483 meter di atas permukaan laut). Dari sini Anda bisa melihat gemerlap laut di kejauhan dan Anda bisa melihat bandara Larantuka di bawah.   5. Banyak babi dan rusa

Jalur pendakian tidak termasuk pendakian. Namun Anda akan menemukan banyak rumput liar, bebatuan, rumput panjang, dan ranting-ranting tua di lereng.

Pada titik ini jika pemimpin Anda mengajak anjing berburu, Anda akan mendengar rusa dan babi hutan dikejar oleh anjing. Tampaknya ada ratusan rusa yang hidup di gunung ini dan merupakan salah satu tempat makan paling populer bagi penduduk desa ini.

Setelah satu jam Anda akan mencapai puncak punggung bukit. Punk masih beberapa ratus meter di depan. Di sebelah kiri, jauh di bawah, adalah kota Larantuka.

Ketika Anda akhirnya mencapai puncak, Anda akan melihat kota beton kecil yang di atasnya terdapat pilar P47.  Pendaki harus menempuh waktu sekitar 4 setengah jam untuk mencapai titik ini, termasuk hanya satu jam menuju kaki gunung.

Puncak tertinggi kedua (1.448 m) berada di utara, dan tidak diragukan lagi menawarkan pemandangan terbaik. Dari puncak kedua, jalan setapak mengarah langsung ke desa. Namun sangat disayangkan di daerah yang kasar dan banyak ditumbuhi tanaman.

Di sisi lain, pemandangan Ile Boleng di Pulau Adonara sangat indah di sini. Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk kembali dari puncak tertinggi melalui puncak kedua. Namun, pastikan pemandu Anda berhenti di gugusan pohon kelapa tepat di bawah jalan perkebunan untuk menikmati satu atau dua buah kelapa muda.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *