Lifestyle

WEB NEWS 6 Fakta Menarik Gunung Karangetang di Pulau Siau Sulawesi Utara yang Punya 5 Kawah

thedesignweb.co.id, Jakarta – Gunung Karangetang merupakan gunung berapi teraktif di Indonesia. Gunung ini merupakan titik tertinggi Kepulauan Siau dalam gugusan Kepulauan Sangihe, tepatnya Kepulauan Siau Kecamatan Tagulandang Byaro, di pesisir utara daratan Sulawesi.

Mengutip laman Gunung Bagging, hingga Kamis (18/9/2024), Gunung Karangtang berada 1.827 meter di atas permukaan laut. Namun Gunung Karangtang masuk dalam kategori tinggi sedang karena masih berada di bawah 2.000 meter di atas permukaan laut.

Ada lebih banyak hal di Gunung Karangtang selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Karangtang yang dihimpun dari berbagai sumber oleh tim Lifestyle thedesignweb.co.id. 1. Riwayat letusan 

Gunung Karangtang pertama kali meletus pada tahun 1675. Banyak letusan lainnya yang begitu dahsyat hingga memakan korban jiwa.

Kawah utama kemungkinan terbentuk pada tahun 1712. Maka kemungkinan Kawah Utara terbentuk pada tahun 1886 dan Kawah III pada tahun 1887. Berdasarkan catatan, letusan Gunung Karangtang pada tahun 1997 menewaskan tiga orang. Pada Agustus 2007, terjadi letusan yang memaksa warga di sekitar gunung tersebut dievakuasi.

Gunung ini diberi status “Awas” pada tanggal 18 Maret 2011, aktivitas di Gunung Karangtang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara masih tinggi. Tak hanya mengeluarkan api dan awan panas, tiga desa di sebelah barat terdampak yakni Desa Kinali, Mini, dan Winangun. Awan panas dan lahar yang turun diketahui merusak jembatan dan rumah warga. Sebelumnya, gunung ini juga pernah meletus pada tahun 2010 yang mengakibatkan empat orang hilang.

 

Gunung ini mempunyai lima kawah puncak dan satu puncak utara dan satu puncak selatan sedikit lebih tinggi. Namun, mencoba mendaki ke puncak bisa jadi cukup menantang, tergantung aktivitasnya.

Bahkan dalam cuaca tenang, Anda pasti membutuhkan masker gas. Namun, ada baiknya juga mengunjungi pulau ini untuk melihat kehancuran yang disebabkan oleh letusan sebelumnya dan tarsius endemik. Siau adalah tempat yang sangat indah dengan beberapa pantai yang sangat bagus. 3. Salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia

Tak heran, dengan lima kawah di puncaknya, Gunung Karangtang menjadi salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia, dengan lebih dari 40 kali letusan sejak tahun 1675. Selain itu, masih banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasikan dalam catatan sejarah. 

Menurut Jurnal Program Pelatihan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulang, setidaknya ada delapan desa di wilayah tersebut yang memiliki kerentanan tinggi sehingga perlu memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang dan Pulau Biaro (Sitaro).

Ada beberapa jalur pendakian yang bisa Anda pilih untuk mencapai puncak. Pertama desa Dompas di ketinggian 558 meter, disini anda juga bisa mengunjungi pos vulkanologi untuk melihat monitor, membaca buku dan mencari informasi.

Kemudian Lintatua yang letaknya tidak jauh dari ibu kota Ulu, dan pendekatan utara dari Dama. Dame direkomendasikan untuk foto matahari terbit yang bagus, namun pendakian ke Dompase selama 25 menit dengan sepeda motor dari Ulu sangatlah mudah.

Dalam waktu kurang dari setengah jam pendakian dari ujung jalur semen Dompaz, Anda akan mencapai awal aliran lava dan bebatuan gundul yang mengarah ke puncak. Pada masa aktif, pada malam hari, sering terlihat pancaran lava berwarna jingga dan terdengar suara letusan gunung berapi. 

Sangat jarang dilakukan pendakian, karena gunung ini sangat aktif dan sering meletus. Tingkat bahaya pendakian juga tinggi.  

Gunung ini juga dikenal dengan nama Api Siau oleh masyarakat setempat dimana gunung tersebut merupakan gunung berapi jenis stratovolcano atau gunung berapi kerucut aktif. Kemudian gunung ini terletak di Pulau Siau. 6. Letak gunung tersebut berada di tengah laut

Mengutip situs resmi ITB, Kamis (19/09/2024), ahli vulkanologi ITB Mirzam Abdurahman mengatakan Gunung Karangtang merupakan salah satu gunung yang terletak di tengah laut. Jika meletus tentu bisa menjadi bencana, seperti longsoran salju di laut yang bisa menimbulkan tsunami. Namun, ia yakin bencana seperti itu tidak mungkin terjadi.

“Kalau dilihat gambarnya, gunung berapi ini cukup simetris. Artinya kemungkinan terjadinya longsor satu arah lebih kecil dibandingkan longsor asimetris yang condong ke arah tertentu,” kata Mirzam seraya menambahkan, dibandingkan Gunung Krakatau yang condong ke barat daya, Gunung Karangtang bisa menyebar ke segala arah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *