6 Fakta Menarik Gunung Lorokan di Mojokerto yang Cocok untuk Pendaki Pemula
thedesignweb.co.id, Jakarta – Gunung Lorokan di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Mojokerto, Jawa Timur. Gunung ini berada 1.100 meter di atas permukaan laut.
Mengutip laman Perdida, Kamis 31 Oktober 2024, pendakian ke gunung ini mudah dan cocok untuk pemula. Bahkan para pendaki bisa mencapai puncak Gunung Lorokan dengan berjalan kaki santai selama satu jam.
Namun untuk mendaki ke puncak Gunung Lorokan, pendaki harus mendapatkan izin dari base camp. Melengkapi buku tamu yang disediakan pihak manajemen.
Petugas base camp akan mengajari Anda tentang aturan pendakian, artinya Anda diharapkan membawa sampah Anda kembali ke base camp. Penumpang diminta untuk bersikap sopan dan berhati-hati saat berbicara serta menjaga suasana yang pantas dan tenang sepanjang perjalanan.
Pendaki akan disuguhi pemandangan indah di sepanjang perjalanan, sehingga Gunung Lorokan sangat cocok untuk hiking dan berkemah. Masih banyak hal tentang Gunung Lorokan selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Lorokan yang dirangkum tim gaya hidup thedesignweb.co.id dari berbagai sumber. 1. Pemberhentian pertama
Untuk mencapai base camp Gunung Lorokan, Anda dapat berkendara sekitar satu setengah jam dari kota Malang dan sekitar 40 menit dari kota Mojokerto. Sesampainya di stand konsesi di Jalan Raya Cangar, penumpang dapat membayar tiket sebesar Rp15 ribu per orang. Biaya tersebut sudah termasuk akses menuju Air Terjun Sumber Waringin. Sedangkan biaya parkirnya sebesar Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10.000 untuk mobil.
Terdapat 4 stasiun pendakian di Gunung Lorokan yaitu Stasiun Basecamp, Stasiun 1, Stasiun 2 dan Puncak. Untuk menuju Pos 1 ada 2 cara yang bisa dipilih yaitu Mcandok Mbah Jan atau Air Terjun.
Selama pendakian, pendaki akan menghadapi beberapa tanjakan. Nama-nama pendakian sebelum mencapai puncak Gunung Lorokan pun unik, mulai dari Pendakian Manja, Pendakian Bugingan, Pendakian Botok Bolu, dan Pendakian Raisa. 3. Memiliki 2 cara untuk mendaki
Ada dua jalur untuk mencapai puncak yaitu: taman dan air terjun. Saat musim hujan disarankan untuk menghindari jalur air terjun karena licin dan rawan longsor. Jika tidak, lebih baik naik ke puncak dulu dan dalam perjalanan pulang berhenti di air terjun untuk basah kuyup.
Dari base camp, pendaki cukup mengikuti petunjuk sepanjang jalan dan taman di sebelahnya. Setelah itu, Anda akan menemukan Kedung Waring di sumber mata air. Dari sana, pengendara akan melakukan pendakian demi pendakian, siap mengeluarkan tenaga.
Setelah itu jalan menanjak lagi menuju bukit yang menghadap pegunungan seperti Anjasmoro, Penanggungan dan Arjuno-Welirang, serta pemukiman di kawasan Pacet.
Nanti di akhir jalur ini Anda akan sampai di stand bendera Merah Putih dan ‘Mt. Lorokan berada 1.100 meter di atas permukaan laut, artinya pendaki mampu mencapai puncaknya. Jangan lupa menikmati pemandangan di sini sebelum turun kembali ke base camp. 5. Pendaki bisa sekaligus menuju air terjun
Dalam perjalanan menuju Gunung Lorokan terdapat air terjun yang bernama Dung Kepyur. Disarankan untuk mengunjungi air terjun setelah pendakian. Pengendara dapat menikmati segarnya air setelah pendakian yang melelahkan.
Area air terjun berada di antara Pos 1 dan base camp. Dari beberapa foto yang diposting di media sosial Instagram, salah satunya akun @amanda.rmdhni, terlihat air terjun tersebut masih alami dengan banyak bebatuan sungai dan aliran air yang deras.
Bagi yang suka berkemah, Anda bisa mendirikan tenda di Posto 1. Terdapat juga kafe, kamar mandi, dan beberapa gazebo sebagai tempat bersantai. Jangan khawatir jika Anda tidak membawa tenda dan perlengkapan lainnya, karena tersedia persewaan di lokasi.
Saat berkemah, Anda akan disuguhi pemandangan indah dan hutan yang masih alami. Semilir angin yang sejuk akan menenangkan pikiran Anda selama pendakian.
Namun perlu diketahui, Gunung Lorokan merupakan destinasi yang tepat bagi para pendaki baru yang baru mengenal dunia pendakian. Masih ada hal yang perlu diperhatikan yaitu persiapan yang matang dan perlengkapan yang sesuai seperti sleeping bag, jaket hiking, sepatu hiking atau tongkat hiking untuk membantu pendakian.
Jangan membatasi diri untuk mengikuti jalur pendakian, nyatanya setiap gunung memiliki kesulitannya masing-masing. Persiapan dan persiapan mental sangatlah penting, apalagi sebelum melakukan pendakian, ada baiknya melakukan olah raga terlebih dahulu seperti lari atau cardio agar tubuh tidak mengalami guncangan.