Lifestyle

6 Fakta Menarik Gunung Sabampolulu, Titik Tertinggi Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara

thedesignweb.co.id, Jakarta – Gunung Sabampolulu atau Gunung Sabampolulu adalah sebuah gunung di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Gunung tertinggi dengan ketinggian 1533 meter di atas permukaan laut ini merupakan titik tertinggi Pulau Cabana.

Gunung Sabampolulu terletak di Pegunungan Malapolo yang merupakan gunung terpenting di pulau ini. Secara administratif, Kabupaten Bombana terletak di perbatasan Kecamatan Kabna dan Kecamatan Kabna Tengah. Pendakian menuju puncak gunung ini umumnya dimulai dari desa Tangkeno di tengah Kabaena.

Gunung Sabampolulu memiliki lebih dari sekadar lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sabampolulu yang dihimpun dari berbagai sumber pada Minggu 1 September 2024. 1. Titik tertinggi di Pulau Kabaena.

Gunung cantik ini merupakan titik tertinggi Pulau Kabaena dan mungkin merupakan gunung paling terkenal kedua di Sulawesi Tenggara. Butuh waktu lama untuk mencapainya dari kota besar, namun memiliki pemandangan terindah se-Sulawesi. 2. Asal Usul Nama Gunung Sabampolulu

Menurut situs Gunung Bagging, Sabarpolulu salah eja sebagai Sambapolulu di Google Maps, Bakosurtanal dan banyak sumber lainnya. Nama tersebut sepertinya berasal dari kata “seba” yang berarti “dilempar” dan “mpolulu” yang berarti sejenis kapak. Meski puncaknya tercatat 1.533 meter di peta Bakusurthanal, namun sudah pasti sedikit lebih rendah dari ketinggian puncak sebenarnya yang konon baru bisa didaki pada tahun 2021.

Jalur trekking dimulai dari desa wisata Tangkeno yang berada di ketinggian 593 mdpl, yaitu sekitar satu jam perjalanan dari pelabuhan Dongkala di sisi timur pulau atau pelabuhan Sikeli di sisi barat pulau. Di luar desa, ada jalan yang mengarah dari rumah penduduk setempat ke jalan setapak di bawah pintu masuk kawasan Benteng Tontotari (656 meter di atas permukaan laut).

Sebuah rumah kayu besar berada di sebelah kiri ujung jalan, tempat parkir sepeda motor dan jalan dimulai (702 meter di atas permukaan laut). Pemandangan di sini spektakuler pada hari yang cerah, dengan tebing Karst Batu Sangia yang terkenal (c.1100m) terlihat beberapa kilometer ke arah barat laut. Semakin tinggi naik bukit, semakin indah pemandangan Batu Sangya.

Dari ujung jalan setapak, jalan setapak mendaki lereng berumput berbatu yang pada dasarnya mengikuti lereng tanah yang lebih rendah. Pos 1 (800m) yang berada di dekat pepohonan dan Pos 2 (985m) sama-sama mudah terlewatkan, apalagi Pos 2 yang kini sudah tidak diberi tanda. Di antara pos 1 dan 2 terdapat sekelompok kecil antena parabola (904 meter) yang sulit dilewati.

Ketika Anda mencapai titik 3 (ketinggian 1061m di atas permukaan laut) letaknya di sebelah beberapa pohon kecil dan menara transmisi (“menara”) yang jauh lebih tinggi. Kebanyakan pendakian mencapai titik ini dalam waktu kurang dari 90 menit.

Tempat ini sangat cocok untuk dibangun karena tanahnya datar dan berumput, namun sebaiknya lanjutkan ke pos 4. Hindari lereng berumput di depan untuk berpindah dari pos 3 ke pos 4.

Ini adalah puncak barat yang dikenal sebagai Wombon Thandasa, yang tingginya lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun belok kiri hingga mencapai celah antara Tandasa dan Sabampolulu itu sendiri.

Site 4, pada ketinggian 1.095 mdpl, mencapai tepi hutan di seberang punggung bukit. Ini adalah penginapan yang indah dengan pemandangan lereng Sabampolulu, pantai dan kembali ke Batu Sangia.

Tak heran jika tempat ini menjadi tempat berkemah yang populer di gunung. Kebanyakan akan berada di sini kurang dari 2 jam.

Dari pos 4 dan seterusnya, pada dasarnya Anda harus mengikuti kolom tersebut. Pertama turun, masuk ke dalam hutan (ketinggian 1062 m), kemudian sampai di pertigaan jalan kecil (Simpang Mata Air, 1050 m dpl), yang tidak bertanda, namun satu-satunya tempat selama 20 menit Air terdapat di jalan. sisi kanan. menuju tepi. .

Di sekitar sini Anda dapat melihat bukti perahu-perahu liar berkeliaran di kawasan tersebut. Melewati pertigaan ini, perjalanan berlanjut menuju punggung bukit dan turun ke Pos 5 (1045m di atas permukaan laut). Ini adalah tempat bagus lainnya dengan pemandangan dari pepohonan hingga puncak padang rumput yang disebut Tandasa. 6. Pemandangan laut dan batu Sangya di dekat puncak

Setelah jam 5, jalan menanjak terjal dan pemandangan menjadi sangat bagus, sampai ke laut dan Batu Sangia. Ada sekitar lima gerbang hutan atau pintu masuk hutan yang berbeda di sepanjang jalan dengan hutan yang menyediakan sedikit padang rumput dan pemandangan.

Salah satu yang paling menakjubkan dari jalur ini adalah ketinggian 1408 meter di atas permukaan laut, dimana terdapat banyak bebatuan untuk didaki dan pemandangan yang menakjubkan dari segala sisi. Di depan sebelah kanan adalah Puncak Chaman (1.435 meter dpl). Jalan menuju puncak konon sangat berbahaya dan panjang sehingga jarang pendaki yang mencapainya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *