Lifestyle

6 Fakta Menarik Gunung Sekicau, Gunung Aktif di Lampung yang Punya 2 Kaldera

thedesignweb.co.id, Jakarta – Gunung Sekincau adalah sebuah gunung yang terletak di Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Indonesia. Wilayahnya meliputi subdivisi Sekincau, Way Tenong, Air Hitam, Ulu Belu dan Bandar Negeri Suoh.​

Dikutip laman WCS, Kamis (3/10/2024), Gunung Silkin Khao memiliki ketinggian 1.718 meter dan terdaftar sebagai gunung aktif. Gunung Sekincau mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga daerah penyangga yaitu sebagai daerah tangkapan air DAS Semaka, DAS Way Seputih Way Sekampung dan DAS Tulang Bwang.

Vegetasi yang ada di sekitar lokasi adalah vegetasi hutan, terutama tumbuhan berkayu seperti medang-medangan, kayu pasang surut, benggang dan tumbuhan kambium lainnya. Ditemukan sedikit vegetasi mirip kopi, dengan lapak dan semak belukar ditanam di dalamnya.

Selain lokasi dan ketinggiannya, Gunung Sekičau memiliki banyak keistimewaan lainnya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sekicau yang dihimpun dari berbagai sumber oleh tim gaya hidup thedesignweb.co.id, Kamis (10 Maret 2024). 1. Masuk ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Di bawah pengelolaan TNBBS, gunung tersebut juga termasuk dalam Kawasan Pengelolaan Taman Nasional Nomor 46B Kawasan Pengelolaan Taman Nasional Kecamatan 3 Kabupaten Liwa dan terbagi menjadi beberapa kawasan yaitu kawasan rehabilitasi, kawasan pemanfaatan, dan kawasan hutan. .

Terlihat jelas bahwa sebagian besar vegetasi di wilayah pencatatan Silkin Khao San 46B telah bertransformasi dari vegetasi hutan menjadi vegetasi perkebunan dan pertanian. Hanya sebagian kecil wilayahnya yang masih mempertahankan vegetasi hutan alam, yakni di lereng Gunung Sikhim Khao.​

Gunung Sekitau memiliki dua kawah: Belirang lebarnya 2 kilometer dan Balak lebarnya 2,5 kilometer. Terdapat aktivitas fumarol di tepi kawah. Banyak pegunungan yang merupakan rumah bagi perkebunan kopi dan sayur-sayuran. 3. Hutan Gunung Sekičau

Hutan di Sikkim Khao San masih utuh dan sangat asri. Setelah melewati jalur perkebunan kopi anda akan mulai memasuki kawasan hutan, pintu awal masuk kawasan hutan adalah semak berduri.

Semak-semak ini sangat lebat dan memerlukan bantuan manual untuk menerobos. Setelah memasuki gerbang hutan, tanaman di sisi kiri dan kanan masih berupa semak-semak.​

Pohon-pohon anggur juga menghiasi wahana, hati-hati karena bisa tergores duri. Sangat disarankan untuk mengenakan pakaian berlengan panjang saat mendaki Gunung Silkinkhao untuk mengurangi goresan akibat duri semak dan tanaman merambat. Anda dapat beristirahat di Pos 1 karena cocok untuk berteduh sementara.

Dalam perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2, pendaki akan menjumpai banyak kotoran hewan, seperti rusa. Pendaki juga akan menemukan jejak binatang termasuk jejak kaki, sisik ular, dan kuku binatang di hutan Gunung Sikhim Khao.

Jalur di Sikhim Khao tergolong curam karena hanya terdapat sedikit lereng dari resor ke puncak, hanya lereng yang memberikan beban ekstra pada jalan. Kebugaran jasmani sangat penting, meskipun ketinggian gunung relatif rendah. 5. Puncak Sekicau yang ditumbuhi pepohonan

Puncak gunungnya tidak terlalu lebar dan tertutup pepohonan, sehingga pemandangan sekitarnya tidak bisa terlihat. Untuk melakukan hal tersebut, pendaki biasanya menuju ke enam saluran drainase.

Dari puncak gunung hingga selokan, enam jalan yang kami lewati semuanya adalah hutan hujan. Karena karakteristik jalan yang licin dan lebatnya vegetasi, kondisi jalan yang basah dan terjal sehingga cukup merepotkan untuk dilalui.​

Pendaki di Gunung Yunshan akan langsung menyaksikan pemandangan yang sangat indah sehingga menarik perhatian orang dan betah berlama-lama. Dari gunung awan inilah kawasan TNBSS terlihat jelas.

Setelah melewati Yunshan, pendaki mulai memasuki hutan lagi, namun hutan lebih lembab dan curam. Rutenya terkadang tidak jelas dan membuat kami bingung, namun berkat tim Sekincau Resort kami tidak tersesat.

Di dekat Mākoņkalns, pendaki akan menemukan kubangan air tempat babi sering berendam dan makan. Di genangan air, Anda akan mencium bau tidak sedap dan mungkin suhu akan semakin mendekat.

Setelah melewati peternakan babi, kami tidak menemukan lagi kotoran hewan, tidak ada bekas cakaran, dan tidak ada bekas bekas cakaran. Kami terus bergerak maju melewati hutan. Jalan setapak sulit dikenali, bahkan ada yang ditumbuhi tanaman berduri. Perjalanan berlanjut hingga kita kembali ke desa terdekat. Sayangnya, para pendaki belum membagikan informasi mengenai jalur menuju Gunung Sekikikao.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *