Regional

6 Tradisi Perayaan Natal di Indonesia, Ada Pentas Kesenian Wayang

thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Sebagai daerah yang kaya akan budaya dan tradisi, hampir setiap hari raya penting di Indonesia biasanya selalu disertai dengan tradisi. Meski ada perayaan Natal yang tetap menyertakan tradisi yang biasa dilakukan setiap tahunnya.

Tak hanya menghiasi pohonnya saja, setiap daerah di Indonesia juga mempunyai tradisi Natal yang unik dan berbeda-beda. Tradisi merayakan Natal ini merupakan simbol persatuan yang dilestarikan secara turun-temurun.

Berikut ini tradisi merayakan Natal di Indonesia yang dilansir dari kemenparekraf.go.id:

1. Kunchi Taon (Sulawesi Utara) Kunchi Taon merupakan tradisi Natal yang banyak ditemui di Manada, Sulawesi Utara. Secara resmi, tradisi ini dimulai pada bulan Desember.

Nama kunci taon berarti penutupan tahun. Tradisi ini biasanya diawali dengan beberapa kebaktian di gereja dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam kerabat.

Salah satu yang unik dari tradisi ini adalah kebiasaan masyarakat Manado yang memasang lampu hias di kuburan saat ziarah. Tradisi utama tahun ini akan diakhiri dengan parade tandang dengan kostum unik. Puncak perayaan Natal hanya terjadi pada minggu pertama bulan Januari.

2. Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)

Masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara mempunyai tradisi merayakan marbindu dan marhobas. Marbindo adalah tradisi menyembelih hewan sebelum Natal, sedangkan Marhobas adalah tradisi memasak hasil penyembelihan yang dilakukan oleh laki-laki.

Tradisi ini merupakan simbol persatuan dan pengingat persaudaraan antar masyarakat. Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan. 

 Tonton pilihan video ini:

3. Bambu (Flores)

Meriam Bambu Natal merupakan tradisi yang digelar di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tradisi baik ini sudah berlangsung sejak tahun 1980-an.

Sebelum menjadi tradisi Natal, suara senapan digunakan untuk mengumumkan kabar duka. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini masih digunakan untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus. 

4. Ngejot dan Penjor (Bali)

Ngejot dan Penjor merupakan tradisi Natal yang diadakan di Bali. Ngejot adalah tradisi Natal berupa berbagi makanan, sedangkan penjor adalah tradisi mendirikan pohon bambu tinggi melengkung.

Dalam tradisi Gejot, makanannya biasanya disesuaikan dengan agama masing-masing. Dalam tradisi Penjor, pemasangan bambu merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat Tuhan.

5. Rabo-Rabo (Jakarta)

Jakarta juga memiliki tradisi Natal yang terkenal dan unik yang masih bertahan hingga saat ini, yaitu Raba-Rabo. Tradisi ini bisa ditemukan di Kampung Tugu, Kecamatan Cilintsing, Jakarta Utara.

Kawasan ini pasti pernah dikunjungi oleh rombongan umat Kristiani asal Portugis. Tradisi Rabo Rabo biasanya diadakan setiap menjelang Natal.

Nama rabo-rabo artinya ekor yang membuntuti. Dalam bahasa Kreol Portugis, tradisi ini dilakukan dengan berkeliling lingkungan sekitar dan mengunjungi rumah kerabat. Tradisi ini dilakukan pada saat nyanyian keronkong.

Secara khusus, terdapat tradisi khusus yang merupakan puncak dari tradisi budak-budak, yaitu tradisi Kupala. Merupakan kebiasaan untuk saling mengecat wajah dengan bedak putih.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tindakan ini melambangkan pengampunan dan pengampunan. Selain itu, tradisi ini juga menjadi simbol bahwa tahun baru harus dimulai dan disambut dengan kesucian.

6. Vorovonsa (yoga)

Tak lupa ada tradisi Wayang Wahyu yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta. Uniknya, tradisi Natal di Yogyakarta ini dihidupkan melalui kesenian Wayang Wahyu, sebuah teater wayang kulit yang diangkat dari cerita alkitab.

Bukan sekadar pertunjukan wayang biasa, wayang wahyu merupakan ungkapan wahyu atau firman Tuhan. Tradisi merayakan Natal ini juga merupakan ekspresi budaya yang abadi dan simbol toleransi terhadap keberagaman.

Penulis: Resla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *