63 Emiten Terbitkan Obligasi Senilai Rp 87,19 Triliun pada 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini mengumumkan akan mencatatkan 1 obligasi. Pada Kamis, 5 September 2024, obligasi tetap yang diterbitkan PT Oto Multiartha I Oto Multiartha II Tahap 2024 dengan jumlah pokok Rp 700 miliar mulai dicatatkan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Kustodian dengan peringkat idAAA (Triple A) untuk obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) ini.
Dalam keterangan tertulis BEI, Minggu (09/08/2024) disebutkan, total penerbitan obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada tahun 2024 sebanyak 105 emisi dari 63 emiten dengan nilai Rp 87,19 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 586 emisi yang diterbitkan oleh 136 emiten senilai USD 459,66 triliun dan USD 60,12 juta. BEI memiliki 186 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal 6.182,86 triliun dan 502,10 juta USD.
Selain itu, BEI mencatatkan 9 penerbitan Efek Beragun Aset (EBS) senilai 2,93 triliun. Perdagangan karbon
Pada perdagangan karbon periode Agustus 2024, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon senilai 176 ton CO2 setara (tCO2e) senilai Rp 10.738.000. Jumlah penyedia layanan bertambah menjadi total 75 penyedia layanan.
Terdapat 3 produk yang terdaftar dalam sertifikat penurunan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK) di IDXCarbon, yaitu Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, PJB Muara Karang, dan Gunung Vugul Minihydro Su Electric . Pekerjaan stasiun.
Beberapa pengamat memperkirakan gejolak ekonomi global akan terus berlanjut hingga tahun 2024. Hal ini disebabkan semakin memanasnya konflik di kawasan Timur Tengah. Ini juga merupakan rasa investasi.
Situasi ini diperparah dengan tingginya suku bunga yang terus berlanjut. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga atau BI rate pada kisaran 6,25 persen.
Tentu saja masyarakat Indonesia harus menyikapi ketidakpastian perekonomian global dengan baik. Antara lain, pengelolaan keuangan yang lebih cerdas, termasuk investasi.
Rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai instrumen investasi yang berpotensi menghasilkan pendapatan pada tahun 2024 adalah sebagai berikut: 1. Instrumen investasi bersifat ekuitas.
OJK memperkirakan penanaman modal tersebut berpotensi memberikan keuntungan pada tahun 2024 berdasarkan potensi pertumbuhan keuntungan emiten dan makroekonomi Indonesia. Berdasarkan data historis pasar saham, investasi ekuitas pada tahun kebijakan ini menawarkan potensi keuntungan, terutama dari saham perusahaan yang aktif. di bidang keuangan, konsumen dan sektor keuangan serta media.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat dari 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor.
Sedangkan pada investor saham terjadi peningkatan dari 811 ribu investor saham menjadi 5,25 juta investor saham.
“Sehingga semakin banyak masyarakat yang masuk ke pasar modal Indonesia sebagai investor. Apakah Anda salah satu investor pasar modal?” .
24coins akan menjadi salah satu opsi investasi pada tahun 2024. Indeks dan reksa dana bisa menjadi pilihan, terutama bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang.
“Pastinya pilihlah jenis reksa dana berdasarkan profil risiko dan horizon investasi Anda,” kata OJK.
Selain itu, reksa dana pendapatan tetap juga bisa menguntungkan karena ada tren penurunan suku bunga yang sesuai untuk investor rata-rata. Faktanya, reksa dana pasar uang diprediksi akan stabil pada tahun 2024.
“Bagi teman-teman yang ingin menerapkan strategi wait and see, Anda bisa memanfaatkan reksa dana pasar uang dan instrumen pendapatan untuk investasi jangka pendek, sambil menunggu momen yang tepat untuk mendiversifikasi investasi saham Anda,” kata OJK. .
Sarana investasi custom diprediksi akan menjadi target investasi yang cocok di tahun 2024 karena keinginan untuk mendiversifikasi risiko.
Sebagai instrumen pendapatan utama, obligasi harus menjadi pilihan bagi investor yang sensitif terhadap sentimen pasar dan perubahan kondisi perekonomian selama tahun politik.
Salah satu opsi teraman adalah obligasi pemerintah. Selain itu, Kementerian Keuangan juga akan kembali menerbitkan beberapa obligasi pemerintah, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuku Negara Ritel (SR), Sukuku Tabungan (ST), Obligasi Ritel (SBR) dan Sukuku Wakaf Link (CWLS).
Jangan lupa untuk melakukan analisa fundamental untuk mengoptimalkan investasi Anda. Misalnya mempelajari prospektus suatu instrumen investasi dan selalu mengingat prinsip hukum dan logika dalam mengidentifikasi instrumen investasi.