7 Film Indonesia yang Tayang di IFFR 2025 di Belanda
thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Indonesia kembali menorehkan gebrakan di kancah perfilman internasional. Tahun ini, tujuh film karya sutradara Indonesia akan diputar di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.
IFFR 2025 merupakan salah satu festival film paling bergengsi di dunia. Festival ini akan berlangsung mulai 30 Januari hingga 9 Februari 2025 di Rotterdam, Belanda. Tujuh film Indonesia diputar di IFFR 2025:
1. Tengah malam di Bali
Midnight in Bali disutradarai oleh Razka Robbie Ertanto. Bio One berperan sebagai wanita trans dalam film ini.
Film ini bercerita tentang Bulan, seorang transpuan yang terbang dari desanya ke Bali. Bolan menghadapi masalah kepribadian dan identitasnya sebelum masa lalunya menjungkirbalikkannya.
Setelah mengetahui identitasnya, ia masih harus bersaing dengan pria di sekitarnya. Masa lalu yang tak terkendali membawanya ke jalan yang berbahaya.
“Night in Bali” akan tayang perdana di Festival Film Internasional ke-54 di Rotterdam (IFFR). Selain Bio One, film ini juga dibintangi oleh Luna Maya, Tatiana Saphira, Carissa Perusset, Donny Damara, Valentin Paen, dan Ben Nugroho.
2. Nyanyian Senyap dalam Rantang (Berbisik dalam Dabba)
Nani Suni dalam Rantang merupakan film terbaru Garin Nugroho. Film ini merupakan film ke-11 Garin yang diputar di IFFR.
Film ini akan diputar pada seleksi resmi IFFR ke-54. Sebelumnya, Down on the Pillow tahun 1998 menjadi film pembuka IFFR 1999. Dua tahun lalu, film horor 2022 Love Kills (puisi cinta mematikan) dirilis. IFFR akan ditampilkan di layar lebar.
Rantang karya Nani Suni sebelumnya diputar pada Hari Anti Korupsi Sedunia. Film tersebut merupakan adaptasi dari empat kasus nyata pengadilan yang digagas Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
3. Kamasutra Gowok-Jawa
Gowok-Yawan Kamasutra disutradarai oleh Hanun Bramantyo. Film ini terpilih untuk mengikuti kategori Kontes Layar Besar IFFR ke-54.
Bersetting antara tahun 1955 dan 1965, film ini berkisah tentang seorang wanita yang bekerja sebagai dukun seks bagi calon pengantin pria. Ini mengajarkan Anda bagaimana memuaskan istri Anda di tempat tidur. Ajaran tersebut ia mendasarkan pada kitab-kitab kuno yang diturunkan dari nenek moyangnya seperti Cententini, Nitimani dan Wulangreh.
Dalam Kompetisi Layar Besar IFFR ke-54 ini, film tersebut akan bersaing dengan 13 film dari luar negeri. Kategori ini memberikan penghargaan kepada film-film yang berani mengeksplorasi estetika namun mengedepankan unsur hiburan.
4. Urban War (Kota ini adalah medan perang)
Film fiksi sejarah terbaru Mouli Surya, City War. Film ini berdasarkan novel sastra klasik Jalan Tak Ada Ujung karya Mokhtar Lubis.
Film tersebut mengisahkan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946 dan berkisah tentang Guru Isa, seorang pahlawan sekaligus guru yang menderita disfungsi ereksi.
Permasalahan tersebut muncul karena Indonesia mengalami kengerian pada masa pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan. Jesus yang tidak menyukai kekerasan, bergabung dengan temannya Hazel untuk mendapatkan kembali keberaniannya.
Urban War merupakan film penutup IFFR ke-54. Film tersebut juga akan tayang di bioskop Indonesia pada tahun 2025.
5. Kabur dari Semathi (Sampai Maut Memisahkan Kita)
Sejiwa Semathi dari Upi telah resmi terpilih untuk IFFR 2025. Upi kembali ke IFFR dengan ancaman psikologis yang mengerikan.
Setelah menikah dengan Edwin, kejadian kekerasan dan aneh di apartemen Renata membuatnya mempertanyakan kesetiaan suaminya di masa lalu, keyakinan agama yang telah lama dianutnya, dan kewarasannya sendiri. Sutradara Indonesia Upi kembali ke IFFR dengan ketakutan psikologis.
6. Membentuk masa depan
Membentuk Masa Depan adalah film karya Puthu Kusuma Vijaya. Film ini masuk dalam kategori Harbour di IFFR 2025 bersama beberapa film lainnya.
7. Bakhtia
Bakhtiyar adalah film dokumenter karya Hafiz Rankajal. Film ini masuk dalam kategori Kebangkitan Sinema IFFR 2025. Film ini menceritakan kehidupan sutradara film legendaris Bakhtiyar Siagyan.
Penulis: Resla