7 Kecelakaan Truk Barang Terjadi Setiap Hari, Apa yang Salah?
thedesignweb.co.id, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pembangunan Daerah Joko Setijowarno mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya angka kecelakaan yang melibatkan truk atau angkutan logistik di Indonesia.
Menurut dia, kecelakaan ini terjadi hingga tujuh kali dalam sehari dan menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas setelah kendaraan roda empat.
Joko menilai pengawasan terhadap truk logistik masih sangat buruk.
“Kalaupun konsekuensinya adalah kenaikan tarif angkutan kargo, yang terpenting keselamatan transportasi terjamin bagi seluruh warga negara,” ujarnya, Rabu (25/12/2024). Penyebab kecelakaan
Joko mencontohkan kecelakaan bus wisata Tirto Agung pada 23 Desember 2024 di Tol Pandaan-Malang Jawa Timur sebagai contoh nyata buruknya manajemen logistik. Empat orang tewas ketika bus bertabrakan dengan truk bermuatan pakan ternak.
Menurutnya, banyak kecelakaan truk terjadi karena cara mengemudi yang buruk dan cara mengemudi yang buruk. “Kejadian-kejadian tersebut menunjukkan lemahnya manajemen dan kurangnya upaya perbaikan yang dilakukan pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Selain itu, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, masalah rem pada kendaraan logistik seringkali disebabkan oleh tidak adanya aturan wajib perawatan rem.
Jocko mengatakan, perawatan sehari-hari dan upah pengemudi yang handal membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, minimnya investasi dalam hal ini merupakan dampak dari liberalisasi angkutan barang.
Ia mengkritisi mekanisme pasar bebas yang diatur dalam Pasal 184 UU No. 22 Tahun 2009.
“Liberalisasi di Indonesia hanya fokus pada tarif, bukan standar keselamatan. Berbeda dengan negara maju yang terus menerapkan standar keselamatan secara ketat,” jelasnya. Masalah kelebihan beban dimensi (ODOL).
KNKT juga menemukan proyek pemerintah sebagian besar menggunakan truk Overload Overload (ODOL). Joko mengatakan, permasalahan tersebut mencerminkan kurangnya koordinasi antara 12 kementerian/lembaga yang terlibat dalam pengelolaan logistik, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, dan Bappenas.
Ia menekankan pentingnya peran Presiden Prabowo Subianto dalam menyelesaikan masalah ini.
“Masalah truk gendut hanya bisa diselesaikan dengan penetapan Presiden, karena Kementerian Perhubungan masih menghadapi permasalahan internal,” imbuhnya.
Joko menekankan perlunya koordinasi yang lebih baik antara Kementerian Perhubungan dan kementerian terkait.
Ia merekomendasikan agar Menhub mengarahkan upaya mengatasi permasalahan keamanan ODOL dan logistik transportasi.