Bola

7 Pembelian Terburuk Sepanjang Masa Manchester United, Termasuk Rekor Transfer Termahal

thedesignweb.co.id, Jakarta – Manchester United atau biasa dikenal dengan MU dikenal sebagai salah satu klub sepak bola terbaik di dunia. Klub telah berhasil merekrut banyak pemain terbaik dari berbagai belahan Inggris dan dunia selama bertahun-tahun.

Dengan koleksi 20 gelar Liga Inggris dan tiga trofi Liga Champions, MU menjalani masa kejayaan yang luar biasa. Namun, seiring berjalannya waktu, momen cerah tersebut mulai memudar.

Nama-nama bersejarah seperti George Best, Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo telah menghiasi Stretford End dengan kontribusi luar biasa bagi sejarah klub. Namun, tidak semua rekrutan memenuhi harapan. Faktanya, MU memiliki daftar pemain yang diyakini gagal beradaptasi dan tidak memberikan dampak yang diharapkan.

Berikut tujuh nominasi MU yang terdaftar tanpa riwayat klub: 

Salah satu penyerang yang terlihat di era Louis van Gaal, Memphis Depay menjalani perjalanan seru di Manchester United (MU). Performanya di Old Trafford bisa dipastikan tak menunjukkan hasil istimewa.  

Legenda sepak bola Belanda Ruud Gullit memberikan penilaian keras terhadap Depay, menyebutnya sebagai rekrutan terburuk tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan betapa sulitnya Depay menemukan performa terbaiknya di klub.  

Selama dua tahun berseragam Setan Merah, Depay tampil sebanyak 53 kali. Sayangnya kontribusinya berupa gol dan assist hanya berjumlah 13 dengan rincian tujuh gol dan enam assist di semua kompetisi. Statistik tersebut menunjukkan kesulitan yang ia hadapi dalam beradaptasi dengan cara bermain tim.  

Usai hengkang dari MU, Depay berhasil membangun kembali reputasinya saat bermain untuk Olympique Lyonnais. Penampilan bagusnya di Lyon membuka jalan untuk pindah ke Barcelona dan Atlético Madrid di La Liga, di mana ia melanjutkan karirnya dalam performa bagus.

Perjalanan Memphis Depay ke Manchester United menjadi pelajaran berharga atas tantangan yang dihadapi pemain muda saat beradaptasi di klub besar. Meski tak meraih kesuksesan di MU, ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, pembaharuan karier di tempat lain bisa dilakukan. 

Donny van de Beek adalah salah satu rekrutan Manchester United yang gagal. Gelandang Belanda ini hanya membuat 62 penampilan Liga Premier selama empat musim di Old Trafford. Angka tersebut sangat mengecewakan, apalagi mengingat Manchester United mengeluarkan dana sebesar 35 juta poundsterling untuk memboyongnya.

Sebelum bergabung dengan MU, Van de Beek dikenal sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di Eropa. Ia menjadi bagian penting tim Ajax yang berhasil mencapai babak semifinal Liga Champions musim 2018/2019 di bawah asuhan Eric ten Hag.

Sayangnya, meski kembali bekerja dengan pelatih yang sama, performa Van de Beek di Manchester United tak menunjukkan peningkatan berarti akibat cedera berulang kali. Dia jarang menunjukkan rasa hormat saat dikecewakan.

MU menjualnya ke Verona musim panas lalu dengan mahar awal kurang dari satu juta euro. 

Tiago Manuel Dias Correia atau lebih dikenal dengan Bébé menjadi salah satu pemain paling kontroversial dalam sejarah Manchester United. Saat bergabung dengan klub pada Agustus 2010, Bébé menarik banyak perhatian karena biaya transfernya mencapai £7,4 juta. Sayangnya, investasi ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan.  

Selama empat tahun di Manchester United, Bébé hanya tampil di tujuh pertandingan resmi. Meski punya potensi, namun penampilannya di lapangan gagal memenuhi ekspektasi pelatih Sir Alex Ferguson dan para suporter. Situasi ini membuat banyak pihak mempertanyakan keputusan tim yang merekrutnya.  

Kisah Bébé menjadi rumit ketika ia terlibat dalam penyelidikan polisi Portugal. Investigasi tersebut berkaitan dengan dugaan korupsi yang muncul setelah Bébé berpindah agensi beberapa hari sebelum resmi bergabung dengan Manchester United. Hal ini pun menambah banyaknya perselisihan mengenai pekerjaannya di grup.  

Rekrutmen Bébé merupakan contoh nyata bahaya yang dihadapi klub-klub besar di dunia sepak bola. Meski punya ekspektasi tinggi saat bergabung, nyatanya ia belum bisa menunjukkan performa memuaskan. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi Manchester United dan klub lain dalam memilih pemain untuk memperkuat tim. 

Alexis Sanchez dikenal sebagai salah satu pemain terbaik di Liga Inggris, terutama saat bermain untuk Arsenal. Namun, semua itu berubah drastis setelah ia bergabung dengan Manchester United pada 2018.  

Pada pertengahan musim 2017/2018, Sánchez menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Henrikh Mkhitaryan. Dalam kontrak tersebut, pemain internasional Chile itu menandatangani kontrak berdurasi empat setengah tahun senilai hingga £14 juta per tahun. Manchester United mengumumkan penandatanganan Sanchez dengan cara yang unik melalui video yang terinspirasi piano.  

Meski awalnya digadang-gadang menjadi bintang tim ini, karier Sanchez di Manchester United tidak berjalan baik. Dia hanya tampil dalam 45 pertandingan selama dua tahun, mengakhiri karirnya di Old Trafford dengan catatan mengecewakan.  

Kepindahan ke Inter Milan menjadi perubahan positif bagi Sanchez. Di klub asal Italia tersebut, ia mampu menunjukkan kebolehannya dan ikut serta menjadi bagian dari tim peraih Scudetto musim 2020/2021. Kesuksesannya di Inter menunjukkan bahwa ia masih punya potensi untuk bersinar di level tertinggi.

Dengan perjalanan yang penuh suka dan duka, Alexis Sanchez tetap menjadi pemain menarik di dunia sepak bola, baik dari segi prestasi maupun perkembangan kariernya. 

Perekrutan Harry Maguire oleh Manchester United secara luas dianggap sebagai kesalahan sejak awal. Meski tercatat sebagai bek termahal sepanjang sejarah klub, perjalanan Maguire di Old Trafford berakhir dengan banyak tantangan. Pada Agustus 2019, MU mengeluarkan dana sebesar £80 juta untuk bek yang sebelumnya bermain untuk Leicester City itu.

Sejak saat itu, karier Maguire di Manchester United tidak berjalan baik. Dia mengalami penurunan performa yang signifikan, sehingga posisinya di 100 besar dalam bahaya. Situasi semakin buruk ketika pelatih Eric ten Hag memutuskan untuk melepas ban kapten dari lengan Maguire pada musim panas 2023, menandai penurunan statusnya di klub.  

Penunjukan Maguire memicu perdebatan besar di kalangan penggemar dan pakar sepak bola. Dengan biaya yang begitu tinggi, ekspektasi terhadap kinerja juga tinggi. Sayangnya, hasil di lapangan tak sesuai ekspektasi. Hal ini menyebabkan Maguire dianggap sebagai salah satu pemain terburuk dalam sejarah Manchester United.  

Sejak bergabung, Maguire menghadapi berbagai tantangan, baik dari performa individu maupun tekanan dari media dan fans. Kegagalannya masuk starting lineup menunjukkan betapa sulitnya dia dipercaya oleh pelatih dan fans.  

Perjalanan Harry Maguire ke Manchester United adalah contoh nyata bagaimana ekspektasi yang tinggi bisa berujung pada kekecewaan. Dari yang tadinya menjadi bek termahal, kini ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia adalah salah satu pemain yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah klub. Keputusan Eric ten Hag melepas ban kapten menandakan potensi perubahan besar dalam kariernya di klub. 

Manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson dikenal brilian dalam menilai kemampuan pemain sepanjang kariernya. Salah satu keputusan transfer terpentingnya adalah saat ia memboyong Juan Sebastian Veron dari klub Serie A, Lazio pada tahun 2001. Kepindahan tersebut merupakan salah satu rekor transfer terbesar di Inggris saat itu.

Veron bergabung dengan Manchester United dengan harga £28,1 juta, yang setara dengan £150 juta pada inflasi saat ini. Meski punya potensi besar, Veron hanya menghabiskan dua tahun di Old Trafford. Ia menjadi pemain Amerika Selatan pertama yang bermain untuk Setan Merah, namun kariernya di klub tersebut tidak berjalan sesuai harapan.  

Transfer Veron menimbulkan ekspektasi besar di kalangan fans Manchester United. Terkenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, banyak yang berharap dia bisa memimpin tim menuju kesuksesan besar. Namun performanya di lapangan tak berubah dan ia kesulitan beradaptasi dengan cara bermain tim.  

Selama dua tahun di Manchester United, Veron menunjukkan masa-masa bagus, namun juga menghadapi masa-masa sulit. Akhirnya pada tahun 2003, ia meninggalkan klub tersebut untuk bergabung dengan Chelsea. Meski kariernya di Manchester United tak sepenuhnya sukses, Veron tetap dikenang sebagai salah satu pemain yang menjadi bagian sejarah klub.  

Transfer Juan Sebastian Veron ke Manchester United menjadi babak menarik dalam sejarah klub. Meski tidak sesuai ekspektasi, namun ceritanya memberikan pelajaran penting tentang tantangan yang dihadapi pemain saat mempersiapkan tim baru. Sir Alex Ferguson dikenang sebagai manajer yang berani mengambil risiko demi mencari pemain berkualitas terbaik untuk timnya. 

Transfer Paul Pogba ke Manchester United pada tahun 2016 adalah salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepakbola. Dengan biaya £93 juta, transfer klub membuat sejarah. Kembalinya Pogba ke Old Trafford setelah meninggalkan klub saat masih remaja empat tahun lalu disambut dengan sangat antusias.  

Kedatangan Pogba memang sangat dinantikan, namun kenyataannya transfer tersebut merupakan kesalahan besar bagi kedua belah pihak. Meski punya bakat luar biasa, Pogba tak mampu menampilkan performa terbaiknya. Berbagai manajer yang menangani Manchester United menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan keterampilan pemain Prancis tersebut.  

Setelah beberapa tahun penuh gejolak di Old Trafford, Pogba akhirnya memutuskan hengkang dari klub dan kembali ke Juventus pada musim panas 2022. Keputusan ini diambil setelah menghadapi rasa frustrasi dan ketidakpuasan selama bermain untuk Setan Merah.  

Transfer Paul Pogba ke Manchester United menjadi pelajaran penting tentang harapan dan kenyataan di dunia sepak bola. Meski potensinya besar, tidak semua rujukan berakhir dengan sukses. Kasus Pogba menunjukkan bahwa faktor di luar bakat individu berperan penting dalam kesuksesan seorang pemain di sebuah tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *