Global

8 November 1895: Wilhelm Roentgen Menemukan X-Ray

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pada tanggal 8 November 1895, Wilhelm Conrad Roentgen menemukan sinar-X atau X-ray, sebuah penemuan penting dan bersejarah yang merevolusi bidang fisika dan kedokteran. Hanya setahun setelah Roentgen mengumumkan penemuannya, penggunaan sinar-X untuk diagnostik dan terapeutik menjadi hal yang lumrah dalam profesi medis.

Karir ilmiah Roentgen penuh kesulitan, demikian lapor American Physical Society, Kamis (7/11/2024). Sebagai mahasiswa di Belanda, ia dikeluarkan dari Sekolah Teknik di Utrecht karena lelucon siswa lain. Kurangnya ijazah pada awalnya menghalangi Röntgen untuk mendapatkan pekerjaan di Universitas Würzburg bahkan setelah memperoleh gelar doktornya. Namun pada akhirnya diterima. 

Eksperimennya di Würzburg berfokus pada fenomena cahaya dan emisi lain yang dihasilkan ketika arus listrik dilewatkan melalui apa yang disebut “tabung Crookes” yang dievakuasi dari udara, sebuah bola kaca dengan elektroda positif dan negatif yang menampilkan cahaya neon ketika suhu tinggi. arus tegangan melewatinya. Dia sangat tertarik pada sinar katoda dan memahami bahwa sinar ini melampaui tabung bermuatan.

Pada tanggal 8 November, Roentgen menemukan bahwa ketika dia melindungi tabung dengan karton hitam tebal, lampu neon hijau menerangi layar platinobarium yang berjarak tiga meter, terlalu jauh untuk merespons sinar katoda seperti yang dia pahami. 

Dia menyimpulkan bahwa fluoresensi disebabkan oleh sinar tak terlihat yang berasal dari tabung Crookes, yang dia gunakan untuk mempelajari sinar katoda (yang kemudian diidentifikasi sebagai elektron) yang menembus kertas hitam buram yang melilit tabung. 

Eksperimen lebih lanjut mengungkapkan bahwa jenis cahaya baru ini menembus sebagian besar material, termasuk jaringan lunak tubuh, namun tulang dan logam masih terlihat. Salah satu pelat fotografi pertama eksperimennya memperlihatkan gambar istrinya Bertha, cincin kawinnya terlihat jelas.

Untuk menguji pengamatannya dan mengkonfirmasi data ilmiahnya, Roentgen melakukan percobaan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat selama tujuh minggu. Pada tanggal 28 Desember, ia mempresentasikan artikelnya “Tentang jenis sinar baru” di prosiding Masyarakat Medis-Fisik Würzburg. 

Pada bulan Januari 1896, ia memberikan kuliah umum pertamanya di hadapan Medical-Medical Society of Würzburg. Usai ceramahnya, ia memberikan demonstrasi di mana Roentgen membuat gambar tangan seorang ahli anatomi yang hadir, yang menyarankan agar penemuan baru tersebut diberi nama “sinar Roentgen”.

Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Thomas Edison termasuk di antara mereka yang ingin menyempurnakan penemuan Röntgen dengan mengembangkan fluoroskop portabel, meskipun ia gagal menciptakan “lampu sinar-X” untuk digunakan di rumah. 

Peralatan sinar-X segera tersedia secara luas dan studio untuk membuat “potret tulang” dibuka, yang selanjutnya meningkatkan minat dan imajinasi publik.

Puisi tentang sinar-X muncul di majalah populer, dan penggunaan metaforis sinar muncul dalam kartun, cerita, dan iklan politik. Penyidik ​​​​menyebutkan penggunaan alat sinar-X untuk melacak pasangan yang tidak setia. Selain itu, pakaian dalam berbahan timbal diciptakan untuk mencegah mata-mata dengan “kacamata x-ray”.

Meski reaksinya kini tampak konyol, komunitas medis dengan cepat menyadari pentingnya penemuan Roentgen.

Pada bulan Februari 1896, di Dartmouth, Massachusetts, AS, sinar-X pertama kali digunakan secara klinis, ketika Edwin Brant Frost mengambil gambar pasien patah tulang Colles untuk saudaranya, seorang dokter setempat. 

Tidak lama kemudian, upaya dilakukan untuk memasukkan batang logam atau menyuntikkan bahan radiopak untuk mendapatkan gambaran organ dan pembuluh darah yang jelas, dengan hasil yang beragam. Sinar-X bergerak pertama, atau angiografi dan radiologi militer, telah dibuat pada tahun 1896.

Selain kekuatan diagnostik sinar-X, beberapa peneliti mulai menggunakannya untuk mengobati penyakit. Sejak awal abad ke-19, elektroterapi telah terbukti populer untuk meredakan nyeri nyata dan khayalan untuk sementara. Peralatan yang sama dapat menghasilkan sinar-X. 

Pada bulan Januari 1896, beberapa hari setelah karya Röntgen diumumkan, seorang ahli elektroterapi asal Chicago bernama Emil Grubbe menyinari seorang wanita yang menderita kanker payudara yang kambuh, dan pada akhir tahun tersebut beberapa peneliti memperhatikan efek paliatif cahaya pada kanker. . Peneliti lain telah mencapai hasil yang luar biasa dalam pengobatan lesi superfisial dan masalah kulit, sementara peneliti lain telah menyelidiki kemungkinan efek bakteri dari sinar tersebut. Sinar-X bahkan telah digunakan secara kosmetik di klinik penghilangan bulu di Amerika Serikat dan Perancis.

Roentgen menerima Hadiah Nobel Fisika pertama pada tahun 1901 atas penemuannya 

Saat ini, Roentgen dikenal sebagai peneliti brilian yang tidak pernah menginginkan penghargaan atau keuntungan finansial untuk penelitiannya. Dia menolak gelar tersebut, yang akan memungkinkan dia untuk masuk dalam jajaran bangsawan Jerman, dan menyumbangkan Hadiah Nobel ke universitasnya. 

Meski mendapat gelar doktor kehormatan kedokteran dari universitasnya sendiri, ia tidak pernah mendapat hak paten atas sinar-X agar dunia bisa leluasa mengambil manfaat dari karyanya. Kemurahan hatinya membuatnya kehilangan banyak uang: pada saat kematiannya pada tahun 1923, Roentgen berada di ambang kebangkrutan akibat inflasi setelah Perang Dunia Pertama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *