3 Warga Inggris Dituntut FBI Akibat Penipuan Proyek NFT
thedesignweb.co.id, Jakarta – Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Biro Investigasi Federal (FBI) mengumumkan dakwaan terhadap tiga warga negara Inggris atas skema penipuan non-fungible token (NFT) yang melibatkan proyek Evolved Apes NFT. Proyek NFT ini menjanjikan pengembangan game.
Jaksa AS Damian Williams mengatakan para terdakwa melakukan penipuan untuk menaikkan harga seni digital melalui janji palsu tentang pengembangan video game.
“Mereka akan mengambil uang investor, tidak pernah mengembangkan permainan dan mengantongi keuntungan,” kata Williams, menurut Bitcoin.com. Kamis (13 Juni 2024).
Asisten Direktur FBI James Smith mengatakan ketiga terdakwa diduga bagian dari skema untuk menaikkan harga NFT dengan berbohong kepada publik tentang pengembangan video game terkait dan secara diam-diam mentransfer hasil palsu ke rekening pribadi mereka.
Menipu pelanggan tanpa memenuhi janji tidak hanya mencerminkan integritas bisnis yang buruk, namun juga melanggar kepercayaan implisit yang diberikan pelanggan kepada penjual ketika mereka membeli suatu produk, terlepas dari apakah produk tersebut ada di toko atau disimpan di blockchain.
“FBI tetap berkomitmen untuk mengadili mereka yang melakukan penipuan karena keinginan egois untuk mendapatkan uang dengan cepat,” jelas Smith.
Berdasarkan dakwaan, pada musim gugur tahun 2021, ketiga terdakwa melakukan suatu bentuk penipuan yang dikenal sebagai skema rugpull, di mana pengembang mengiklankan proyek digital, mengumpulkan uang dari pelanggan, kemudian meninggalkan proyek tersebut dan menyimpan dana tersebut atau
Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sebelumnya, pemerintah Australia melarang penggunaan kripto dan kartu kredit untuk perjudian online. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi warga negara dari lonjakan utang yang tidak mendesak.
Laporan dari The Canberra Times menyatakan bahwa Australia akan melarang penggunaan mata uang digital dan kartu kredit untuk platform perjudian online mulai 11 Juni 2024.
Melansir News.bitcoin.com, Rabu (12/06/2024), pemerintah Australia mengumumkan bahwa perusahaan yang tidak mematuhi peraturan baru tersebut dapat dikenakan denda hingga sekitar AUD 234.750 atau setara Rp. 2,5 miliar.
Aturan tersebut mencakup kartu kredit yang ditautkan ke dompet digital, mata uang kripto seperti Bitcoin, dan bentuk kredit baru lainnya.
Kebijakan baru ini juga mematuhi undang-undang perjudian berbasis darat di Australia. Namun ada pengecualian, seperti pembayaran togel online yang masih diperbolehkan menggunakan kartu kredit.
CEO Responsible Wagering Australia, Kai Cantwell, organisasi independen untuk operator perjudian berlisensi Australia, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan tersebut.
Dia mengatakan langkah ini akan memudahkan masyarakat mengendalikan pengeluarannya.
“Ini adalah langkah penting untuk melindungi pelanggan, memudahkan masyarakat mengendalikan perilaku perjudian mereka,” kata Cantwell.
Cantwell percaya bahwa jika perlindungan tidak konsisten di semua bentuk perjudian, orang akan “beralih ke bentuk perjudian yang tidak terlalu diatur, sehingga menempatkan mereka pada risiko bahaya yang lebih besar”.
Industri game juga diberi masa transisi selama enam bulan, dengan larangan penuh mulai berlaku pada 11 Juni. Pengawas komunikasi Australia juga diberi wewenang untuk menegakkan pembatasan baru ini.