Pertumbuhan Kredit Moncer, Kapan Waktunya Beli Saham BCA?
Liputan6.com Saham Bank Jakarta Central Asia TBK (BBCA) berakhir di zona merah pada awal perdagangan pekan ini. BBCA turun 0,48 persen menjadi 10.375 pada Senin 4 November 2024.
Mengutip dokumen RTI, BBCA dibuka pada 10.425 dan bergerak pada kisaran 10.300-10.500. Sebanyak 49,28 juta lembar saham diperdagangkan dengan nilai 510,74 miliar rupiah. BBCA menyesuaikan 2,12 persen minggu lalu, namun naik 10,37 persen year-to-date.
Dalam lelang hari ini, BBCA menjadi salah satu saham yang banyak dijajakan asing. Asing mencatatkan total penjualan saham BBCA senilai Rp 114,84 miliar di seluruh pasar.
Sebelumnya, kelompok riset MNC Securitas merekomendasikan pembelian saham BBCA, mengutip angka September 2024 yang diumumkan beberapa waktu lalu. P
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersih BCA dan anak perusahaan meningkat 12,8% menjadi Rp 41,1 triliun.
“Kami sedikit menaikkan estimasi pendapatan FY2024-25 sebesar +3,5% dan mempertahankan rekomendasi BELI dengan harga naik sebesar Rp 12.400, menyiratkan PBV FY2024E/2025F sebesar 5,2x/4,7x”, – kutipan. Review Riset, Analis MNC Securitas, Victoria Venny, Senin (11/04/2024). Pembiayaan BCA
Kredit korporasi mendukung penyaluran pendanaan hingga September 2024, segmen dengan pertumbuhan tertinggi, meningkat 15,9% year-on-year menjadi Rp395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% year-on-year menjadi Rp135,3 triliun, sedangkan kredit UKM naik 14,2% menjadi Rp120,1 triliun.
Total portofolio kredit konsumer BCA tumbuh 13,1% year-on-year menjadi Rp 216,5 triliun dipimpin oleh KPR yang tumbuh 10,7% menjadi Rp 130,4 triliun, naik 17 dan 9% dibandingkan KKB sebelumnya. 64,1 triliun Rupiah pada tahun ini. Outstanding pinjaman konsumen lainnya (kebanyakan kartu kredit) meningkat sebesar 15,0% YoY menjadi Rp 21,9 triliun.
Alokasi kredit ke sektor berkelanjutan meningkat sebesar 10,7% YoY mencapai Rp 214 triliun pada September 2024, mewakili hingga 24,3% dari total portofolio keuangan. Kualitas pembiayaan perseroan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit yang stabil.
Rasio pinjaman berisiko (LAR) per September 2024 tercatat sebesar 6,1%, membaik dibandingkan tahun lalu sebesar 7,9%, sedangkan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap sebesar 2,1%. Cadangan NPL dan LAR berada pada tingkat memadai masing-masing sebesar 193,9% dan 73,5%.
“Kami memperkirakan potensi pertumbuhan kredit akan mengejutkan, dikombinasikan dengan imbal hasil aset yang lebih tinggi, penghematan biaya pinjaman, dan pengembalian modal yang stabil. “Risikonya adalah pertumbuhan pinjaman lebih lambat dari perkiraan,” kata Victoria.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 3,4% year-on-year menjadi Rp 1.125 triliun. Dana Lancar dan Akumulasi (CASA) menyumbang sekitar 82% dari total DPK, meningkat 5,2% menjadi Rp 915 triliun. Terjaganya pertumbuhan CASA dengan peningkatan frekuensi total transaksi BCA sebesar 21% dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.