Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo, BPOLBF Luncurkan Buku Putih
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pariwisata berkelanjutan bukan lagi sebuah pilihan, namun sudah menjadi mainstream dalam menangani sektor penting penghasil devisa di Indonesia. Oleh karena itu, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) meluncurkan Dokumen Pengembangan Pariwisata Labuan Bajo di penghujung Hari Pariwisata Dunia (WTD) pada Jumat malam, 27 September 2024 di Taman Parapuar.
Peluncuran ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan kawasan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata prioritas tinggi yang berkelanjutan. Instansi pemerintah dalam proses persiapan; tokoh budaya; Berbagai pihak terlibat, seperti pakar pariwisata dan sumber informasi terkait.
Dokumen yang disebut juga policy statement ini bertujuan untuk memberikan informasi dan rekomendasi mengenai permasalahan pembangunan pariwisata, serta memerlukan diskusi mendalam yang melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor. Hal ini juga merupakan cerminan kuat dari proses studi dan konsultasi.
Pembangunan infrastruktur; Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan hidup. Berfokus pada arahan dan panduan komprehensif untuk konservasi alam dan budaya lokal. Pedoman ini akan efektif jika semua pihak yang terlibat memiliki komitmen yang kuat dan bekerja sama untuk melaksanakannya.
“White Paper ini diharapkan dapat menjadi acuan pengambilan kebijakan terhadap isu-isu strategis yang mendesak terkait Labuan Bajo dan seluruh kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Flores,” kata Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengutip pernyataan yang diterima tim gaya hidup thedesignweb.co.id pada tahun 2024; Minggu, 29 September
Terdapat 10 isu strategis dalam white paper ini. Ini termasuk keamanan dan daya tahan. perencanaan tata ruang dan pertamanan; Pantai dan laut; sosial dan budaya; keselamatan dan keamanan; sumber daya (sumber daya manusia dan organisasi); Sampah atau sampah (garbage); rantai pasok (supply chain); Infrastruktur dan Tata Kelola (manajemen destinasi dan tata kelola destinasi).
Pariwisata Mingarai Barat; Crispin Mesima, Sekretaris Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) menanggapi terbitnya Buku Putih Pengembangan Pariwisata Labuan Bajo dengan harapan dapat menjawab isu-isu strategis dalam pengembangan pariwisata Labuan Bajo.
“Buku ini memuat alternatif kebijakan serta dokumen perencanaan lainnya yang dapat menjadi pedoman. Kami berharap policy brief ini dapat membantu DPSP Labuan Bajo dalam mengidentifikasi dan mengatasi isu-isu strategis.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merilis Outlook Indonesia 2024/2025 yang menakjubkan, yang menunjukkan arah pengembangan sektor pariwisata dan kreatif Myanmar ke depan. Salah satu poin penekanannya adalah mendorong terus tumbuhnya sektor pariwisata dan kreatif.
“Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkomitmen untuk menjadikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai sektor yang lebih hijau yang menjaga kelestarian lingkungan, menjaga alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Ini akan berhasil,” kata Sandiaga Uni, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ekonomi, pada Kamis, 19 September 2024 di Jakarta.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanwisodebjo mengatakan tren pariwisata di masa depan akan semakin mengarah pada perjalanan yang sadar dan berdampak. “Wisatawan lebih cenderung melakukan perjalanan seperti penduduk lokal dan mendapatkan pengalaman menarik karena mereka dapat menjelajahi destinasi melalui sudut pandang penduduk setempat,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan banyak metode perjalanan lainnya, seperti bepergian ke tempat dingin atau gletser, di mana diyakini bumi sedang memanas. Ada pula pemandian bintang yang mengajak pengunjung memvisualisasikan dan merenungkan rasi bintang di langit cerah.
Ada juga Budget Luxury untuk traveler yang ingin berwisata bak Sultan namun tetap hemat budget. Hal lainnya adalah orang-orang yang mengagumi idola tertentu semakin banyak melakukan konser populer, seperti tur konser.
“Pada Juli 2024, tercatat lebih dari 7,75 juta wisatawan mancanegara dan 598 juta wisatawan nusantara berhasil datang,” kata Angela.
Menurutnya, perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan akan bergantung pada dua faktor, yaitu keberlanjutan dan teknologi. Angela mengatakan penerapan Paracraft secara berkelanjutan bukan lagi sebuah pilihan, namun perlu tetap menjadi prioritas.
“Di sisi lain, perkembangan teknologi tidak lagi dipandang sebagai alternatif, tetapi sebagai peluang dan dukungan baru bagi sektor kreatif dan kreatif yang berkualitas dan berdaya saing,” ujarnya.
Selain meluncurkan Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga meluncurkan Wonderful Indonesia Impact 2024. Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan MCorp, dengan tujuan untuk meningkatkan inisiatif yang sudah ada dan mendorong dukungan global. Komitmen terhadap aspek kualitas dan keberlanjutan.
Dengan berfokus pada pariwisata berkualitas; Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman perjalanan berkualitas kepada wisatawan dan penduduk lokal. Menekankan pariwisata yang mengedepankan pengelolaan destinasi yang bertanggung jawab dan kegiatan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Sandiaga mengatakan, kegiatan tersebut diikuti 33 wisatawan se-Indonesia yang diseleksi melalui tahap evaluasi. Pada posisi teratas, enam desa wisata terpilih berhasil meraih penghargaan Wonderful Indonesia Impact 2024. Desa Wisata Kuning di Kalimantan Timur; Desa Wisata Kreatif Tarong; Kepulauan Bangka Belting; Desa wisata Hanjeli dan Selmatik di Jawa Barat; Desa Wisata Osing Kemiren dan Duren Sari Sawahan Jawa Timur.
“Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat desa sangat penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Keenam desa wisata terpilih ini mampu menjalin kemitraan yang kuat dan menjadi model bagi desa wisata lainnya di Indonesia,” kata Sandiaga. .