THE NEWS China Naikkan Batas Usia Pensiun per 1 Januari 2025
thedesignweb.co.id, Beijing – Badan legislatif tertinggi Tiongkok telah menyetujui proposal untuk menaikkan usia pensiun negara tersebut. Hal itu diberitakan Xinhua Agency pada Jumat (13/9/2024). Langkah ini mempercepat revisi undang-undang yang sudah berusia puluhan tahun untuk mengatasi tekanan ekonomi akibat menyusutnya angkatan kerja.
Reformasi ini penting karena angka harapan hidup di Tiongkok telah meningkat menjadi 78 tahun pada tahun 2021 dari sekitar 44 tahun pada tahun 1960 dan diperkirakan akan melebihi 80 tahun pada tahun 2050. Pada saat yang sama, penduduk yang bekerja membutuhkan bantuan bagi para lansia. Demikian dilansir Voice of Indonesia pada Sabtu (14/9).
Usia pensiun bagi pria akan meningkat dari 60 menjadi 63 tahun, dan bagi wanita berjas putih dari 55 menjadi 58 tahun. Untuk pekerja kerah biru akan ditetapkan 55 dari 50.
Perubahan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Membuat masyarakat bekerja lebih lama akan mengurangi tekanan pada anggaran pensiun, karena banyak provinsi di Tiongkok yang sudah bergulat dengan defisit yang besar. Namun, menunda pembayaran pensiun dan mewajibkan pekerja lanjut usia untuk bekerja lebih lama mungkin tidak dapat diterima oleh masyarakat secara keseluruhan.
Setelah Xinhua melaporkan bahwa para anggota parlemen terkemuka Tiongkok sedang mendiskusikan masalah ini pada tanggal 10 September, ratusan ribu orang menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapat mereka. Banyak netizen Tiongkok yang menyatakan keprihatinannya karena semakin banyak pencari kerja mencari pekerjaan yang langka.
Dengan menaikkan usia pensiun, pemerintah dapat meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja, sehingga membantu mengurangi dampak negatif penuaan populasi, kata Xujian Peng, peneliti senior di Pusat Studi Kebijakan di Universitas Victoria di Australia.
“Pemerintah harus bertindak. Jika jumlah penduduk terus menurun, maka penurunan angkatan kerja akan semakin cepat, yang kemudian berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi,” kata Xiujian.
Xing Zhaopeng, ahli strategi senior Tiongkok di bank Australia ANZ, mengatakan langkah tersebut tidak akan memiliki dampak ekonomi jangka pendek.
“Dalam jangka panjang, hal ini akan membantu mencegah kehilangan pekerjaan dini dan mempertahankan pertumbuhan produktivitas yang stabil,” katanya.