Saham

Rapor Kinerja Keuangan Emiten Bank Besar hingga Kuartal III 2024, Siapa Juara?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Bank-bank besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan kontribusinya untuk sembilan tahun yang berakhir pada 30 September 2024.

Bank-bank besar tersebut antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Dari segi keuntungan, BCA memimpin. Hingga September 2024, BCA dan anak usaha akan meningkatkan laba sebesar Rp 41,1 triliun atau tumbuh 12,8% yoy. Disusul Bank Mandiri yang berhasil mengumpulkan laba sebesar RP 42 triliun pada kuartal III 2024 atau tumbuh 7,56% yoy.

Selain itu, BNI mencatatkan laba Rp 16,3 triliun pada sembilan bulan 2024 atau meningkat 3,52% yoy. Terakhir ada BRI yang laba 2,6% yoy menjadi Rp 45,36 triliun per September 2024.

Dari sisi pelunasan pinjaman, pertumbuhan terbesar dibukukan Bank Mandiri sebesar 20,8% menjadi Rp 1.590 triliun hingga September 2024. Kemudian pelunasan pinjaman kepada emiten bank BCA mencapai Rp 877 triliun atau tumbuh 14,5% yoy hingga September 2024.

Kemudian, cicilan pinjaman BNI meningkat 9,5% yoy menjadi RP 735 triliun hingga September 2024. Pertumbuhan terendah yang dibukukan BRI sebesar 8,21% yoy menjadi RP 1.353,36 triliun hingga September 2024.

Kemudian, cicilan pinjaman BNI meningkat 9,5% yoy menjadi RP 735 triliun hingga September 2024. Pertumbuhan terendah yang dibukukan BRI sebesar 8,21% yoy menjadi RP 1.353,36 triliun hingga September 2024.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan pihak ketiga (DPK) terbesar dibukukan oleh Bank Mandiri. Pertumbuhan DPK Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 14,9% yoy menjadi Rp 1.667,5 triliun pada kuartal III 2024.

Peningkatan DPK antara lain ditopang oleh pertumbuhan dana giro yang meningkat 17,8 persen YoY menjadi RP 596 triliun, dan dana yang tumbuh 12,6 persen YoY menjadi RP 635 triliun.

Produksi dana tunai murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan pangsa mencapai 64,17% atau meningkat dibandingkan CASA periode yang sama tahun lalu yaitu 63,64%.

BCA menyebutkan, total DPK mencapai RP 1,125 triliun atau meningkat 3,4 persen setiap tahunnya. Tabungan dan Simpanan Lancar (CASA) menyumbang sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen menjadi Rp 915 triliun.

Terakhir, BNI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 769,74 triliun per September 2024, naik 2,96% yoy. DPK perseroan ditopang oleh nasabah ritel sehingga meningkatkan net interest margin (NIM).

 

Awalnya Indeks Harga Gabungan (IHSG) turun pada periode 4-8 November 2024. Penyusunan IHSG didorong oleh pertimbangan internasional dan internal.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Sabtu (9/11/2024), IHSG turun 2,91 persen menjadi 7.287,19 dari posisi pekan lalu 7.505,25. Perekonomian pasar saham juga turun selama seminggu. Nilai pasar turun 2,86 persen menjadi 12,241 triliun dari pekan lalu 12,601 triliun.

Dalam sepekan, investor asing melepas saham senilai RP 4,5 triliun. Penjualan saham tersebut oleh investor asing lebih besar dari Rp 2,64 triliun pada pekan lalu. Sepanjang tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 337,5 triliun.

Sementara peningkatan signifikan terjadi pada nilai penjualan harian selama sepekan yakni mencapai 3,27 persen mencapai 11,686 triliun dari pekan lalu sebesar 11,315 triliun.

Terjadi pula peningkatan rata-rata transaksi harian Bursa sebesar 2,87% menjadi 1,30 juta transaksi dari 1,27 juta transaksi pada minggu lalu. Kemudian terjadi peningkatan jumlah Bursa harian sebesar 0,31% menjadi 21,53 miliar lembar saham dari 21,47 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Minggu ini semua sektor saham sedang bermasalah. Sektor teknologi turun 5,27 persen dan mencatatkan perbaikan besar. Sektor energi turun 1,95 persen, sektor barang kebutuhan pokok turun 1,32 persen, dan sektor barang industri turun 1,2 persen.

Selain itu, segmen barang konsumsi non-cyclical turun 0,99 persen, segmen konsumen cyclical terpangkas 3,49 persen, dan sektor kesehatan terpangkas 2,56 persen.

Kemudian sektor keuangan turun 2,58 persen, sektor properti dan real estate turun 3,91 persen, sektor keuangan turun 3,46 persen, dan sektor pengangkutan dan manufaktur turun 3,37 persen.

 

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan IHSG sebesar 2,91 persen didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Kebijakan defensif pembangunan ekonomi dalam negeri diperkirakan akan berdampak pada emerging market (EM) yang berujung pada keluarnya dana ke IHSG, ujarnya saat dihubungi thedesignweb.co.id.

Ia menambahkan, Federal Reserve (The Fed) telah menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

Kedua, merilis data perekonomian di Indonesia. Dimana Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia miring di angka 4,95 persen. Ketiga, pergerakan harga minyak terdongkrak setelah OPEC mengumumkan akan memangkas produksi hingga Desember 2024, ujarnya.

Pekan depan, Herditya memperkirakan, IHSG masih akan terkoreksi dengan level support 7.099 dan level resistance 7.453.

Herditya mengatakan, pihaknya memperkirakan IHSG masih akan terdampak oleh beberapa hal, antara lain rilis data IKK dan perdagangan Indonesia, serta perdagangan. Berikutnya, rilis data inflasi perusahaan Amerika Serikat dan China. “Pergerakan mata uang Rupiah merupakan fenomena global,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *