Kalbe Farma Siapkan Amunisi Hadapi Persaingan Bisnis Kesehatan, Apa Saja?
thedesignweb.co.id, Jakarta PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membebaskan beberapa belanja modal yakni. yaitu belanja modal (capex) untuk bisnis yang sangat menguntungkan di industri kesehatan.
Kartika Setiabudy, Direktur Kalbe Farma, mengatakan banyak peluang yang bisa dijajaki di berbagai perusahaan di industri farmasi. Ia mengatakan KLBF akan terus melaksanakan berbagai inisiatif baik secara internal maupun melalui kemitraan strategis.
“Berbagai investasi yang kami lakukan sendiri. Hal ini juga tercermin pada investasi kami (capex), di mana kami juga fokus pada beberapa produk baru dan penambahan kapasitas di sisi farmasi,” kata Kartika dalam pameran publik yang dikutip, Rabu. 2024).
Kartika mengatakan, beberapa lini produksi tambahan saat ini sudah beroperasi, termasuk lini obat kanker yang akan terus dilanjutkan. Ia kemudian juga berinvestasi pada proyek Cyclotron atau radio medis yang disebut-sebut merupakan fasilitas pertama di Indonesia.
“Kita bisa membuat Cyclotron yang bisa digunakan di rumah sakit yang memiliki mesin PET untuk deteksi dini pasien kanker,” jelas Kartika.
Selain itu, Kalbe juga menjalin berbagai perjanjian kerja sama dengan beberapa mitra strategis. Kartika mengungkapkan, pihaknya telah mengumumkan dua kolaborasi pada tahun ini.
“Salah satunya di Thailand dengan distributor lokal di Thailand untuk mengembangkan atau menghadirkan produk khusus ke pasar Thailand, khususnya Kalbe Oncology,” ujarnya.
Kedua, KLBF juga menjalin kerja sama strategis dengan mitra bisnis Tiongkok. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan baku farmasi yang banyak di antaranya masih merupakan barang impor.
“Sebenarnya saat ini di Indonesia sebagian besar kita masih mengimpor bahan baku obat-obatan. Di Indonesia, beberapa perusahaan telah melakukan beberapa inisiatif untuk memproduksi bahan baku obat-obatan,” imbuhnya.
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjajaki peluang peningkatan kapasitas perusahaan, khususnya pada produksi (primer) alat kesehatan. Apalagi setelah perusahaan-perusahaan Indonesia mendapat perintah pemerintah untuk meningkatkan tingkat kandungan lokal (TKDN).
Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan hingga saat ini KLBF terutama menjual dan mempromosikan alat kesehatan impor yang bukan merupakan produknya.
“Di bidang alat kesehatan, kami sudah memulai beberapa proyek. Bagaimana kami ingin mengubah apa yang telah kami lakukan dengan mengimpor dan menjual atau memperdagangkan produk impor dengan banyak alat kesehatan impor? Kami ingin mengubah kemampuan kami untuk beralih lebih ke manufaktur alat kesehatan dalam negeri,” Selasa (27/8/2024). Dalam sebuah pameran publik, ia mengatakan Kalbe memiliki beberapa proyek yang sedang dikembangkan menjadi alat kesehatan, baik itu produk sekali pakai (consumable) maupun alat kesehatan yang alat kesehatan.
“Jadi kalau untuk barang konsumsi misalnya kita sudah punya pabrik yang membuat jahitan bedah. Jadi sekarang kita punya produksi jahitan bedah lokal, pabriknya sudah beroperasi,” ujarnya.
Selain itu, Kalbe Farma merupakan pionir industri dalam perakitan beberapa alat kesehatan. Tujuannya agar perusahaan nantinya bisa berproduksi di dalam negeri.
“Jadi wilayah-wilayah tersebut berpotensi sangat menarik untuk dijajaki Kalbe lebih jauh ke depannya. Tentu kita tidak lupa bahwa Kalbe mempunyai bisnis lain, baik itu produk kesehatan konsumen maupun produk nutrisi,” kata Kartika.
“Kami yakin dalam jangka panjang, dengan meningkatnya daya beli, meningkatnya pendidikan masyarakat, dan kesadaran kesehatan, jelas sektor-sektor tersebut akan memiliki masa depan yang sangat positif,” tambahnya.
Di sisi lain, melihat pertumbuhan Kalbe Farma tahun ini dan ke depan, Kartika menilai sektor farmasi masih menjadi fokus perusahaan. Apalagi setelah Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melakukan perubahan di bidang kesehatan.
“Jadi bagi Kalbelle sebagai perusahaan health care, industri farmasi tentunya menjadi salah satu penggerak pertumbuhan kami baik pada tahun ini dan mungkin juga dalam jangka menengah dan panjang ke depan,” tutup Kartika.
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengumumkan positif tahun 2024 hasil paruh pertama tahun ini. Hal ini tercermin dari peningkatan penjualan dan keuntungan.
PT Kalbe Farma Tbk pada tahun pertama 2024 mencapai penjualan Rp 16,32 triliun selama setengah tahun, menurut laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Minggu (08/04/2024). Pada periode yang sama, penjualan meningkat sebesar 7,5 persen. tahun lalu Rp 15,17 triliun.
Harga pokok penjualan pada paruh pertama tahun 2024 tumbuh sebesar 9,5 persen pada semester pertama tahun ini. menjadi Rp9,86 triliun dari Rp9 triliun pada tahun 2023 paruh pertama tahun ini. Namun laba kotor perseroan pada semester I 2024 meningkat 4,7 persen menjadi Rp 6,46 triliun. Yang pertama tahun 2024 Selama setengah tahun, pendapatan kotor perseroan sebesar Rp 6,17 triliun.
Harga pokok penjualan PT Kalbe Farma Tbk tahun 2024 pada semester pertama tahun ini sebesar Rp3,22 triliun dibandingkan Rp3,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Beban umum dan administrasi tahun 2024 turun menjadi 731,16 miliar pada semester pertama tahun ini. Dari Rp734,58 miliar IDR pada periode yang sama tahun lalu. Biaya penelitian dan pengembangan pada tahun 2024 meningkat menjadi 215,61 miliar pada semester pertama tahun ini. Dari Rp 207,07 miliar Rp 2023 paruh pertama tahun ini.
Laba sebelum pajak PT Kalbe Farma Tbk sebesar Rp2,36 triliun, naik 22,06 persen. lebih dari tahun pertama 2023 setengah tahun – Rp 1,93 triliun. Dengan perkembangan tersebut, laba PT Kalbe Farma Tbk milik pemilik induk perusahaan meningkat 18,05 persen. menjadi Rp1,8 triliun dari Rp1,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Memperhatikan hal tersebut, Perseroan mencatat laba per saham murni yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2023. meningkat menjadi Rp38,93 dari Rp32,87 pada semester pertama.
Modal sendiri perseroan pada tahun 2024 30 Juni meningkat menjadi Rp23,53 triliun dari Rp23,12 triliun pada tahun 2023. pada bulan Desember Dari Rp 3,93 triliun pada tahun 2023 pada bulan Desember pada tahun 2024 30 Juni total liabilitas meningkat menjadi Rp 5,02 triliun. Aset perusahaan pada tahun 2024 30 Juni meningkat menjadi Rp 28,56 triliun, dari Rp 27,05 triliun pada tahun 2023. pada bulan Desember Yang pertama tahun 2024 perusahaan membayar Rp 3,69 triliun dalam bentuk tunai dan saldo bank selama setengah tahun.