Seleb

Kalya Mahiya Menangkan Kompetisi Tari di Spanyol dengan Tarian Langgam Remaja

thedesignweb.co.id, nama Jakarta Indonesia kembali melejit mendunia, kali ini dengan misi budaya yang dibawakan anak-anak Indonesia dalam Mediterranean International Folk Festival 2024 Lloret de Mar di Spanyol yang digelar pada pertengahan Oktober lalu. Proyek budaya yang dipimpin oleh Kiny Cultura Indonesia di bawah arahan Kiki Puspita Sari ini berhasil meraih penghargaan pada kategori Grup dan Grup.

Pada kategori individu, prestasi membanggakan diraih Kalya Mahiya Pravina, siswa kelas 10 SMA Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta. Kalya berhasil meraih Juara I kategori solo tari rakyat di ajang bergengsi tersebut. Sebagai seniman solo, Kaliya menampilkan tari Betawi dan gaya anak muda yang dipersiapkan melalui pelatihan intensif selama tiga bulan. 

“Saya dan teman-teman berlatih selama tiga bulan untuk kompetisi ini,” kata Kalya kepada media. Dia senang dan bersyukur atas kemenangannya. Dengan bangga ia menambahkan, “Mempelajari tari Betawi memang tidak mudah, namun saya bersyukur kepada Tuhan karena bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.”

Kalya tak hanya menjuarai kategori tunggal, namun juga mengantarkan timnya menjuarai Grand Prix kategori beregu di turnamen yang sama. Ia menyanyikan Tari Mambo dari Papua dan Dogger Jingkrak dari Betawi bersama teman-temannya. Diakui Kalya, tarian Dogger Jingkrak khas Betawi itu sulit. “Yang paling sulit adalah gerakan Tari Dogger Jingkrak,” kata Kalya.

Kaliya yang sudah sering mengikuti berbagai kegiatan dan kompetisi budaya, menegaskan, dibutuhkan konsistensi dan kesabaran untuk sukses. “Dedikasi dan timing yang tepat sangat penting untuk mendapatkan kecepatan dalam latihan,” kata Kalya yang terus menunjukkan dedikasinya yang besar pada olahraga tari.

 

Selain Kalya, dua siswa SMA Al Izhar lainnya, Farrel Achmad Gibransyah (Kelas 12) dan Deandra Favian Atthaillah (Kelas 10), juga ikut bangga dengan penampilan tim. Farrell mengatakan kemenangan itu membantunya bersantai setelah berlatih keras. “Semua pelatihan kami membuahkan hasil,” kata Farrell.

Tidak hanya siswa sekolah menengah atas, siswa yang lebih muda pun merasakan semangat misi budaya. Maximilian Adler Gunawan, siswa kelas VI Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang, baru pertama kali merasakan keikutsertaan dalam kegiatan adat ini. Adler bangga dengan Indonesia dan berjanji akan terus mempelajari budaya Indonesia secara mendalam. “Keberhasilan ini membuat saya bisa belajar lebih banyak tentang budaya Indonesia dan terus berbuat lebih baik,” ujarnya.

Kemenangan cerdas ini tentu membawa kebahagiaan bagi para pelatih. Lilis Suryani, salah satu pelatih tari, berharap timnya bisa meraih kemenangan, namun pengumuman kemenangan tersebut tetap mengejutkan. “Tadinya saya yakin akan menang, tapi saya tetap senang saat diumumkan,” ujarnya.

 

Guru tari lainnya, Ouky Suryatimur menambahkan, persiapan besar dilakukan dua kali seminggu sebelum berangkat ke Spanyol. “Anak-anak berlatih selama tiga hingga empat jam setiap sesinya, dan total mereka memiliki 20 sesi latihan sebelum berangkat,” jelas Ouky. 

Tidak hanya guru, orang tua siswa juga ikut membantu. Mayarni D Anggoro, ibu dari Andra, salah satu peserta, mendukung proyek ini karena ia yakin proyek ini akan memberikan pengetahuan penting kepada putranya. “Pekerjaan ini menciptakan karakter yang kuat dan semangat juara,” kata Mayarni.

 

Selain dukungan keluarga, bakti sosial ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Norviadi S. Husodo, perwakilan Dinas Kebudayaan Khusus Daerah Jakarta yang mendampingi rombongan saat berkunjung ke Spanyol, sangat mengapresiasi upaya rombongan Indonesia. “Saya menghadiri acara tersebut bersama mereka dan saya sangat bangga dengan hasil yang mereka raih baik di kategori individu maupun tim,” ujarnya. 

Norbiadi berharap melalui misi kebudayaan ini, banyak generasi muda Indonesia yang mampu sukses di kancah internasional. Ia menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya agar generasi muda dapat tumbuh dengan rasa bangga terhadap seni dan budaya Indonesia. “Yang terpenting adalah meningkatkan kebanggaan mahasiswa terhadap seni dan budaya negaranya melalui keikutsertaan di ajang internasional tersebut,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *