Regional

Cara Membangun Rumah yang Tahan Gempa Bumi

thedesignweb.co.id, Yogyakarta – Indonesia berada di titik pertemuan tiga lempeng tektonik dan terancam gempa yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Kepala Biro Bahan dan Struktur Bangunan (BBSBG) PUPR RI Perry Aka Putra mengatakan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah tahan gempa.

“Mulai dari fokus pada material dan struktur yang digunakan untuk membangun sebuah rumah,” ujarnya dalam talkshow bertajuk “Rumah Sederhana Penopang Infrastruktur Tangguh Bencana” yang digelar di Pusat Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Kamis, 10 Oktober. 2024.

Perry mengatakan, rumah tahan bencana meliputi kerusakan yang terlihat seperti tiang rumah yang roboh, tembok yang retak, dan tembok yang roboh. Kondisi rumah tersebut sebagai berikut karena proses pembangunannya tidak memenuhi standar keselamatan.

“Bangunan yang runtuh biasanya disebabkan oleh dinding yang tidak ditopang,” ujarnya.

Menurutnya, bangunan atau rumah yang baik tidak selalu merupakan bangunan yang kuat, bisa juga bangunan yang dibiarkan sehingga dapat meminimalisir kerusakan dan memberikan waktu bagi penghuninya untuk mengungsi. Masyarakat yang ingin membangun rumah tahan gempa di NKRI tidak. 16 tahun 2021.

“Untuk membangun, utamakan fungsi dan strukturnya terlebih dahulu, apalagi jika pendanaannya kurang fleksibel,” ujarnya.

Nanda Ika Devi Kumalsari dari Badan Pelaksana Alokasi Perumahan III (BP2P) Jawa mengatakan pihaknya bertugas mengkoordinasikan alokasi rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya, prasarana, sarana dan pelayanan umum, serta tanah. Pembangunan perumahan. Pada tahap ini, BP2P telah memiliki layanan klinik rumah swadaya (KRS).

“KRS ini merupakan sumber ilmu pengetahuan tentang pelayanan rekayasa dan informasi perumahan yang sederhana, tangguh bencana, terkait perumahan.”

Menurut dia, masyarakat bisa memanfaatkan layanan KRS untuk mendapatkan saran rencana pembangunan rumah tahan gempa. Selain itu, Anda juga bisa menyesuaikan kondisi sekitar rumah dan dana yang Anda miliki.

“Kami menyediakan denah rumah dan tenaga bangunan yang berkualitas. Untuk saran pribadi, masyarakat tidak perlu khawatir karena BP2P menyediakan layanan KRS gratis,” jelasnya.

Menurut dia, pihaknya memberikan hampir 1.500 layanan pada tahun ini dan akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan masyarakat dengan membangun rumah tahan gempa atau rumah aman.

Bambang Suhendro, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Bidang Gempa Bumi dan Struktur Bangunan UGM, mengatakan proses terjadinya gempa bumi disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik secara tiba-tiba. Masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan ketahanan bangunan rumah telah lama menjadi model arsitektur rumah tangga berbasis kearifan lokal yang melindungi mereka dari bencana alam seperti gempa bumi.

“Kalau kita cermati, nenek moyang kita mempunyai kearifan atau ilmu yang terlihat pada corak rumah adat yang ada di Indonesia, misalnya rumah adat Jawa dan Sumatera Barat,” jelasnya.

Menurut Bambang, jenis rumah tahan gempa sesuai dengan kondisi alam yang dihadapi nenek moyang Indonesia saat itu. Misalnya, beberapa rumah adat di Sulawesi dan Sumatera dirancang sebagai pelindung jika terjadi gelombang atau banjir.

Selain itu, fungsi lubang pada rumah adat dapat digunakan untuk menyimpan hasil pertanian atau untuk menambatkan hewan.

“Untuk itu kita harus belajar dari kearifan lokal yang tersimpan dalam rumah adat agar siap menghadapi bencana dan tangguh,” ujarnya.

 Tonton video unggulan ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *