Mitos atau Fakta, Apakah Makan Bawang Memengaruhi Bau Badan? Begini Jawaban Dokter Tirta!
thedesignweb.co.id, Jakarta – Dalam perbincangan lucu sekaligus penuh wawasan di podcast Raditya Dika, Dr. Tirtha mengupas tuntas mitos dan fakta seputar bawang bombay dan bau badan.
Salah satu komentar menarik Raditya Dikka kepada dr Tirtha adalah soal kebiasaan makan bawang yang kerap dianggap sebagai penyebab bau badan. Apakah makan bawang bombay mempengaruhi bau badan?
Menariknya, dr Tirta menjelaskan, terlalu banyak makan bawang bombay justru tidak membuat badan berbau tidak sedap. Bawang bombay ternyata baik untuk pencernaan dan memiliki manfaat sebagai anti inflamasi alami.
Dr Tirta mengatakan, “Banyak orang bilang kalau kita makan banyak bawang, kita jadi berbau seperti bawang. Padahal, bau badan bukan disebabkan oleh bawang atau makanan tertentu.” “
Bau badan terutama disebabkan oleh penyakit metabolisme atau infeksi bakteri. Ia menambahkan, Bakteri ini sering menempel di area seperti paha, leher, dan ketiak yang memiliki kelenjar keringat apokrin.
Selain itu, dr Tirta menjelaskan, makanan seperti kari atau sate kambing juga tidak secara langsung menyebabkan bau badan. Ia berkata sambil bercanda: Bukan makanannya yang berbau, tapi bakteri di dalam tubuh yang tumbuh karena kurangnya kebersihan.
Dr Tirta juga menyoroti manfaat bawang merah sebagai anti inflamasi alami yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Menekankan bahwa kebersihan diri lebih penting untuk mencegah bau badan yang tidak sedap daripada mengkhawatirkan makanan, ia menjelaskan: Jika tenggorokan sakit, biasanya mereka memberi kami sup bawang, karena sifat anti inflamasi pada bawang dapat mengurangi peradangan.
Bau badan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk makanan yang kita konsumsi. Health thedesignweb.co.id dikutip dalam Livestrong Rabu 23 Oktober 2024 Baca selengkapnya mengenai makanan penyebab bau badan tak sedap dan cara mengatasinya. 1. Makanan yang tinggi protein.
Salah satu makanan yang dapat mempengaruhi bau keringat adalah makanan yang tinggi protein. Jika Anda mengikuti diet rendah karbohidrat dan tinggi protein seperti diet keto, keringat Anda mungkin berbau amonia.
Amonia dihasilkan dari pemecahan protein, yang dapat menyebabkan keringat mengeluarkan bau yang menyengat dan tidak sedap. Jika Anda menyadari keringat Anda berbau seperti urin, coba kurangi jumlah protein dalam makanan Anda.
Pernahkah Anda berkeringat setelah makan pasta bawang putih atau bawang goreng? Ternyata makanan tersebut juga bisa mempengaruhi bau keringat Anda.
Makanan seperti bawang yang Anda makan bisa mempengaruhi bau keringat, kata Dr. Pauline J. Jose, spesialis pengobatan keluarga.
Menariknya, sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2015 di Microbiome menemukan bahwa beberapa orang memiliki bakteri tertentu yang dapat membuat keringat mereka berbau seperti bawang.
Semakin banyak bakteri di kulit Anda atau semakin banyak Anda berkeringat, semakin kuat baunya. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan memperhatikan konsumsi makanan menjadi kunci untuk mencegah bau badan yang tidak diinginkan.
Setiap orang memiliki mikrobioma unik, yaitu bakteri yang hidup di kulit, terutama di lengan dan selangkangan. Bakteri ini berperan penting dalam menentukan bau yang dihasilkan saat keringat keluar.
Jika keringat Anda berbau asam atau cuka, mungkin ada lebih banyak bakteri tertentu, seperti Corynebacterium, di kulit Anda. Bakteri ini dapat menghasilkan senyawa berbau busuk seperti tiol, yang dapat membuat keringat Anda berbau seperti sigung.
Bau badan yang sangat tidak sedap bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan. Contohnya adalah trimetilaminuria, yang dikenal sebagai “sindrom bau ikan”.
Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah trimetilamina, senyawa yang ditemukan pada beberapa makanan. Jika Anda mengalami kondisi ini, keringat Anda mungkin berbau seperti ikan busuk, dan ini mungkin memerlukan perhatian medis.
Menariknya, cara orang lain memandang bau badan Anda bisa berbeda-beda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemecahan androstenon, salah satu steroid testosteron, dapat dideteksi secara berbeda tergantung usia seseorang.
Jadi, apakah keringat Anda terasa seperti urin atau berbau harum, itu semua bergantung pada persepsi genetik masing-masing orang.
Jika Anda menghadapi bau badan yang mengganggu, berikut beberapa hal yang bisa Anda coba: Gunakan antiperspiran dan deodoran: Pilih produk yang berhasil, dan jika perlu, mintalah dokter Anda menemukan produk yang tepat untuk Anda. Segera ganti pakaian: Jika Anda berkeringat, pastikan untuk mengganti pakaian basah agar baunya tidak semakin parah. Cuci area yang berbau: Gunakan sabun antibakteri untuk membersihkan area yang rawan bau. Menghilangkan bulu di tubuh: Menghilangkan bulu berlebih di area seperti ketiak dapat membantu mengendalikan bau.
Dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan menjaga kebersihan, bau badan yang tidak sedap dapat diminimalisir. Ingat, berkeringat itu normal, tapi bau badan seharusnya tidak menjadi masalah!