Apa Perbedaan BRICS dan OECD? Ini Penjelasan Lengkapnya
thedesignweb.co.id, Jakarta Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Sugiono mengungkapkan, Indonesia sedang belajar untuk bergabung dengan kelompok Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang dikenal dengan BRICS. Hal ini berbeda dengan rencana Presiden Jokowi, yakni kelanjutan komitmen Indonesia menjadi anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
BRICS dan OECD adalah dua kelompok negara yang berbeda satu sama lain dalam hal tujuan, asal usul dan karakteristik anggotanya. Sugiono menjelaskan, bergabungnya Indonesia pada BRICS merupakan simbol politik luar negeri yang bebas dan aktif. “Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, malah kita ikut aktif di semua forum,” ujarnya.
BRICS merupakan kelompok negara berkembang yang fokus pada kerja sama ekonomi dan politik antar negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara maju, sedangkan anggota OECD merupakan organisasi yang didominasi oleh negara maju dan fokus pada analisis kebijakan dan peningkatan kerja sama ekonomi global. .
Menurut berbagai sumber, BRICS beranggotakan lima negara yakni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kelompok ini dibentuk dalam rangka menjalin kerja sama ekonomi antar negara berkembang yang mempunyai pengaruh signifikan dalam perekonomian dunia. BRICS terdiri dari negara-negara yang memiliki potensi ekonomi besar, namun berbeda dengan negara maju.
Saat ini OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) merupakan organisasi internasional yang beranggotakan 38 negara yang sebagian besar merupakan negara maju di Amerika Utara, Eropa, dan kawasan Asia Pasifik. OECD didirikan pada tahun 1961 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan bebas dan stabilitas keuangan di antara negara-negara anggota yang maju secara ekonomi.
Tujuan utama keduanya berbeda. BRICS lebih fokus pada kerja sama ekonomi dan politik negara-negara berkembang, terutama dalam melawan dominasi negara-negara maju dalam sistem keuangan dunia. Mereka juga mencoba menciptakan sistem alternatif seperti New Development Bank (NDB) untuk mendukung proyek pembangunan di negara berkembang.
Saat ini, tujuan utama OECD adalah meningkatkan kerja sama antar negara anggota di bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebijakan sosial dan lingkungan. OECD juga berfungsi sebagai forum diskusi dan pengembangan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan stabilitas sosial.
Secara fungsional, BRICS lebih fokus pada isu-isu yang berdampak langsung pada negara berkembang, seperti pembangunan infrastruktur, investasi di negara berkembang, dan reformasi lembaga internasional (seperti IMF dan Bank Dunia) untuk mencerminkan kepentingan negara berkembang. .
Bertindak sebagai lembaga penelitian dan pembuat kebijakan, OECD menyediakan data dan analisis ekonomi serta rekomendasi kebijakan kepada negara-negara anggota. OECD juga aktif dalam mempromosikan standar internasional di berbagai bidang seperti perpajakan, pendidikan dan lingkungan.
Kekuatan dan pengaruh ekonomi BRICS adalah kelompok ekonomi berkembang dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan jumlah penduduk yang besar, serta berpotensi menjadi kekuatan ekonomi besar di masa depan. Mereka mempunyai pengaruh yang signifikan di negara-negara berkembang.
Pada saat yang sama, anggota OECD secara umum diakui sebagai organisasi negara-negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia. OECD seringkali menjadi forum bagi negara-negara maju untuk mengembangkan kebijakan global yang ditujukan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Bergabung dengan BRICS bermanfaat bagi negara-negara berkembang yang ingin memperkuat posisinya dalam perekonomian dunia dan mengurangi ketergantungannya pada negara-negara maju. Sebaliknya, OECD memberikan manfaat berupa akses terhadap standar internasional dan kerja sama dalam praktik ekonomi dan sosial terbaik. Pilihan untuk bergabung dengan BRICS atau OECD bergantung pada kebutuhan dan prioritas masing-masing negara dalam menghadapi tantangan pembangunan.