Memahami Peran dan Tantangan Asuransi Swasta Lengkapi Perlindungan Kesehatan bagi Masyarakat
thedesignweb.co.id, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, jaminan kesehatan nasional melalui Program BPJS Kesehatan telah memberikan perlindungan kesehatan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Meski demikian, peran asuransi swasta tetap penting dan penting, terutama bagi mereka yang mencari perlindungan lebih komprehensif.
Herold, Ketua HUT Asosiasi Agen Asuransi Indonesia (PAAI), mengatakan asuransi swasta dapat menjadi pelengkap layanan kesehatan bagi masyarakat.
“BPJS (Kesehatan) menanggung biayanya, tapi tentu ada batasannya. Di sinilah peran tambahan asuransi swasta. Bagi masyarakat yang menginginkan layanan lebih komprehensif, asuransi swasta menawarkan sejumlah manfaat tambahan yang tidak bisa ditanggung oleh BPJS. ” – kata Herold di Jakarta, Kamis (10/10).
Lebih lanjut, Herold menjelaskan bahwa asuransi swasta menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam memilih jenis layanan kesehatan yang paling sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Mulai dari perawatan di rumah sakit hingga layanan kesehatan yang lebih terspesialisasi.
“Asuransi swasta mungkin lebih baik dalam memberikan layanan yang lebih komprehensif dan kualitas layanan yang lebih tinggi,” katanya.
Dalam rangka HUT PAAI yang ke-8, CEO PAAI Mohammad Idaham juga menyoroti pentingnya peran agen asuransi. Pada tahun 2023, data Badan Pusat Statistik menunjukkan terdapat 148 perusahaan asuransi di Indonesia yang terdiri dari penyedia asuransi jiwa, asuransi non-jiwa, reasuransi, BPJS, dan asuransi wajib. Jumlah agen asuransi di Indonesia mencapai ratusan ribu. Namun jumlah tersebut dinilai masih kurang.
“Indonesia adalah negara besar dan masih banyak masyarakat produktif yang belum mendapatkan perlindungan asuransi. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan peningkatan jumlah dan kualitas agen. tetapi juga berperan sebagai konsultan yang memberikan ide dan instruksi kepada klien untuk mendapatkan perlindungan yang tepat.” kata Idaho.
Namun tantangan yang dihadapi agen asuransi di era digital saat ini semakin besar, apalagi dengan hadirnya teknologi digital yang semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses produk asuransi secara online.
“Dengan perubahan ini, tantangan bagi agen asuransi adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknologi dan meningkatkan layanan mereka.”
Tantangan lain yang dihadapi agen asuransi adalah mempekerjakan pemburu liar atau agen yang memiliki masalah kesehatan, menaikkan atau menyesuaikan premi karena inflasi biaya pengobatan. Apalagi kualitas agen di Indonesia masih belum sama.
“Praktik perburuan agen yang berpindah perusahaan karena tawaran remunerasi yang lebih tinggi dapat menciptakan ketidakstabilan dalam industri dan menghambat pertumbuhan agen yang berkelanjutan. “Dalam hal kualitas, sebagian besar agen asuransi tidak memenuhi standar kualitas dalam hal pengetahuan produk, etika layanan, dan keterampilan komunikasi.”
Masalah lain yang dihadapi oleh inflasi biaya pengobatan adalah menyebabkan premi asuransi kesehatan meningkat. Meningkatnya biaya pengobatan, kemajuan teknologi rumah sakit, dan meningkatnya biaya obat membuat perusahaan asuransi harus menyesuaikan pembayaran.
Selain itu, penggunaan yang berlebihan di beberapa rumah sakit yang melakukan prosedur medis yang tidak perlu menambah beban biaya medis. Hal ini berdampak pada meningkatnya tingkat klaim pada perusahaan asuransi secara signifikan sehingga premi harus disesuaikan.
“Hal ini tentunya mempengaruhi daya beli dan minat masyarakat terhadap produk asuransi, dan agen harus bisa menjelaskan secara bijaksana penyesuaian tersebut kepada nasabah,” kata Herold.
Profesi agen asuransi tidak hanya membantu masyarakat berinvestasi pada kesehatannya, tetapi juga berperan penting dalam memperkuat basis keuangan negara. Semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dalam asuransi, maka semakin banyak pula sumber daya yang terkumpul dari masyarakat dan dapat digunakan untuk pembangunan. Lebih lanjut, peningkatan pendapatan agen asuransi berarti peningkatan pajak pendapatan yang dapat disumbangkan Negara.
PAAI berharap industri asuransi di Indonesia terus berkembang seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi diri sendiri dan keluarga. Edukasi berkelanjutan mengenai manfaat asuransi, inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan peran aktif agen untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat adalah kuncinya. PAAI juga menyoroti pentingnya kerja sama yang erat dengan regulator seperti Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Badan Jasa Keuangan (OJK), dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
“Kemitraan ini penting untuk memastikan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri, melindungi kepentingan konsumen dan menjaga profesionalisme dalam pelaksanaan tugas agen,” kata Herold.