PP Properti Tetapkan Harga IPO Rp 185 per Saham
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT PP Properti Tbk, anak usaha PT PP Tbk, mematok harga saham perdana Rp 185 per saham. Angka tersebut merupakan batas bawah penawaran harga saham yang ditawarkan pada Rp 185-Rp 320 per saham dalam rangka penawaran umum perdana (IPO).
Dengan menetapkan harga IPO, perseroan akan mendapat dana sekitar Rp 908,78 miliar. PT PP Properti Tbk akan melepas 4,91 miliar saham baru atau sekitar 34,98 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan setiap saham memiliki nilai nominal Rp100. Dana hasil IPO tersebut sebagian besar atau sekitar 75 persen akan digunakan untuk usaha. perkembangan.
Sisanya sebesar 15 persen akan digunakan untuk pengembangan proyek Greater Kamala Lagoon, Greater Sungkono Lagoon, dan Gunung Putri Plaza. Sedangkan sisanya sebesar 10 persen akan digunakan untuk melunasi pinjaman kepada induk perusahaan PT PP (Persero) Tbk.
Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk sejumlah penjamin emisi antara lain PT Bahana Securities, PT CIMB Securities Indonesia, PT CLSA Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Jadwal IPO tersebut sudah termasuk pernyataan efektif dari OJK yang diharapkan diterima pada 8 Mei 2015, masa penawaran umum pada 11-13 Mei 2015. Perseroan menargetkan pencatatan saham perdana akan dilakukan pada Mei. 19, 2015.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, harga saham PT PP Properti Tbk yang ditetapkan pada batas bawah menunjukkan adanya dampak dari sentimen perlambatan perekonomian Indonesia pada kuartal I 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar hanya 4,7 persen pada triwulan I tahun 2015 dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang berada pada kisaran . 5,2 persen. Menurut David, tingginya suku bunga sebesar 7,5 persen dan lemahnya daya beli menghambat perekonomian pada kuartal I 2015.
Perlambatan di sektor real estat juga dapat mengurangi minat investor. David juga menilai likuiditas saat ini sedang ketat, apalagi investor asing cenderung hengkang.
“Kalau mereka membeli saham IPO untuk jangka panjang, maka mereka tidak tahu bagaimana ke depannya. Jadi mereka hanya membeli untuk jangka pendek dan memilih saham-saham yang sudah tercatat di pasar modal,” kata David saat dihubungi Liputan6. com dengan. , Senin (11/5/2015). (Ehem/)