Global

Begini Cara Bintang Memakan Planet di Dekatnya

thedesignweb.co.id, Jakarta – Dalam penjelajahan luar angkasa, para astronom berhasil menemukan miliaran bintang. Tak hanya itu, para astronom juga berhasil menemukan siklus bintang, yakni lahir dan matinya bintang.

Kelahiran dan kematian bintang adalah salah satu proses paling dramatis dan penting. Setelah bahan bakarnya habis, bintang tersebut meledak sebagai supernova, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Di sisi lain, siklus ini dapat menyebabkan sebuah bintang melahap planet di dekatnya. Dikutip dari laman Luar Angkasa, Senin (9/9/2024), sebuah bintang menelan sebuah planet di akhir masa hidupnya.

Bintang mendapatkan energinya dari fusi nuklir hidrogen di intinya. Ketika sebuah bintang kehabisan hidrogen di intinya, ia menjadi cerah dan mulai mengembang.

Bintang bermassa rendah berkembang menjadi raksasa merah, sedangkan bintang bermassa tinggi meledak dalam supernova. Ketika sebuah bintang menjadi raksasa merah, ia dapat membesar berkali-kali lipat dari ukuran aslinya, menelan planet mana pun yang mengorbit di dekatnya.

Supernova juga akan menghancurkan planet-planet terdekat serta merusak planet-planet yang mengorbit lebih jauh. Cara lain bintang memakan planetnya adalah dengan menghancurkan orbitnya secara bertahap.

Peluruhan orbit dapat terjadi karena banyak faktor, seperti gesekan atmosfer, energi pasang surut gravitasi, dan gaya tarik elektromagnetik. Beberapa planet mungkin juga jatuh ke orbit yang tidak stabil dan secara bertahap akan mendekati bintangnya.

Semakin dekat jarak planet dan bintang, semakin kuat tarikan gravitasi bintang terhadap planet tersebut. Meski kejadian ini jarang terjadi, namun terdapat bukti bahwa tabrakan antara bintang dan planet bisa saja terjadi.

Studi tersebut menemukan bahwa satu dari 12 bintang mungkin telah menelan sebuah planet. Para peneliti juga menemukan bintang yang memiliki kadar unsur yang tidak biasa, seperti besi, yang merupakan unsur pembentuk planet berbatu seperti Bumi.

Hal ini membuktikan bahwa bintang terkadang memakan planet, namun tidak jelas seberapa sering hal ini terjadi. Salah satu cara untuk memahami lebih jauh tentang bintang pemakan planet adalah dengan mengamati dua bintang yang lahir pada waktu bersamaan.

 

Bintang kembar seharusnya memiliki komposisi yang hampir sama karena keduanya lahir dari awan gas dan debu induk yang sama. Beberapa planet ditelan oleh bintangnya selama pembentukan tata surya.

Sedangkan sebagian besar tata surya hanya terdiri dari satu hingga delapan planet. Namun, ada juga yang memiliki seratus planet pada masa pembentukan tata surya.

Dengan banyaknya planet yang mengorbit pada satu bintang, sulit bagi mereka untuk mencapai orbit yang stabil. Sebaliknya, planet-planet tersebut akan saling bertabrakan, bahkan ada yang terlempar keluar tata surya seluruhnya.

Sementara itu, planet lain akan jatuh ke bintang terdekat dan hancur. Hal ini mungkin terjadi pada sebagian besar tata surya selama pembentukannya.

 

Seperti kebanyakan bintang, Matahari akan kehabisan energi dan mencapai akhir masa pakainya. Menariknya, para ilmuwan memperkirakan proses matinya matahari akan terjadi dalam beberapa periode yang dramatis.

Dikutip dari laman Science Alert, Senin (9/9/2024), para ahli kini menyebutkan usia matahari sekitar 4,6 miliar tahun. Diperkirakan Matahari akan mati sekitar 10 miliar tahun lagi.

Matahari adalah bintang bermassa sedang yang pada akhirnya akan kehabisan hidrogen dan mengembang hingga berkali-kali lipat ukurannya saat ini. Jika hal ini terjadi, kemungkinan besar Matahari akan menelan orbit Merkurius dan Venus.

Jika Matahari menjadi sangat besar, maka bintang ini juga akan menelan Bumi. Kalaupun matahari tidak melahap bumi, jarak antara bumi dan matahari akan semakin dekat.

Menurut peneliti, ketika kematian Matahari sudah dekat, maka manusia tidak akan ada lagi di Bumi. Sebab umat manusia hanya mempunyai waktu sekitar 1 miliar tahun lagi untuk hidup di bumi.

Bumi menjadi tempat yang semakin tidak nyaman untuk ditinggali karena peningkatan kecerahan Matahari sekitar 10% setiap 1 miliar tahun. Peningkatan kecerahan secara berkala ini akan mengakhiri banyak kehidupan di Bumi.

Lautan akan menguap dan permukaan bumi menjadi terlalu panas untuk membentuk air.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *