Dapat Restu Right Issue, GMFI Bakal Terbitkan 11,7 Miliar Saham
Liputan6.com, JAKARTA – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), anak perusahaan Garuda Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin 28 Oktober 2024.
RUPSLB GMFI menyetujui skema penghimpunan modal dengan menyediakan mekanisme penghimpunan modal melalui Hak Preferensi (PMHMETD) atau Rights Issue.
GMFI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11,7 miliar saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham.
Garuda Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas menguasai 89,1 persen saham yang ditempatkan. Garuda Indonesia memberikan dukungan penyertaan modal (kontribusi) non tunai dalam bentuk aset tetap senilai Rp 418 miliar.
Presiden Direktur GMF Aero Asia Andi Fahrurrozi menjelaskan langkah korporasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan posisi ekuitas perseroan dan memperkuat struktur permodalan.
“Proses right issue GMFI rencananya akan selesai pada Desember 2024. Kami berharap dapat memberikan manfaat yang signifikan tidak hanya bagi GMFI tetapi juga seluruh pemegang saham,” kata Andy dalam konferensi pers, Senin (28/10/2024). .
Dana dari aksi korporasi ini akan difokuskan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk penambahan modal kerja, pembelian bahan baku, dan peningkatan layanan sehingga GMFI menjadi layanan perawatan pesawat yang memenuhi standar regulasi yang berlaku.
Modal yang diperoleh dari right issue ini akan memperkuat kekuatan finansial perseroan dan memberikan kesempatan kepada pemegang saham untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kepemilikannya di GMFI, tutupnya.
Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) mengumumkan kinerja perseroan enam bulan pertama tahun ini yang berakhir 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, fasilitas pemeliharaan Garuda Aero Asia mencatat pertumbuhan positif baik pendapatan maupun laba.
Berdasarkan laporan keuangan GMFI melalui keterbukaan informasi bursa, Rabu (16/10/2024), perseroan meraup pendapatan sebesar USD 216,48 juta atau sekitar Rp 3,36 triliun (kurs Rp 15.513,00 per USD). Pendapatan tersebut meningkat 29,70 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 166,91 juta.
Dalam enam bulan tahun ini, perseroan membukukan beban usaha sebesar US$59,75 juta. Kemudian tercatat biaya karyawan sebesar USD 50,19 juta, biaya material sebesar USD 61,83 juta, biaya subkontrak sebesar USD 61,83 juta, dan biaya penyusutan sebesar USD 9,51 juta. Kemudian beban usaha dan beban usaha lainnya masing-masing sebesar USD 9,21 juta dan USD 3,79 juta.
Pada periode yang sama, perseroan menunjukkan kerugian akibat pembayaran restrukturisasi sebesar USD 445.278, pendapatan keuangan sebesar USD 197.013, beban keuangan sebesar USD 11,75 juta, dan pendapatan lain-lain bersih sebesar USD 3,07 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 13,3 juta atau sekitar Rp 206,33 miliar. Laba tersebut meningkat 556,21 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu sebesar USD 2,86 juta.
Aset perseroan per 30 Juni 2024 turun menjadi USD 422,92 juta dari USD 540,02 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi USD 721,05 juta dari USD 761,18 juta pada akhir tahun lalu. Sedangkan ekuitas per 30 Juni 2024 sebesar -USD 311,16 juta pada Desember 2023 dibandingkan -USD 298,13 juta.