3 Tahapan Prosedur Fertilisasi In Vitro untuk Tingkatkan Peluang Kehamilan
thedesignweb.co.id, Jakarta Fertilisasi in vitro atau bayi tabung menjadi salah satu pilihan yang bisa dipilih untuk mengatasi kompleksitas infertilitas.
IVF merupakan pengobatan kesuburan modern yang menawarkan harapan baru bagi pasangan yang memiliki masalah kehamilan.
Fertilisasi in vitro melibatkan pembuahan sel telur dengan sperma di luar tubuh dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam rahim wanita.
Menurut Christofani Ekapatria, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Caravachi di desa Siloam Lippo, prosedur fertilisasi in vitro memiliki beberapa langkah penting yang bertujuan untuk meningkatkan peluang kehamilan: Obat untuk stimulasi ovarium.
Stimulasi ovarium tahap pertama dilakukan dengan memberikan pasien obat yang merangsang produksi lebih banyak oosit di ovarium untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan. Ambil Ovo
Setelah proses stimulasi, langkah selanjutnya adalah mengeluarkan sel telur atau sel ovarium dari ovarium dengan anestesi umum dan di bawah bimbingan USG.
Sel telur yang diperoleh kemudian digabungkan dengan sperma di laboratorium untuk pembuahan dan, jika perlu, dapat digunakan infus intrauterine (ICSI). Kultur embrionik
Embrio kemudian ditanamkan selama beberapa hari untuk memastikan kualitas dan perkembangan yang optimal.
Ketika embrio mencapai tahap perkembangan optimal, tahap transfer embrio dilakukan dengan cara memindahkan embrio ke dalam rahim wanita.
“Akhirnya dua minggu kemudian dilakukan tes kehamilan untuk memastikan embrio berhasil menempel di rahim dan hamil,” kata Cristofani dalam keterangannya, Sabtu, 31/8/2024.
“Usia seorang wanita berperan penting dalam kualitas embrio dan keberhasilan proses transfer embrio,” kata Cristofani.
Setelah usia 35 tahun, kualitas embrio menurun secara signifikan. Menurut data kualitas embrio pada wanita pada usia ini hanya 85% wanita muda, yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung.
Oleh karena itu, pasangan sebelum melakukan bayi tabung setelah usia 35 tahun lebih positif.
Karena kualitas embrio menurun seiring bertambahnya usia, sangat penting untuk mengambil keputusan pertama, terutama jika pasangan sudah lebih tua.
Dalam keterangan yang sama, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Siloam Sriwijaya Palembang Mo Airul Chakra Alibaya menjelaskan masa tunggu untuk memulai siklus bayi tabung.
“Masa tunggu bervariasi tergantung situasi individu dan kesiapan pasien. “Biasanya ada waktu tunggu 2-3 bulan setelah kunjungan pertama,” ujarnya.
Sebelum memulai program bayi tabung, pasangan menjalani berbagai pemeriksaan dan tes, antara lain tes hormonal untuk menilai keseimbangan hormonal, USG vagina untuk menilai kondisi rahim dan ovarium, serta analisis sperma untuk menilai kualitas dan kuantitas sperma.
Tingkat keberhasilan IVF umumnya konsisten dengan tingkat keberhasilan nasional. Tingkat keberhasilannya bisa dikatakan tinggi karena teknologi modern dan dokter yang berpengalaman.
Misalnya, pada tahun 2023, angka tersebut akan mencapai 25 persen di dalam negeri dan 42 persen di Siloam Hospital Group. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan termasuk usia pasien, kualitas embrio, dan kesuburan.
IVF adalah pengobatan yang efektif untuk komplikasi terkait infertilitas dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan berbagai metode. Dengan peralatan tercanggih, teknologi, dan tim media berpengalaman, pasangan menjadi lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan IVF.