Demi Emak-Emak, Prabowo Tak Otak-Atik Subsidi LPG
thedesignweb.co.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) DKI Jakarta Bahlil Lahadalia memastikan skema penyaluran subsidi LPG tidak mengalami perubahan. Berbeda dengan skema penyaluran subsidi BBM dan LPG yang akan disesuaikan dalam bentuk subsidi langsung (BLT).
“Yang jelas kami memutuskan untuk tidak memberikan amandemen LPG kepada Presiden,” tegas Bahlil dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin. 11).
Menteri Bahlil mengungkapkan berbagai pertimbangan pemerintah untuk mempertahankan skema penyaluran subsidi LPG. LPG yang banyak digunakan antara lain oleh UKM dan ibu rumah tangga kemungkinan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Karena ini terkait dengan UKM, ibu rumah tangga, konsumsi rumah tangga, harus kita analisa,” ujarnya. Subsidi bahan bakar dan listrik
Berbeda dengan LPG, pemerintah berencana mengubah skema penyaluran subsidi BBM dan listrik ke format BLT. Saat ini pihaknya sedang menunggu analisa teknis rencana penyesuaian subsidi BPH Migas, Pertamina, dan PLN Persero.
“Kalau dalam waktu singkat selesai, seminggu dari sekarang, kita sudah punya rumusan yang tepat untuk disampaikan ke presiden. Saya kira itu saja,” ujarnya.
Menteri Bahlil tidak menyebutkan berapa jumlah BLT pengganti subsidi BBM atau listrik. Hal ini termasuk waktu pengumuman resmi kapan penyesuaian akan dilakukan terhadap rezim subsidi bahan bakar dan listrik.
Wartawan: Sulaiman
Sumber: Merdeka.com
Pemerintahan kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming sedang mempertimbangkan perubahan skema penyaluran subsidi BBM dan listrik melalui Subsidi Langsung (BLT).
Informasi tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengatakan dalam jumpa pers di kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (11/4/2024), “BLT merupakan salah satu opsi yang akan diputuskan, kemungkinan besar akan mengarah ke sana. Studi lapangan
Saat ini, pemerintah masih mengkaji rencana penyaluran subsidi listrik dan bahan bakar melalui BLT. Kajian tersebut dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Pertamina dan PT PLN (Persero).
“Kami sedang melakukan kajian mendalam mengenai subsidi listrik dan BBM, menunggu laporan dari Pertamina, BPH Migas, dan PLN. Hasil kajian ini akan dipublikasikan sekitar seminggu lagi,” jelas Bahlil.
Namun Menteri Bahlil tidak menyebutkan berapa jumlah BLT yang akan menggantikan subsidi BBM dan listrik. Jadwal resmi untuk mengumumkan perubahan rezim subsidi bahan bakar dan listrik belum ditetapkan.
Menteri Keuangan Sri Maliani Indrawati dan CEO PLN juga turut serta dalam pertemuan terkait. Namun Sri Maliani tidak menghadiri konferensi pers tersebut dan memutuskan meninggalkan lokasi usai pertemuan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan penyelesaian regulasi skema subsidi BBM, LPG, dan listrik, termasuk kemungkinan konversi skema subsidi menjadi subsidi langsung (BLT) dalam dua pekan ke depan.
Kata Bahlil usai mengikuti pembahasan usulan program Cepat Satu Kementerian di bidang perekonomian di Jakarta, Minggu (11/3/2024). .
Dijelaskan Bahlil, untuk mengatasi persoalan subsidi BBM yang selama ini banyak disalahartikan, pihaknya membentuk satuan tugas (satgas) yang fokus mengkaji penyaluran subsidi agar lebih efisien. Pemerintah menilai anggaran subsidi tahun 2024 sebesar Rp 435 miliar, termasuk kompensasi dan subsidi, belum sepenuhnya tepat sasaran.
“Presiden meminta kami membentuk kelompok yang dipimpin langsung oleh saya, untuk melihat target subsidi. Subsidi kita sekarang mencapai Rp435 miliar pada tahun 2024, termasuk kompensasi dan subsidi. Dari jumlah tersebut, Rp83 miliar dicadangkan untuk LPG.” Dia berkata
Tidak Ada Target Bahlil mengatakan laporan yang diterimanya dari PLN, Pertamina dan BPH Migas menunjukkan bahwa subsidi bahan bakar dan listrik mungkin tidak tepat sasaran. Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo meminta Bahlil memimpin gugus tugas untuk mencari solusi.
Berdasarkan laporan yang diterima dari PLN, Pertamina, dan BPH Migas, mereka menyatakan subsidi BBM dan listrik belum sepenuhnya dialokasikan. Padahal, subsidi itu untuk membantu warga yang membutuhkan. .
Wartawan: Sulaiman
Sumber: Merdeka.com