THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Regional

Ritual Meras Gandrung 1.350 Penari sebelum Meras Gandrung di Banyuwangi

thedesignweb.co.id, Banyuwangi Sehari sebelum perhelatan besar kesenian Gandrung Sewu, pengisi acara yakni. 1350 Penari Gandrung, dalam ritual tradisi “Meras Gandrung”. Para penarinya melalui serangkaian transisi sebelum diberi gelar profesional sebagai ‘Gandrung’.  

Prosesi Meras Gandrung digelar di lokasi acara Gandrung Sewu, di Pantai Boom Marina, pada Jumat sore (25/10/2024). Prosesi pemberangkatan Gandrung dipimpin oleh para penari Gandrung senior asal Banyuwangi.

Pj Sekretaris Daerah Banyuwangi Guntur Priambodo secara simbolis mengenakan Omprog – mahkota yang dikenakan penari Gandrung – yang menandakan penari tersebut telah dinyatakan terpelajar dan siap menjadi penari Gandrung profesional sesuai standarnya. 

“Selamat untuk semua anakku. “Saya bangga sekali kepada kalian semua yang telah rajin berlatih selama dua bulan lebih, bersama ribuan penari lainnya, menampilkan penampilan yang selalu kita banggakan, Gandrung Sewu,” kata Guntur saat hadir di Mera’s. Gandrung

Dalam prosesi Meras Gandrung, penari gandrung harus menjalani serangkaian tes. Sebab Gandrung sebenarnya tidak hanya mampu menari saja, namun ia juga harus menjadi seorang penyanyi. Setelah dinyatakan terpelajar, penari yang sedang jatuh cinta menjalani ritual melalui tindakan meminum gurah, untuk menghilangkan dahak dan riak di tenggorokan. 

Campuran diaduk dan cairannya dimasukkan ke dalam hidung. Ini sangat menyakitkan bagi penari kompulsif. Ketika seseorang belajar kompulsif, sebagai dasar pertunjukan pertama, ia harus diperas, di Gandrung oleh Mera. Ini tandanya penari yang sedang jatuh cinta sudah siap.  

Para penari Gandrung sebelumnya telah berlatih tari Gandrung selama lebih dari dua bulan untuk persiapan pagelaran Gandrung Sewu bertema “Payung Besar” besok Sabtu (26/10/2024) di Pantai Boom Marina. Mereka adalah siswa-siswa SD dan SMP se-wilayah Banyuwangi yang lolos seleksi tari Gandrung.

“Terima kasih atas dedikasinya dalam melestarikan seni dan budaya daerah. Gandrung Sewu menjadi kebanggaan kita semua, betapa hebatnya budaya daerah banyuwangi seiring dengan seni dan budaya daerah kita,” kata Guntur. 

Sebelum dikukuhkan, para penari terlebih dahulu melalui proses gladi bersih. Mereka memperagakan seluruh gerak koreografi yang telah dipraktikkan selama ini.

Meski hanya sebatas gladi bersih, namun pertunjukan tersebut menarik perhatian banyak orang. Ratusan penonton berkumpul untuk menyaksikan penampilan para penari.

Sementara itu, salah satu penari Gandrung Sewu, Saraswati Khoirunnisa, siswa kelas 10 SMAN 1 Cluring mengaku antusias untuk mengikuti Gandrung Sewu. Tahun ini merupakan kali keempat ia mengikuti turnamen yang digelar sejak tahun 2012 tersebut. 

“Jangan pernah bosan. Sebenarnya saya bangga karena bisa mengikuti Gandrung Sewu sebanyak empat kali, kata Nisa. 

 Tonton video unggulan ini:

Para orang tua siswa peserta Gandrung Sewu turut menyaksikan pertunjukan Meras Gandrung. Salah satunya adalah Al Hikmah (34). Ia menemani anaknya yang masih duduk di kelas lima ke SDN Klatak Kalipuro. Selama dua bulan berlatih, Gandrung Sewu mengaku terus mengikutinya.

“Sebagai orang tua, kami semua sangat bangga di sini. Kita semua tahu, meski mereka berlatih keras, namun semangat dan kebanggaan mereka menjadi sesuatu yang istimewa dari Gandrung Sewu. “Saya sangat mendukung keikutsertaan anak saya dalam acara ini,” kata Hikmah. 

Gandrung Sewu akan digelar pada Sabtu (26/10/2024) mendatang dan menampilkan 1.350 penari dalam tema tari akbar bertajuk “Payung Besar” yang mewakili keberagaman etnis di Banyuwangi, antara lain suku Osing, Jawa, Madura, Mandar, dan Bali.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *