Tersandung Masalah Emisi, General Motors Didenda Rp 2,3 Triliun
thedesignweb.co.id, Jakarta – General Motors (GM) terpaksa membayar denda sebesar US$145,8 juta atau setara 2,3 triliun rupiah, setelah menghadapi kendala regulasi emisi. Menurut laporan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA). Demikian dilansir Carscoops, Senin (8/7/2024).
Laporan EPA menyebutkan bahwa pabrikan Amerika ini menjual sekitar 4,6 juta kendaraan dari tahun 2012 hingga 2018, dengan emisi CO2 10% lebih tinggi dari yang diklaim perusahaan.
Selain membayar denda lebih dari Rp 2,3 triliun, General Motors juga menarik kembali 50 juta ton kredit emisi karbon dioksida yang dibelinya satu dekade lalu seharga US $ 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun.
Pada saat itu, pabrikan Paman Sam di negara tersebut membantah melakukan kesalahan dan mengatakan semua kendaraannya mematuhi peraturan emisi dan standar jarak tempuh.
Kali ini, menurut juru bicara GM Bill Grotz, permasalahan tersebut bermula dari perubahan prosedur pengujian EPA yang terjadi pada tahun 2016.
“Kami percaya bahwa ini adalah cara terbaik untuk segera menyelesaikan masalah penting dengan pemerintah mengenai masalah ini,” kata Institut Nasional dalam sebuah pernyataan.
Sekadar informasi, model GM yang terkena dampak emisi tersebut adalah model yang dibekali mesin 2.4 liter, 5.3 liter, 6.2 liter, dan 4.3 liter serta Chevrolet Equinox, Chevrolet Silverado, GMC Sierra, Cadillac Escalade, dan GMC Yukon. .
Pasar mobil Tiongkok adalah yang terbesar di dunia. Menurut data China Passenger Car Association (CPCA), lebih dari 21 juta mobil baru akan terjual di Negeri Tirai Bambu pada tahun 2023.
Namun karena persaingan yang ketat antara pabrikan Tiongkok global dan lokal, produsen mobil Amerika (AS) seperti Ford dan General Motors (GM) disarankan untuk keluar dari pasar Tiongkok. Hal ini untuk menjaga modal dalam transisi ke kendaraan listrik yang semakin meningkat.
“Saya pikir Anda harus melihat (Detroit Three: Ford, GM dan Chrysler) keluar dari China sesegera mungkin,” tulis analis Bank of America Securities John Murphy dalam presentasi tahunannya di Cars Wars, dikutip Reuters “. (7 /7/2024).
Ide tersebut muncul dari seorang pengamat terkemuka di Negeri Paman Sam di tengah diskusi mengenai praktik hemat biaya yang akan diterapkan oleh Ford dan General Motors.
Menurut John, kedua merek Amerika ini harus memangkas biaya secara signifikan agar lebih kompetitif di era listrik.
“Loyalitas konsumen dalam negeri terhadap produk atau merek lokal sangat kuat. China tidak ramah terhadap produsen asing,” kata Murphy.