BEI Bidik Volume Transaksi Single Stock Futures Sentuh 1 Juta Kontrak
thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan volume perdagangan Single Stock Futures (SSF) mencapai 1 juta kontrak pada tahun 2025. Jika tidak ada kendala, seremoni grand launching SSF akan digelar pada September 2024.
Hingga sisa tahun ini, BEI akan fokus memperkenalkan produk SSF kepada investor pasar modal melalui edukasi dan sosialisasi. Pada saat yang sama, BEI juga memproses anggota bursa (FE) yang bersedia menjadi penyedia derivatif dan likuiditas FE.
“Tahun depan, ketika investor mengetahui risiko dan keuntungannya dan kami terus aktif membangun sosialisasi, target tahun depan adalah mencoba mencapai total sekitar 850 ribu kontrak hingga 1 juta kontrak,” Kepala Departemen Pengembangan Bisnis BEI Kata 1 Blok Firza. Rizqi Putra saat mengikuti pelatihan jurnalis pasar modal, Kamis (22 Agustus 2024).
Saat ini Bursa telah mengakuisisi 4 Awarding Agencies yang siap menjadi Derivatives Awarding Agencies. Salah satunya yang kesulitan mendapatkan izin adalah Binaartha Sekuritas sebagai penyedia likuiditas derivatif dan FE. Sedangkan 3 sisanya masih dalam proses.
“Kami telah mengungkapkan entitas yang berlisensi, Bina Artha Sekuritas, lisensi untuk anggota bursa dan penyedia likuiditas. Dengan adanya penyedia likuiditas, investor akan mudah untuk membeli atau menjual. Jadi pada tahap pertama tahun 2024 akan ada 4 anggota dari Bina Artha Sekuritas. bursa, dua di antaranya berperan sebagai penyedia likuiditas,” jelas Firza.
Tahun depan, Bursa menargetkan menambah lagi anggota bursa yang akan mengimpor produk turunannya, minimal setara dengan 4 AB tahun ini. Pertukaran ini menawarkan insentif untuk menarik lebih banyak Badan Pemberi Penghargaan terhadap produk-produk ini.
“Jadi tawarannya adalah menggunakan sistem yang bisa digunakan oleh seluruh anggota bursa derivatif, termasuk online trading dan mobile trading,” kata Firza dinamis. Oleh karena itu, biaya investasi untuk anggota bursa yang berpartisipasi relatif rendah.”
Saat ini, kontrak yang diterbitkan di SSF mencakup 15 jenis surat berharga dengan menggunakan 5 saham dasar. Saham-saham tersebut adalah ASII, BBCA, BBRI, MDKA dan TLKM.
Beberapa keunggulan dari produk Single Stock Futures adalah investor dapat melakukan long (long) atau short (pendek) pada saham sehingga berpotensi memperoleh keuntungan ketika harga saham naik atau turun.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar uji coba peluncuran produk Single Stock Futures (SSF) pada 12 Agustus 2024. Investor dapat memanfaatkan produk SSF untuk melindungi nilai portofolio dan keuntungan saat harga saham naik atau turun.
Produk ini bertujuan untuk meningkatkan keberagaman produk derivatif di pasar modal. Kemudian, grand launching SSF diharapkan pada September 2024. Untuk menarik minat investor, Bursa menerapkan diskon biaya perdagangan sebesar 75%.
Direktur Pengembangan Bisnis BEI 1 Firza Rizqi Putra mengatakan: “Untuk pengurangan biaya transaksi, kami hanya mengenakan tarif Rp 250 per kontrak, sekitar 75% lebih murah dari harga reguler yang kami tawarkan. Hal ini untuk menarik minat investor terhadap SSF”. dalam pelatihan jurnalis pasar modal, Kamis (22 Agustus 2024).
Selain investor, Bursa juga memberikan insentif bagi anggota bursa derivatif (DE). Khususnya berupa penggunaan sistem yang dapat digunakan oleh seluruh anggota bursa derivatif, termasuk online trading dan mobile trading.
“Sehingga biaya investasi bagi anggota bursa peserta relatif rendah,” tambah Firza.
Saat ini, kontrak penerbitannya mencakup 15 seri surat berharga dengan menggunakan 5 saham acuan. Saham-saham tersebut adalah ASII, BBCA, BBRI, MDKA dan TLKM.
Beberapa keunggulan dari produk Single Stock Futures adalah investor dapat melakukan long (long) atau short (pendek) pada saham sehingga dapat memperoleh potensi keuntungan pada saat harga saham naik atau turun. Selain itu, jumlah yang dibutuhkan investor jauh lebih sedikit dibandingkan membeli saham secara langsung karena Single Stock Futures diperdagangkan berdasarkan leverage.
Selain itu, keuntungan investor lebih cepat terealisasi karena Single Stock Futures diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Perdagangan (T+1). Saham-saham yang mendasari kontrak berjangka juga merupakan saham-saham penyusun indeks LQ45 dengan likuiditas tinggi dan fundamental yang baik.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya menargetkan kapitalisasi pasar saham mencapai $1 triliun pada akhir tahun ini. Optimisme bursa ditopang oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di level 7.436,03 pada Rabu (14/8).
Para analis meyakini target ambisius ini dapat dicapai namun tidak mudah. Pengamat pasar modal sekaligus pendiri Traderindo.com, Wahyu Laksono mencatat, kapitalisasi pasar saham saat ini sebesar $773 miliar. Untuk bisa mencapai target tersebut di sisa tahun ini, harus ada emiten berkapitalisasi besar atau besar yang ikut serta di bursa, seperti IPO GOTO.
Wahyu menambahkan, pendorong lain yang bisa berkontribusi terhadap angka kapitalisasi pasar adalah jika kinerja mayoritas emiten meningkat signifikan sepanjang sisa tahun ini. Atau misalkan IHSG bisa mencetak rekor baru, katakanlah di atas 8.000.
“Masih ada sekitar empat bulan lagi ya, bisa saja (menuju ke sana), tapi juga sangat sulit. Listing besar atau IPO besar saja sudah sulit. Sejauh ini belum ada agendanya. “Ada harapan besar bagi asing berkapitalisasi besar masuk ke pasar saham,” kata Wahyu kepada thedesignweb.co.id, Jumat (16 Agustus 2024).
Namun untuk memastikan kondisi tersebut, Wahyu mengatakan pemicunya tidak bisa dari kondisi normal. Pasti ada kekhawatiran di bursa global seperti Wall Street dan Eropa terhadap kemungkinan masuknya dana asing ke IHSG. Hal ini terjadi pada masa pandemi Covid-19, dimana bursa Wall Street dan Eropa mengalami bearish market hingga turun lebih dari 20%, namun justru IHSG yang anjlok ke level terendah sepanjang masa di angka 7.000.
“Logika finansial bisa mendukungnya. Suku bunga The Fed dipangkas, daya tarik obligasi mungkin menurun, dan imbal hasil (yield) AS menurun. “Kalau masuk ke Indonesia, hal itu bisa saja terjadi dan aset yang dipilih adalah saham-saham yang ada di bursa kita,” kata Wahyu.