Menakar Potensi Indonesia Jadi Mediator Perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan
Liputan6.com, Jakarta – Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin meningkat belakangan ini. Saling mengirim balon sampah dan drone propaganda hanyalah beberapa insiden yang semakin meningkatkan ketegangan antara kedua Korea.
Hubungan yang tegang tersebut menarik perhatian akan pentingnya peran pihak ketiga dalam mendorong perdamaian kedua belah pihak, termasuk Indonesia yang berpotensi menjadi mediator.
Indonesia yang merupakan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Pyongyang dan Seoul mampu mendorong dialog kedua negara.
“Karena ini merupakan bidang yang penting, Indonesia selalu memantau eskalasi yang terjadi belakangan ini di Semenanjung Korea dan menghimbau semua pihak untuk menahan diri,” kata Ukky Puji Basuki, mantan koordinator bilateral Indonesia-Korea di Kementerian Luar Negeri. Bengkel. Diselenggarakan oleh FPCI dan Korea Foundation (KF) bersama jurnalis Indonesia pada Jumat (8/11/2024).
“Dalam berbagai forum multilateral, termasuk ASEAN atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia selalu menekankan agar semua pihak tidak meningkatkan ketegangan, namun terus melanjutkan perlucutan senjata nuklir, dan juga menekankan pentingnya prinsip non-intervensi.”
Ukky melanjutkan, Peringatan 70 tahun Konferensi Asia dan Afrika (KAA) tahun depan bisa menjadi momen yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan dialog dengan Korea Utara.
“Karena Indonesia dan Korea Utara merupakan anggota Gerakan Non-Blok, kami memiliki semangat dekolonisasi yang sama dan membangun ketahanan untuk menjadi negara yang mandiri dan sejahtera,” lanjutnya.
Menurut Ukky, Jakarta juga berpotensi menjadi tempat dialog dengan Korea Utara.
“Jakarta juga merupakan tempat yang netral. Jika semuanya berjalan baik dan dialog antara Korea Utara dan dunia dapat dimulai kembali, mungkin Jakarta bisa dipilih sebagai salah satu tempat yang membantu dialog tersebut,” jelasnya.
Indonesia juga dapat memainkan perannya melalui ASEAN, sebuah organisasi regional di Asia Tenggara yang mempunyai pandangan yang sama tentang pentingnya perdamaian di Asia Timur.
Itu sebabnya ASEAN mendorong pembangunan perdamaian, dan itu salah satu cara Indonesia memainkan peran diplomasinya, jelas Ukky.
Sebelumnya, Indonesia mulai mendorong pendekatan tersebut melalui ASEAN Regional Forum (ARF), yang mana Korea menjadi salah satu anggotanya. Delegasi Korea Utara berpartisipasi dalam kepemimpinan ASEAN Indonesia di ARF pada tahun 2023.
“Mengingat komitmen-komitmen sebelumnya, kami menyarankan agar ARF tetap memiliki modalitas untuk digunakan sebagai platform pembangunan perdamaian, terutama dalam membahas arsitektur keamanan regional yang diterima secara umum atau dapat dibicarakan secara umum oleh semua pihak yang terlibat,” kata Ukky.
Indonesia juga dapat bekerja sama dengan ASEAN untuk mengajak Korea Utara kembali melakukan dialog perdamaian.
“Kerja sama multilateral ini penting untuk memperkuat upaya perdamaian berkelanjutan di Semenanjung Korea,” tambahnya.
Dekan dan Profesor Sekolah Studi Internasional Doktoral Seong-ho Sheen di Universitas Nasional Seoul mengungkapkan hal serupa.
Ia mengatakan Indonesia memiliki cara yang baik untuk menjadi mediator, dan kawasan Asia Tenggara juga memiliki peran penting dalam perdamaian kedua Korea.
“Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik yang erat dengan Korea Utara yang merupakan aset yang sangat penting bagi Indonesia dalam kaitannya dengan Semenanjung Korea,” kata Sheen.
Kedua, pertemuan mantan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam beberapa tahun terakhir terjadi di Asia Tenggara, satu di Singapura dan satu lagi di Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara bisa menjadi sangat penting, atau dalam hal ini ASEAN, lanjutnya.
“Jadi menurut saya, jika menyangkut persoalan Semenanjung Korea atau sudut pandang Korea Utara, ada kemungkinan Indonesia atau ASEAN bisa berperan penting,” tegasnya.
Stabilitas Semenanjung Korea penting bagi dunia, termasuk Indonesia, karena kawasan Asia Timur saat ini menjadi salah satu pusat kekuatan ekonomi global, dan stabilitasnya sangat penting bagi perdagangan dan pembangunan.
Hal ini terkait dengan perkembangan perekonomian Indonesia.
“Setiap pemain besar di kawasan Asia Timur merupakan mitra perdagangan dan investasi yang penting atau menampung sejumlah besar migran Indonesia. Misalnya, pekerja migran dalam jumlah besar di Hong Kong atau bahkan Taiwan dan Korea Selatan,” jelas Ukky.
“Inilah sebabnya ketidakstabilan jelas mengurangi kemampuan Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunannya.”
Menurut Ukky, Indonesia dapat memobilisasi upaya bilateral, regional, multilateral, dan global untuk menciptakan stabilitas di kawasan Asia Timur dan Semenanjung Korea, yang tidak hanya menguntungkan kedua Korea, tetapi juga dunia secara keseluruhan.