Kok Bisa Bumi Sekarang Punya Dua Bulan? Ini Penjelasannya
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pernahkah Anda membayangkan bumi memiliki dua bulan? Rupanya ini bukan sekadar film fantasi fiksi ilmiah, karena Bumi saat ini dikabarkan memiliki dua bulan.
Pernyataan tersebut juga menimbulkan pertanyaan bagaimana Bumi bisa memiliki dua bulan. Pengumuman tersebut muncul saat Bumi berhasil mengamati asteroid kecil bernama 2024 PT5.
Asteroid ini kemudian dikenal sebagai bulan kedua atau bulan mini. Minimoon, jelasnya, merupakan asteroid kecil yang ditangkap sementara oleh gravitasi bumi sebelum melanjutkan perjalanannya.
Biasanya asteroid ini mengorbit Matahari seperti asteroid lainnya. Namun, gravitasi bumi untuk sementara dapat menarik mereka ke orbit ketika jaraknya cukup dekat.
Durasi kunjungan asteroid ini biasanya singkat, hanya beberapa minggu atau bulan sebelum ia lepas dan kembali ke Matahari. Fenomena ini sering terjadi, namun sebelumnya objek tersebut berukuran sangat kecil sehingga sulit dideteksi.
Sedangkan menurut astronom MIT Richard Binzel, teknologi pencitraan dapat membaca keberadaan asteroid tersebut. Jadi sekarang sepertinya ada dua satelit di Bumi.
Menurut NASA, PT5 2024 akan mulai mengorbit Bumi pada 29 September 2024 dan berakhir pada 25 November 2024.
Berdasarkan data, PT5 2024 berasal dari sabuk asteroid Arjuna, sekelompok alat bantu kosmik yang mengorbit Matahari pada jarak yang sama dengan Bumi (sekitar 150 juta km).
Selain itu, sejumlah objek di Sabuk Arjuna bisa mendekati Bumi dengan kecepatan rendah kurang dari 3.500 km/jam pada jarak 4,5 juta km.
Meski disebut sebagai bulan kedua tahun 2024, namun 2024 PT5 terlalu kecil dan redup untuk dilihat dengan mata telanjang, termasuk teropong amatir. Teleskop profesional diperlukan untuk mengamatinya.
Sebagai perbandingan, Bulan berdiameter 3.474 km dan PT5 2024 diperkirakan hanya berdiameter 11 meter. Artinya, satelit alami bumi berukuran 300.000 kali lebih besar dari asteroid mini.
Di sisi lain, mengutip Global thedesignweb.co.id, kosmonot Rusia Oleg Kononenko akhirnya kembali ke Bumi setelah memecahkan rekor masa tinggal manusia terlama di luar angkasa. Astronot berusia 60 tahun itu mendarat dengan selamat pada 23 September 2024.
Oleg Kononenko tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 374 hari berturut-turut. Rekor ini melengkapi total 1.111 hari yang dihabiskan Kononenko di luar angkasa selama menjadi astronot.
Pada Selasa (10/1/2024), Oleg Kononenko memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh kosmonot Gennady Padalka, yang menghabiskan total 878 hari di luar angkasa, menurut Live Science.
Kononenko juga telah menjalani lima misi terpisah ke ISS sejak 2008. Selain itu, Kononenko memecahkan rekor masa tinggal terlama di ISS.
Rekor sebelumnya dipegang oleh astronot Frank Rubio, yang tinggal di ISS selama 371 hari setelah pesawat ulang-alik rumahnya rusak.
Pada Oktober 2023, Kononenko berpartisipasi dalam perjalanan luar angkasa selama hampir 7 jam untuk mengganti dua panel surya yang tidak dipasang dengan benar di sistem radar.
Ia juga menemukan sumber kebocoran radiator di modul laboratorium serbaguna. Oleg Kononenko, bersama dengan Nikolai Chub dan astronot Tracy Caldwell Dyson, mendarat di Bumi dengan kapal Soyuz MS-25 Rusia.
Tiga pesawat luar angkasa mendarat di padang rumput Kazakh setelah 3,5 jam dari ISS.
Selama berada di luar angkasa, Kononeko menyelesaikan sekitar 17.800 perjalanan orbit Bumi dan 7 perjalanan luar angkasa yang berlangsung lebih dari 44 jam.
Rekor karir Kononeko merupakan rekor yang dibuat oleh Valery Polyakov pada tahun 1994-1995. Polyakov adalah manusia terlama di luar angkasa dengan 437 hari berturut-turut, yang berarti Kononeko tertinggal 63 hari dari Polyakov.
Selama Kononenko berada di ISS, 14 pesawat ruang angkasa berbeda tiba, termasuk roket Starliner Boeing, yang mengalami beberapa kebocoran helium dan kembali ke Bumi tanpa astronot. Akibatnya astronot NASA Butch Wilmore dan Suni Williams terdampar di luar angkasa.
Belum diketahui apakah Kononeko akan terbang ke luar angkasa lagi. Ia juga tidak yakin untuk pensiun sebagai astronot, namun mengakui bahwa perjalanan luar angkasa menjadi semakin rumit dan pelatihan menjadi semakin sulit.
Meskipun ia memutuskan untuk pensiun nanti, kesuksesannya kemungkinan akan bertahan lama karena astronot Rusia akan meninggalkan ISS pada tahun 2025. AS juga mungkin tidak dapat mengalahkan rekor Kononeko karena ISS akan segera kembali ke Bumi pada tahun 2030.
Para astronot masa depan akan dapat mengunjungi stasiun luar angkasa Tiangong yang baru dibangun Tiongkok sebagai bagian dari upaya bersama antara kedua negara untuk membangun pangkalan di bulan pada tahun 2035.