Kolaborasi Ideal Orangtua Murid dan Guru dalam Mendidik Anak
thedesignweb.co.id, Jakarta – Hubungan guru dan orang tua berperan penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang sukses dan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, belakangan ini banyak pemberitaan mengenai hubungan buruk antara guru dan orang tua siswa.
Contoh kasus yang sering terjadi adalah ketika guru menghukum siswa, ada siswa yang mengadu kepada orang tuanya karena menerima kekerasan dari gurunya. Belakangan, orang tua siswa tersebut mengadu ke pihak sekolah atas kejadian yang menimpa anaknya, atau ada pula yang langsung mendatangi guru yang terkena dampak. Bahkan, ada pula yang membawa permasalahannya ke jalur hukum. Akibatnya terjadi hubungan saling menyalahkan antara guru dan orang tua siswa.
“Kedua belah pihak harus menjalin hubungan yang baik untuk bersama-sama mengajar anak di rumah dan di sekolah, komunikasi yang baik akan mengurangi kesalahpahaman. Kerja sama antara guru dan orang tua sangat penting untuk pendidikan,” kata Koordinator Nasional Asosiasi Pendidikan dan Guru. (P2G) Satriwan Salim dari thedesignweb.co.id.
Ditambahkannya, peran orang tua sangat penting dalam menciptakan motivasi belajar siswa, karena keberhasilan siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya tidak hanya didasarkan pada kegiatan belajar mengajar di sekolah saja, tetapi juga harus didukung oleh kondisi. dan pengobatan.
Sekolah, khususnya guru, juga berperan penting dalam mendidik anak setelah orang tuanya berada di rumah. Di sekolah, guru memberikan berbagai informasi sosial dan agama agar di kemudian hari anak tidak terjerumus atau terprovokasi untuk melakukan tindakan yang tidak pantas.
“Harus ada kemitraan antara guru dan orang tua sehingga orang tua bisa mendapatkan informasi dan pengalaman mengenai pendidikan anaknya,” Di sisi lain, guru juga bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan dan perilaku anaknya. ujar Satriwan.
Di sisi lain, menurut psikolog anak Dyah Maro, pertemuan rutin bisa menjadi salah satu cara untuk membina kerja sama antara guru dan orang tua. Pada awal tahun ajaran misalnya, guru dan orang tua dapat mengadakan pertemuan untuk membahas program yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang.
Salah satunya adalah pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali sesuai kesepakatan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pertemuan rutin ini.
“Guru dan orang tua bisa memantau perkembangan anak atau siswa dalam beberapa bulan terakhir, misalnya baik secara akademis maupun sosial. Kedua belah pihak juga bisa menyampaikan sarannya untuk mengurangi perbedaan pendapat atau kesalahpahaman,” jelas Dyah thedesignweb.co.id. Sabtu 23 November 2024.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini berpotensi meningkatkan kualitas hubungan antara guru dan orang tua. Kolaborasi antara guru dan orang tua memungkinkan pertukaran informasi yang lebih baik tentang kemajuan akademik dan perilaku siswa. Menurut Dyah, hal ini akan membuat orang tua dan guru bisa lebih beradaptasi dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya seringkali akan membuat siswa lebih termotivasi karena mereka akan merasa bahwa pendidikan merupakan upaya bersama antara rumah dan sekolah.
“Dengan berbagi informasi dan pengetahuan, guru dan orang tua dapat secara efektif mengatasi permasalahan atau kesulitan yang mungkin dihadapi siswa. Hal ini tentunya akan membantu mencegah permasalahan menjadi lebih serius,” ujarnya.
Namun ada beberapa kendala yang membuat guru dan orang tua kesulitan dalam melakukan pertemuan, seperti guru yang sering disibukkan dengan berbagai tugas pengajaran dan administrasi.
Sementara itu, orang tua juga sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Keterbatasan waktu dapat membuat komunikasi dan pertemuan menjadi sulit. Terkadang hubungan antara guru dan orang tua disebabkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi secara efektif.
“Beberapa orang tua mungkin kurang terlibat dalam pendidikan anaknya karena berbagai alasan, hal ini dapat menjadi kendala dalam membangun kerjasama yang baik, sehingga salah satu solusinya adalah dengan mencoba menyediakan waktu khusus untuk pertemuan orang tua dan guru, mengesampingkan perasaan dan emosi setiap orang terlebih dahulu. ” “ucap Dyah.
“Saat ini sulit mencari waktu yang tepat karena orang-orang begitu sibuk. Bisa saja bertemu secara online, tapi tetap saja berbeda dengan bertemu langsung, jadi kuncinya adalah mencari waktu yang tepat untuk bertemu langsung. “lanjutnya..
Hal serupa diungkapkan Amanda, ibu tiga anak yang masih bersekolah. Sebagai seorang ibu, Amanda mengaku agak sulit berkomunikasi dengan guru anaknya. Ia berharap bisa ada pertemuan dengan guru di dalam dan di luar sekolah.
“Mencari waktu yang cocok memang tidak mudah, apalagi anak saya bersekolah di sekolah lain sehingga bisa saja terjadi konflik dengan guru satu sekolah dan sekolah anak saya yang lain,” jelas Amanda kepada thedesignweb.co.id, Jumat, 22 November. , 2024.
“Pertemuan seperti itu saya hadiri ketika anak sulung saya duduk di bangku kelas dua SMA, kita bisa bertemu di sekolah, kalau tidak salah itu hari Sabtu, suasananya tenang, setelah berbincang dan analisa, suasananya sudah mengharukan. Ketegangan menjadi cair dan “Kami bisa terbuka satu sama lain. Tapi sekarang saya tidak tahu kenapa sulit menemukan waktu yang tepat, mungkin karena kami sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.” Dia melanjutkan.
Amanda sadar betul bahwa permasalahan komunikasi menjadi salah satu kendala terbesar bagi guru dan orang tua untuk bekerja sama dalam pendidikan anak dan mencari solusi atas berbagai permasalahan. Ia berharap ke depan akan diadakan pertemuan khusus antara guru dan orang tua karena pentingnya gotong royong untuk menunjang pendidikan anak.