4 Jenazah Korban Kapal Pesiar Tenggelam di Laut Merah Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
thedesignweb.co.id, Jakarta – Empat jenazah ditemukan setelah kapal wisata “Ocean Story” tenggelam di lepas pantai Laut Merah Mesir pada Senin, 25 November 2024. Pelabuhan Kota Alam.
Tim penyelamat masih berupaya menemukan tujuh orang hilang, termasuk dua warga negara Inggris, lapor Independent.co.uk, Rabu (27 November 2024). Amr Hanafi, Gubernur wilayah Laut Merah, membenarkan penumpang selamat dan korban meninggal dunia.
Pada Selasa, 26 November 2024, lima orang ditemukan selamat, yakni dua warga negara Belgia, satu warga negara Mesir, satu warga negara Swiss, dan satu warga negara Finlandia. Jumlah korban selamat kini berjumlah 33 orang.
Beberapa negara terlibat dalam upaya penyelamatan, dengan Inggris memberikan bantuan konsuler kepada warga yang terkena dampak. Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan pihaknya memberikan bantuan kepada beberapa warga negara Inggris dan keluarga mereka setelah insiden tersebut.
Story of the Sea mengangkut 44 orang, termasuk 31 turis asing dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan negara lain. Penyebab spesifik tenggelamnya kapal pesiar “Story of the Seas” saat ini belum diketahui.
Namun, Otoritas Meteorologi Mesir telah memperingatkan cuaca buruk di Laut Merah dan merekomendasikan penghentian aktivitas maritim pada hari Minggu dan Senin. Seorang awak kapal yang selamat melaporkan bahwa kapal dihantam gelombang besar pada tengah malam.
Karena itu kapal terbalik dalam waktu singkat. Korban selamat lainnya juga mengatakan gelombang besar menghantam kapal sehingga menyebabkan kapal terbalik dalam waktu sekitar lima hingga tujuh menit.
Menurut website Dive Pro Liveaboard, Sea Story dilengkapi dengan rakit penyelamat yang cukup besar untuk menampung hingga 50 orang. Namun, beberapa penumpang dikabarkan terjebak di kabinnya saat gelombang besar menerjang kapal.
Gubernur Hanafi mengatakan warga yang diselamatkan sudah dikirim untuk berobat. Ia hanya mengalami luka ringan dan saat ini dalam kondisi baik di sebuah hotel di Port Alam.
Pencarian tujuh orang hilang masih terus dilakukan. Tim penyelamat, dengan bantuan dari Angkatan Darat Mesir dan Pemerintah Laut Merah, “mati-matian” mencari korban yang masih hilang.
Pemerintah Irlandia dan Tiongkok telah memastikan keselamatan warga kedua negara yang terlibat dalam insiden tersebut. Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin mengatakan warga negara Irlandia tersebut “dalam kondisi baik dan menerima bantuan konsuler.”
Di saat yang sama, Kedutaan Besar Tiongkok juga menyampaikan bahwa kedua warga Tiongkok tersebut berada dalam kondisi sehat setelah diselamatkan. Menurut informasi di website Dive Pro Liveaboard, jaket pelampung disediakan di setiap kabin. Kapal empat dek ini memiliki 18 kabin kembar, lounge dan bar. Sesuai spesifikasinya, panjangnya 44 meter dan lebar 9 meter.
Menurut laporan lain, setidaknya 70 orang terinfeksi norovirus di kapal pesiar Coral Princess yang berlayar dari Singapura ke Los Angeles. Dari 1.822 penumpang kapal yang berangkat bulan ini, 55 orang terkena dampak pandemi.
Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), 15 dari 907 awak kapal jatuh sakit pada Kamis, 21 November 2024, lapor New York Post. CDC mengatakan sebagian besar orang menderita “diare dan muntah-muntah”.
Badan federal mengatakan kapal tersebut berangkat pada 17 Oktober 2024 “dengan prosedur pembersihan dan disinfeksi yang ditingkatkan sesuai dengan rencana kesiapsiagaan dan respons terhadap wabah.” Program sanitasi kapal CDC dilaporkan memantau wabah ini dari jarak jauh.
Menurut Cruise Hive, CDC mewajibkan kapal untuk diberitahu tentang wabah ketika tiga persen atau lebih tamu dan awak kapal menunjukkan gejala. CDC mengatakan penyakit itu muncul sekitar 9 November 2024, delapan hari sebelum kapal berhenti di California.
Menurut USA Today, badan tersebut telah mendokumentasikan 11 wabah penyakit gastrointestinal terpisah di kapal pesiar tahun ini, kecuali tiga di antaranya disebabkan oleh norovirus. Coral Princess diperbarui pada Januari 2019 dan diperkirakan dapat mengangkut kurang dari 3.000 orang, termasuk tamu dan kru.
Menurut laporan The Independent pada Rabu, 19 Februari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah menganalisis 118 penumpang kapal pesiar selama satu dekade terakhir karena beberapa orang di Diamond Princess tertular COVID-19, yang menyebabkan semua orang penumpangnya jatuh sakit. Karena karantina di Laut Jepang, wabah virus yang serius menyebar ke seluruh dunia.
Angka ini mungkin menjelaskan seberapa sering virus ini menyebar luas, terutama di belahan bumi utara. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Januari adalah bulan paling berisiko untuk bepergian, terbukti dengan 19 wabah yang terjadi antara tahun 2010 dan 2019.
Pada bulan-bulan lainnya, CDC mencatat 18 wabah virus pada bulan Februari, sedangkan bulan Maret dan April masing-masing mengalami 15 wabah. Menjelang akhir tahun, penyebaran virus ini menurun, dengan hanya 12 wabah di bulan November dan 10 wabah di bulan Desember. Selebihnya, rata-rata jumlah epidemi tidak akan mencapai 10.
Pada tahun 2018, dua epidemi serius terjadi pada bulan Juni saja, keduanya disebabkan oleh virus yang belum diketahui. Salah satunya adalah Holland America Line Zaandam yang berdampak pada 95 dari 1.472 penumpang.
Sedangkan pada tahun 2017, kasus terjadi pada bulan Juni, saat musim panas di Amerika Serikat dan Belanda. Tahun itu, terjadi enam wabah di kapal pesiar Norden dan Volendam.