The Fed Pangkas Suku Bunga, Sektor Saham Ini Patut Dicermati
thedesignweb.co.id, Jakarta Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menjelaskan penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) membawa sentimen positif bagi pasar saham Tanah Air.
“Hal ini membawa sentimen dan optimisme pasar saham ke depan, pada minggu ini IHSG kembali mencatatkan Nilai Aset (ATH) tertingginya,” kata Mftahul dari thedesignweb.co.id, Jumat (20/9/2024).
Mifta menjelaskan, penurunan suku bunga secara umum dapat berdampak pada hampir seluruh sektor Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun menurut Mifta, sektor real estate merupakan salah satu sektor yang masih berpotensi mendongkrak sentimen tersebut dengan uang tunai.
Miftah mengatakan investor bisa saja berbondong-bondong membeli saham-saham di sektor tersebut yang tentunya undervalued dan memiliki rekam jejak kinerja yang meningkat.
“Investor bisa memanfaatkan kesempatan bertransaksi dengan membeli saham-saham seperti BRRI dan SMRA,” jelasnya.
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pasar pada Jumat 20 September 2024. IHSG terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi dan rupee menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data RTI, IHSG flat di 7.905,39. Pada pukul 09.47 WIB, IHSG melemah 1,62 persen menjadi 7.777.
Sebelumnya, harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) anjlok pada sesi I perdagangan Jumat (20/9/2024). Koreksi saham BREN ini terjadi setelah Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell bersiap menghapus saham BREN dari indeks FTSE Global Stock Indonesia.
Mengutip data RTI, saham BREN turun 19,95 persen pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat pekan ini. Harga saham BREN berakhir di Rp 8.825. Saham BREN berada pada harga tertinggi Rp 10.200 dan terendah Rp 8.825 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 7.508 kali dengan volume perdagangan 142.696 lembar saham. Nilai transaksinya Rp 125,9 miliar. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham BREN sebesar Rp 1.180 triliun.
Pekan lalu, harga saham BREN anjlok 24,89 persen. Namun masih naik 48,9 persen year-on-year atau year-to-date.
Koreksi pada saham BREN menyusul dikeluarkannya saham BREN dari indeks FTSE oleh FTSE Russell. Selain itu, koreksi pada saham BREN mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,4 persen menjadi 7.792,18. Pada perdagangan sesi I, IHSG sempat mencatatkan tertinggi 7.910,86 dan terendah 7.738,32.
Sebanyak 336 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 200 saham menguat dan 251 saham flat. Total frekuensi perdagangan sebanyak 697.754 kali dengan volume perdagangan 16,6 miliar lembar saham. Nilai transaksi hariannya Rp 7,2 triliun. Nilai tukar rupee terhadap dolar AS berkisar 15.060.
Sektor ekuitas sebagian besar mengalami tekanan kecuali sektor non-siklikal yang menguat sebesar 0,86 persen, sektor teknologi sebesar 1,29 persen, dan ekuitas sebesar 0,36 persen.
Sementara saham infrastruktur mencatat koreksi paling besar yakni turun 3,06 persen. Selain itu, sektor saham melemah 0,82 persen, sektor saham fundamental turun 1,52 persen, dan sektor saham industri turun 0,39 persen.
Kemudian sektor cyclical turun 0,33 persen, sektor kesehatan turun 0,15 persen, sektor keuangan turun 0,34 persen, dan sektor real estate turun 0,62 persen.
Sementara itu, pengumuman FTSE Russell yang diterbitkan pada Kamis 19 September 2024 menyebutkan Barito Renewables Energy akan dikeluarkan dari FTSE Russell Index pada Selasa 24 September 2024.
“Barito Renewables Energy (Indonesia, BR2QH3, Large Cap Addition) telah ditambahkan ke FTSE Global All Cap Index Series dan indeks terkait akan dihapus dari FTSE Russell Index mulai pembukaan Selasa, 24 September 2024,” katanya. .
Penghapusan pencatatan saham BREN dari indeks FTSE menyebabkan pemegang saham menguasai 97 persen dari total saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan mengenai pembatasan free float terkait konsentrasi pemegang saham besar.
Produk pelacakan T+5 yang diterbitkan setelah penutupan Jumat 20 September 2024 menunjukkan penghapusan saham BREN dari indeks FTSE Russell.