THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Lifestyle

Kemenparekraf Sesalkan Harimau Sumatera Kembali Mati dan Tersisa 7 Ekor di Medan Zoo

thedesignweb.co.id, Jakarta – Belum lama ini, Perusahaan Umum Daerah Pembangunan (PUD) Kota Medan, Sumatera Utara mengumumkan seekor harimau sumatera betina koleksi Medan Zoo mati karena sakit yang dideritanya. menderita Harimau Si Manis mati pada Jumat 20 September 2024 sekitar pukul 16.30 WIB. Peristiwa yang sudah beberapa kali terjadi ini menarik perhatian beberapa pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Tentu kami sangat sedih dengan kejadian ini, apalagi harimau sumatera termasuk langka dan banyak pengunjungnya, kata Kepala Pakar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niskaya, Senin, 30 September 2024. , di Jakarta.

Nia menambahkan, kebun binatang seperti Medan Zoo menjadi salah satu tempat wisata yang disukai keluarga karena mampu menarik banyak pengunjung atau wisatawan. “Kalau remaja atau dewasa kalau jalan-jalan biasanya pergi sendiri atau bersama pasangan atau teman dekatnya, tapi kalau anak-anak ke kebun binatang pasti ikut orang tua atau anggota keluarga lainnya, jadi bisa mendatangkan banyak pengunjung.” Nia menjelaskan.

“Pengunjung tentu berharap kebun binatang ini memiliki banyak atraksi, termasuk harimau sumatera, sehingga kami berharap kejadian seperti itu tidak terulang kembali,” imbuhnya.

Sedangkan Si Manis yang mati di Kebun Binatang Medan adalah seekor kucing besar macan kumbang dengan ciri khas belang di bulunya. Dia meninggal karena penyakit yang dideritanya. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut yang melakukan otopsi menyebutkan Si Manis diduga mengidap penyakit hati, jantung, dan ginjal.

Pada Minggu, 29 September 2024, petugas kesehatan hewan Kebun Binatang Medan dr Muhammad Saya mengatakan, “Cukup parah, ada gumpalan cairan di livernya. Jantungnya juga menebal. Mengutip Antara.

 

Harimau sumatera betina berusia 23 tahun ini pertama kali masuk ke Kebun Binatang Medan pada tahun 2005, bersama dengan seekor harimau sumatera jantan bernama Anggi. Kematian Si Manis hanya menyisakan tujuh ekor harimau sumatera di kebun binatang asal Medan. Sebelumnya diberitakan, lima ekor harimau mati di Medan Zoo, yakni tiga ekor harimau sumatera bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhalisa pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik berusia 13 tahun pada 13 Desember 2023.

Kemudian dua ekor harimau Bengal yang diberi nama Avatar pada 3 Desember 2023, dan Vesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024. Hasil nekropsi menunjukkan timbunan lemak di jantung dan beberapa organ lainnya, termasuk kelompok tua Harimau Sumatera yang berusia di atas 20 tahun, jelasnya.

Sebelumnya, Si Manis sempat dinyatakan sakit cukup parah pada Mei 2024. Namun dengan perawatan intensif akhirnya dia bisa hidup beberapa bulan. “Minggu ini Si Manis benar-benar tidak mau makan daging dan Jumat (20/9) sore sudah tidak ada lagi,” kata dr Muhammad Shia.

Direktur Utama PUD Pembangunan Adrian Surbakti mengakui segala upaya telah dilakukan baik dari segi pengelolaan, perawatan hewan, pemeliharaan kandang hingga lokasi Medan Zoo. Kondisi harimau tua itu sudah dibersihkan oleh dokter hewan, kata Adrian.

Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan kabar duka atas matinya seekor harimau di Kebun Binatang Medan. Informasi yang diperolehnya dari PUD Pembangunan, harimau tersebut mati karena usia tua.

“Biasanya harimau di alam liar umurnya bisa sampai 15 tahun. Kalau dikurung bisa sampai 20 tahun. Tapi harimau yang mati ini umurnya 23 tahun,” kata Bobby seperti dikutip saluran lokal Liputan6. com. , 22 September 2024.

Bobby Nasution pun mengajak masyarakat untuk mengagumi kelahiran dua hewan yang baru lahir, yakni kuda dan rusa, di Kebun Binatang Medan. “Kami berharap hal ini dapat menambah semangat Pemko Medan dan PUD Pembangunan untuk membangun Medan Zoo yang lebih baik lagi ke depannya,” kata Bobby.

Kondisi mengkhawatirkan juga muncul di Kebun Binatang Medan. Sejak November 2023, setelah beberapa harimau mati silih berganti, hewan-hewan di kebun binatang juga tidak punya makanan.

Melihat laman Instagram resmi @medanzoo, selama beberapa bulan terakhir pihak pengelola Medan Zoo mengunggah bantuan pangan untuk hewannya yang berasal dari sumbangan komunitas pecinta satwa. Organisasi seperti Wildlife Whisperer Sumatra bahkan ikut campur tangan, termasuk aktivis hewan Alshad Ahmed. 

“@wildlifewhisperersumatera Terima kasih selalu menjaga @medanzoo,” kata akun Medan Zoo pada 26 Mei 2024. Ada juga influencer yang peduli terhadap masyarakat lokal yang memberikan bantuan hewan dan makanan. Meski demikian, masih perlu dilakukan perbaikan pada pengelolaan Kebun Binatang Medan.

Wali Kota Bobby membenarkan pihaknya tengah melakukan konservasi kawasan Medan Zoo, khususnya kesehatan hewan. Berlokasi di Jalan Bunga Rampai IV, Desa Simalingkar B, Medan Tuntungan, Medan Zoo diketahui memiliki sekitar 110 satwa yang terdiri dari mamalia, reptil, dan burung hingga Januari 2024.

“Ini jelas dengan pihak ketiga, bukan dengan APBD. Kita tidak bisa langsung masuk karena harus menambah modal, karena itu BUMD,” kata pria 32 tahun itu.

Walikota juga menyampaikan, pembenahan Medan Zoo bukan tugas pokok DPRD Kota Medan, melainkan tugas pokok PUD Pembangunan yang mengelola kebun binatang ini. Sebab, PUD Pembangunan memegang aset milik Medan Zoo dan perjanjian kerja sama dengan investor.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *