Bursa Perketat Syarat IPO, 40% Calon Emiten Gugur
thedesignweb.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memilih perusahaan menjanjikan yang berencana memulai bursa. Hal ini untuk menjamin keamanan investor dengan menjamin stabilitas perusahaan pasca IPO dan setelah penjualan di pasar saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, beberapa perusahaan terpaksa menunda IPO karena tidak memenuhi persyaratan bursa.
Salah satu hal yang paling banyak ditangani pasar saham adalah tim saat ini. Ketika kita yakin bahwa suatu perusahaan bisnis mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan likuid dalam jangka pendek.
“Jadi perusahaannya sudah kita kaji secara menyeluruh. Ada yang menolak (IPO). Mungkin karena grupnya tetap. Saat ini sekitar 40% sudah ditolak bursa karena sudah kita kaji secara lengkap.” kata Nyoman kepada wartawan, Selasa (8/10/2024).
Sehubungan dengan proses IPO, BEI memastikan seluruh emiten mematuhi persyaratan yang berlaku.
Dalam melakukan penilaian, BEl tidak hanya memperhatikan aspek formal persyaratan daftar saja, namun juga mengkaji aspek-aspek penting yang berkaitan erat seperti saat ini, nama direktur, nama Direksi, dan nama Dewan Komisaris. harapan pembangunan. Daftar calon rumah.
Prosedur pencatatan yang diselenggarakan BEI selalu dijaga dengan baik dengan mempertimbangkan kondisi terkini dinamika pasar modal. Untuk meningkatkan kualitas perusahaan terdaftar, beberapa inisiatif dilakukan. Saat ini BEI sedang dalam proses penyesuaian kriteria pencatatan yang meningkatkan persyaratan minimum untuk menjadi perusahaan tercatat di BEI.
Sebelumnya, tren pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini tampak tenang. Pada semester I tahun ini, bursa sudah kedatangan 32 emiten baru dari target bursa sebanyak 62 IPO hingga akhir tahun.
Indeks ini tidak akan banyak berubah pada kuartal III 2024. Hingga 5 September 2024, sudah ada 34 perusahaan yang mencatatkan saham baru dan masih ada 25 perusahaan dalam pipeline. Jumlah total yang diterima adalah 5,2 triliun rudimen, lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Analis pasar modal Desmond Wira menilai target IPO BEI tidak akan tercapai pada tahun ini. Selain masih banyak waktu, ketidakpastian perekonomian saat ini juga terlihat jelas.
“Dengan waktu kurang dari tiga bulan, saya kira target IPO 62 belum tercapai. Banyak emiten yang menunda IPO, termasuk ada juga yang masuk dalam pipeline IPO BEI namun malah mundur,” kata Desmond kepada Liputan6. .dengan, Jumat (13/9/2024).
Beberapa faktor utama yang membuat perusahaan menunda IPO, yang pertama adalah kondisi perekonomian yang stabil. Menurut Desmond, perekonomian Indonesia yang kurang cerah tahun ini membuat banyak perusahaan menunda IPO.
Kedua, adanya ketidakpastian, misalnya pada pemilu yang diselenggarakan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat. Di dalam negeri, Partai Demokrat belum selesai karena masih ada pemilihan kepala daerah.
“Jadi banyak hal yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya tahun pemilu akan dilanjutkan dengan pemilu kepala daerah. Hal ini memaksa perusahaan untuk menunda IPO. Bahkan kondisi eksternal, dimana perekonomian dunia tidak terpenuhi, kondisi geopolitik kekuatan NATO. “Perang Rusia berdampak pada semua orang,” kata Desmond.
Menurut analis riset ekuitas Indonesia Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer, IPO pada paruh kedua tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan paruh pertama tahun 2024. Secara keseluruhan, IPO tahun ini berjalan lambat dibandingkan IPO beberapa tahun terakhir.
Selain itu, dengan ketatnya seleksi BEI, penggalangan dana melalui IPO mungkin tidak sebanyak tahun lalu, kata Khaer dalam pemberitaan thedesignweb.co.id sebelumnya.
Namun dibandingkan dengan pemberi pinjaman lain di kawasan ASEAN, pertumbuhan perusahaan baru yang tercatat di BEL akan terus menjadi yang tertinggi hingga tahun 2024. BEI melaporkan pertumbuhan yang konstan pada perusahaan yang tercatat di kawasan ASEAN mulai tahun 2018.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengisyaratkan IPO akan berjalan pada kuartal keempat. Menurut Iman, sebagian besar perusahaan yang melakukan IPO melaporkan data keuangan bulan Juni atau Desember. Iman menjelaskan, perseroan mempunyai tenggat waktu sekitar tiga bulan untuk laporan keuangan diaudit. Kami memperkirakan jika perseroan menggunakan laporan keuangan per Juni, kemungkinan besar IPO akan dilakukan pada kuartal keempat.
“Kalau sibuk pakai buku bulan Desember, kamu pakai buku bulan Juni. Kalau awal, butuh waktu 3 bulan. Kuartal keempat pasti sibuk. Jadi kuartal keempat biasanya paling sibuk.” jempolnya,” jelas Iman.
Fokus IPO
Sayangnya, alih-alih menunjukkan apakah target IPO akan terpenuhi, Direktur Penilaian Korporat BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, bursa menargetkan 340 listing dari aplikasi berbeda pada tahun ini.
Jadi jangan fokus (target IPO) 60. Total instrumennya ada 340. Itu antara lain saham, ETF, REIT, DINFRA, obligasi, EBA, EBUS, dll. Sejauh ini ada 353. Tercapai 104 persen, kata Nyoman. .
Sehubungan dengan proses IPO, BEI memastikan seluruh emiten mematuhi persyaratan yang berlaku. Dalam melakukan penilaian, BEI tidak hanya mempertimbangkan aspek formal persyaratan pencatatan, namun juga mengkaji aspek-aspek penting yang sangat berkaitan seperti situasi saat ini, nama direktur, nama Direksi, Dewan Komisaris, dan prospek pertumbuhan perusahaan prospektif. .
Prosedur pencatatan yang diselenggarakan BEI selalu dijaga dengan baik dengan mempertimbangkan kondisi terkini dinamika pasar modal. Untuk meningkatkan kualitas perusahaan terdaftar, beberapa inisiatif dilakukan. BEI saat ini sedang dalam proses penyesuaian kriteria pencatatan yang meningkatkan persyaratan minimum perusahaan yang tercatat di BEI.