Kesehatan

Kalah di Peparnas 2024, Atlet Tenis Meja Sumsel Pelajari Teknik Pemain Lain agar Bisa Lebih Baik

thedesignweb.co.id, Tepuk tangan meriah terdengar dari pemain disabilitas asal Sumatera Selatan (Sumsel), Musarul, yang berada di kubu menyaksikan pertandingan pingpong di ajang Pukoerno Sukoharjo 2024.

Pemain berusia 36 tahun itu mengaku baru pertama kali mengikuti Papernas dan sayangnya tidak bisa membawa pulang medali.

Meski begitu, ia tetap senang bisa menjadi bagian dari Papernas dan terus bekerja keras untuk menjadi pemain yang lebih baik. Salah satu cara yang ia pelajari adalah dengan menyaksikan para atlet bertanding.

“Meski kalah, saya tetap puas. Banyak teman baik yang bertemu dan berbagi pengalaman istimewa mereka. Makanya, walaupun sudah tamat, saya tetap menontonnya agar tahu cara bermainnya yang bagus, dan saya belajar, kata Musrul kepada difabelthedesignweb.co.id saat ditemui Gore Bang Karno di Sukoharjo. Jumat (11/10/2024).

Musarul tidak dilahirkan dengan disabilitas, ia mengalami kecelakaan sepeda motor pada usia 21 tahun pada tahun 2011.

“Tahun 2011 pernah ada kecelakaan sepeda motor, mukanya tidak ada, tapi tulang belakangnya patah sehingga tidak bisa berjalan,” kenang pria yang menggunakan kursi roda ini.

Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang ini mengatakan, saat pertama kali menjadi penyandang disabilitas, ia sempat tidak yakin.

Ia menilai disabilitas merupakan penghambat perkembangannya. Namun, mereka kini menyadari bahwa penyandang disabilitas memang mempunyai potensi untuk mengembangkan diri.

“Awalnya saya tidak yakin, saya tidak percaya apakah saya bisa bermain tenis stadion ketika punggung saya patah. Yang jelas, kapan pun kita mau berlatih, apalagi olahraga untuk penyandang disabilitas, itu mengubah kecacatan kita. Kata Masarul : “Ada derajat yang berbeda-beda dan orang buta yang melihat, mempunyai kecacatan dari orang cacat.”

Masarul berpesan kepada para penyandang disabilitas untuk tetap semangat dan percaya diri. Pasalnya, olahraga difabel kini didukung oleh pemerintah.

Masarul mengatakan, “Jagalah semangat kalian terhadap teman-teman kalian yang difabel, apalagi saat ini pemerintah sudah memberikan dukungan seratus persen kepada kami, tidak membeda-bedakan antara difabel dan difabel, jadi tetaplah semangat.”

 Ia juga berpesan kepada para penyandang disabilitas untuk tidak merasa minder.

“Jangan pernah merasa rendah diri, karena kita sama, tidak ada bedanya, seperti yang mampu berdiri dan yang mempunyai anggota tubuh penuh, tidak ada perbedaan sama sekali, karena masing-masing mempunyai bagiannya masing-masing” Yang penting adalah kita terus semangat, yang terpenting kita jaga hati kita karena Tuhan tidak melihat badan, Tuhan melihat hati”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *