Teknologi

Larangan Medsos pada Anak di Bawah 16 Tahun bisa Bikin Renggang Hubungan Australia-AS?

thedesignweb.co.id, Jakarta menyebutkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese adalah pemilik Musk X, perusahaan yang mengkritik larangan Elon Musk terhadap media sosial untuk anak di bawah 16 tahun.

Ia juga mengaku terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan para miliarder mengenai larangan yang akan menyasar beberapa raksasa teknologi.

Namun aturan baru tersebut disebut-sebut akan merenggangkan hubungan Australia dengan mitra utamanya, Amerika Serikat (AS), mengingat Elon Musk merupakan tokoh kunci dalam pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.

“Kami akan berbicara dengan siapa pun,” kata Albanese ketika ditanya apakah dia bersedia berbicara dengan Musk tentang pelarangan media sosial.

“Menurut Elon Musk, dia punya agenda, dan sebagai pemilik, dia punya hak untuk mengkritik.

Undang-undang tersebut memaksa para pemimpin media sosial termasuk Instagram dan Facebook (Metta) untuk mencegah anak di bawah umur mengakses akun TikTok mereka, atau menghadapi denda sebesar AUD 49,5 juta atau Rp 500 miliar.

Uji coba pendekatan penegakan hukum dijadwalkan akan dimulai pada bulan Januari 2025, dan larangan tersebut akan berlaku dalam waktu satu tahun.

“Kami bertekad untuk mewujudkannya, dan Parlemen Australia mengesahkan undang-undang ini dengan suara mayoritas,” tutup Albanese.

Jika aturan tersebut diterapkan, perusahaan seperti TikTok dan Instagram harus menggunakan teknologi tersebut untuk memverifikasi usia pengguna.

Dikutip surat kabar Engagdet, Jumat (29/11/2024), pemerintah Australia memastikan dokumen pribadi seperti paspor atau SIM tidak diperlukan dalam proses tersebut. Namun, banyak platform game seperti Fortnite, Roblox, dan aplikasi pendidikan dikecualikan.

Platform yang melanggar aturan akan didenda AUD 49,5 juta. Aturan tersebut akan mulai berlaku setidaknya dalam 12 bulan ke depan dan akan memberikan waktu bagi platform digital untuk bersiap.

Meski tampak jelas, namun banyak pihak yang meragukan efektivitas aturan ini. Remaja yang paham teknologi bisa menggunakan VPN untuk melewati batasan, jadi aturan ini mungkin tidak terlalu efektif. Selain itu, ada kekhawatiran tentang perlindungan privasi dalam proses verifikasi usia.

Jika aturan ini diterapkan, Australia akan memiliki batasan usia pengguna media sosial tertinggi di dunia. Banyak negara, termasuk Perancis, Norwegia dan Inggris, sedang mempertimbangkan langkah serupa.

Khususnya di Amerika Serikat, beberapa negara bagian telah mencoba menggunakan aturan serupa, namun banyak di antaranya yang menghadapi masalah hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *